Profesor Unpad Beberkan Kunci RI Hindari Jadi Negara Gagal

Prof. Arief Anshory Yusuf menekankan transformasi institusi dari sistem ekstraktif ke inklusif sebagai kunci menghindari kegagalan negara, dengan belajar dari kesuksesan Vietnam yang mencapai pertumbuhan 7,09% melalui penciptaan iklim investasi yang kompetitif.

Jakarta, EKOIN.CO – Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Prof. Arief Anshory Yusuf mengungkapkan strategi fundamental untuk mencegah Indonesia menjadi negara gagal. Dalam acara Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, Guru Besar FEB Unpad ini menekankan pentingnya transformasi institusi pemerintahan dari sistem ekstraktif menuju inklusif.

“Institusi itu berarti bureaucratic reform,” tegas Arief, mengutip teori dari buku *Why Nations Fail* karya Daron Acemoğlu dan James Robinson. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tidak bergantung pada modal, melainkan pada kemampuan menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi melalui deregulasi dan insentif.

Vietnam disebut sebagai contoh nyata keberhasilan pendekatan ini. Negeri tersebut berhasil menarik investasi besar seperti Samsung R&D Center dan Intel, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi 7,09% di 2024. “Ini karena mereka menciptakan institusi inklusif,” jelas Arief.

Pemerintah Indonesia saat ini telah memulai langkah serupa dengan menghapus kuota impor yang kerap menjadi sarana rent seeking. Arief yakin kebijakan ini dapat mendorong pencapaian target pertumbuhan 8%. “Rent seeking tidak menciptakan produktivitas,” ujarnya.

Beberapa contoh reformasi institusi yang sudah berjalan termasuk transformasi KAI di era Ignasius Jonan dan digitalisasi layanan visa Imigrasi. “Banyak pelajaran yang bisa diambil. Ini soal kemauan, bukan ketidakmungkinan,” pungkas Arief.

Exit mobile version