Israel Bom Pesawat Jamaah Haji di Yaman

Militer Israel menghancurkan satu-satunya pesawat Yemeni Airlines di Bandara Sanaa yang akan membawa jamaah haji ke Jeddah, dalam serangan udara yang memicu kecaman luas dari berbagai pihak.

Sanaa, EKOIN.CO — Empat ledakan mengguncang Bandara Internasional Sanaa, Yaman, pada Rabu pagi, 29 Mei 2025. Serangan udara ini dilancarkan oleh militer Israel, menghantam infrastruktur penting bandara.

Salah satu target utama adalah pesawat milik Yemeni Airlines yang dijadwalkan mengangkut jamaah haji ke Jeddah, Arab Saudi. Pesawat tersebut dihancurkan total di landasan.

Serangan dimulai saat pesawat Airbus A320-233 baru saja mendarat dari Amman, ibu kota Yordania, sekitar pukul 09.10 waktu setempat. Pesawat itu seharusnya mengangkut jamaah haji ke Tanah Suci.

Direktur Bandara Internasional Sanaa, Khaled al-Shaif, menyampaikan melalui platform X bahwa Israel menghancurkan satu-satunya pesawat yang masih berfungsi di bandara tersebut.

“Israel menargetkan pesawat fungsional terakhir milik Yemeni Airlines di Bandara Internasional Sana’a, sehingga menghancurkannya sepenuhnya,” tulis al-Shaif dalam pernyataannya.

Eskalasi Serangan Israel

Data penerbangan yang dilansir dari Flightradar24 dan dikutip oleh Aljazirah menunjukkan bahwa pesawat tersebut direncanakan menuju Jeddah untuk mengangkut jamaah haji.

Pihak bandara sebelumnya telah mengumumkan pengoperasian dua penerbangan harian ke Jeddah selama sembilan hari. Langkah ini bertujuan memfasilitasi ribuan warga Yaman yang ingin menunaikan ibadah haji.

Namun, serangan militer ini memutus rencana tersebut. Tidak hanya menghancurkan pesawat, serangan juga menyebabkan kerusakan pada landasan pacu dan fasilitas pendukung penerbangan lainnya.

Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok Houthi di Yaman. Kelompok tersebut telah menyerang kapal-kapal komersial yang menuju Israel melalui Laut Merah.

Israel mengklaim bahwa serangan ke Yaman adalah bentuk tanggapan terhadap aksi Houthi yang mengganggu pelayaran internasional.

Reaksi dari Houthi dan Tokoh Regional

Pemimpin kelompok Houthi, Abdel-Malik al-Houthi, menanggapi serangan itu dalam pidatonya beberapa jam setelah insiden terjadi. Ia menyebut tindakan Israel sebagai upaya pelemahan moral.

“Israel ingin mengisolasi rakyat Palestina dan memastikan tidak ada negara Muslim yang menanggapi agresinya di Gaza,” kata al-Houthi, seperti dikutip dari kantor berita SABA.

Menurutnya, dukungan terhadap rakyat Palestina tidak akan surut. Ia menyebut penderitaan rakyat Palestina telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Kami berjuang untuk mendapatkan posisi yang lebih kuat di samping rakyat Palestina,” ujarnya dengan tegas. Ia juga menegaskan bahwa Israel tidak akan berhasil menghambat transportasi jamaah haji.

“Salah satu tujuan serangan Israel di Bandara Sanaa mungkin untuk menghambat transportasi jamaah, tapi Insya Allah mereka akan gagal,” kata al-Houthi menambahkan.

Kecaman dari Hizbullah Lebanon

Serangan Israel terhadap fasilitas haji di Sanaa menuai kecaman keras dari kelompok Hizbullah di Lebanon. Mereka menyebut serangan itu sebagai tindakan “agresi biadab”.

Kelompok tersebut menuduh Israel memperluas area serangannya. “Israel menyerang dari Gaza, ke Lebanon, dan sekarang ke Yaman,” ungkap Hizbullah dalam pernyataan resmi.

Mereka menyebut serangan itu sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan. Hizbullah juga mengarahkan kritik tajam kepada Amerika Serikat.

Menurut Hizbullah, sikap diam dunia internasional terhadap agresi Israel sangat memalukan. Mereka menyebutnya sebagai bentuk dukungan diam-diam terhadap kekejaman yang terjadi.

Hizbullah menyerukan solidaritas kuat untuk rakyat Yaman. Mereka memuji keteguhan rakyat dan kepemimpinan Yaman dalam membela rakyat Palestina di Gaza.

Upaya Menggugah Komunitas Internasional

Dalam pernyataannya, Hizbullah juga mendesak negara-negara Arab dan Islam agar segera mengambil tindakan nyata. Mereka menuntut pembukaan blokade terhadap Gaza.

“Negara-negara merdeka harus segera bertindak demi keadilan dan kemanusiaan,” kata juru bicara Hizbullah. Mereka menekankan pentingnya tindakan kolektif yang konkret.

Serangan terhadap pesawat jamaah haji juga disebut menodai nilai-nilai suci Islam. Hizbullah menyebut insiden ini sebagai “penghinaan terhadap hak umat Muslim”.

Kelompok tersebut menyatakan, dunia Islam tidak boleh tinggal diam terhadap serangan semacam ini. Mereka mengingatkan tentang konsekuensi diamnya komunitas internasional.

Dukungan terhadap Palestina dianggap sebagai kewajiban moral. Dalam konteks ini, Yaman dianggap telah mengambil sikap tegas yang layak menjadi contoh.

Tanggapan Global Dinantikan

Hingga kini, belum ada respons resmi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau negara-negara Barat mengenai serangan di Sanaa tersebut. Dunia menanti sikap mereka.

Sementara itu, media internasional mulai menyoroti insiden ini. Banyak yang mempertanyakan alasan penyerangan terhadap fasilitas sipil yang digunakan untuk ibadah haji.

Human Rights Watch dan Amnesty International belum mengeluarkan pernyataan resmi. Namun sejumlah pengamat menyebut serangan tersebut melanggar Konvensi Jenewa.

Serangan terhadap infrastruktur sipil dan kegiatan keagamaan dianggap sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Dunia diminta untuk tidak menutup mata.

Dalam situasi seperti ini, tekanan terhadap lembaga internasional untuk bertindak semakin menguat. Terlebih, korban yang ditargetkan adalah jamaah yang hendak beribadah.

Serangan udara Israel di Bandara Sanaa menggambarkan kompleksitas dan eskalasi konflik di Timur Tengah yang merambah sektor keagamaan. Dampaknya tidak hanya bersifat fisik, tapi juga psikologis bagi rakyat sipil, khususnya warga Yaman yang hendak berhaji.

Perlu ada konsensus internasional untuk menolak penggunaan kekerasan terhadap fasilitas ibadah. Negara-negara dunia harus mempertegas sikap mereka terhadap pelanggaran hukum internasional yang terjadi berulang kali.

Solidaritas terhadap korban perlu diwujudkan dalam bentuk bantuan kemanusiaan nyata, bukan hanya pernyataan kecaman. Yaman dan rakyat Palestina menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan global.

Kesinambungan dukungan terhadap Palestina tidak bisa dilepaskan dari peran masyarakat dunia. Khususnya negara-negara Muslim, agar tidak terperangkap dalam diam dan abai.

Israel harus dihentikan melalui jalur diplomatik dan tekanan internasional yang efektif. Dunia tidak boleh membiarkan ibadah suci seperti haji dikotori oleh kekerasan bersenjata.(*)

Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

Exit mobile version