Orang Tua Wajib Tahu! Cara Mengatur Keuangan untuk Anak Generasi Alpha

Generasi Alpha menghabiskan Rp2,05 triliun untuk belanja online dalam dua tahun terakhir, dengan tren utama pada layanan pesan antar makanan. Orang tua disarankan mengajarkan pengelolaan uang melalui uang tunai, metode visual seperti "penganggaran pizza", dan melibatkan anak dalam diskusi keuangan sehari-hari.

Jakarta, EKOIN.CO – Generasi Alpha, anak-anak yang lahir antara 2001 hingga 2024, tumbuh dengan kemudahan bertransaksi secara digital. Tanpa perlu uang tunai, mereka bisa membeli mainan, voucher game, atau makanan hanya dengan sekali klik. Namun, kebiasaan ini berpotensi membuat mereka lebih konsumtif jika tidak dibimbing sejak dini.

Berdasarkan riset perusahaan teknologi finansial GoHenry, generasi Alpha di Inggris, AS, Prancis, dan Spanyol telah menghabiskan US$126,2 juta (Rp2,05 triliun) dalam kurun waktu 2023-2024. Sebagian besar pengeluaran tersebut dialokasikan untuk layanan pesan antar makanan, dengan peningkatan 113% dibanding tahun sebelumnya.

Louise Hill, pendiri GoHenry, menjelaskan bahwa kebiasaan belanja instan membentuk perilaku keuangan yang berbeda. “Mereka terbiasa dengan segala sesuatu yang tersedia hanya dengan sekali sentuh, dan ini mendorong perilaku berbeda dalam hal keuangan,” ujarnya, seperti dikutip dari CNBC Make It.

Ia menambahkan, meskipun edukasi keuangan daring semakin banyak, kemudahan akses kartu kredit, pembayaran online, dan layanan pay later justru menyulitkan orang tua dalam mengajarkan pengelolaan uang. “Anak-anak perlu paham bahwa uang harus diperoleh sebelum dibelanjakan,” tegas Hill.

Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Alpha

  1. Perkenalkan Uang Tunai
    Hill menyarankan agar anak-anak memahami nilai uang melalui bentuk fisiknya. “Memberi uang saku rutin membantu mereka belajar menabung dan mengatur pengeluaran,” jelasnya. Misalnya, dengan memberikan uang setiap Sabtu, anak akan lebih sadar tentang prioritas belanja.

  2. Metode “Penganggaran Pizza”
    Untuk remaja, konsep ini membantu memvisualisasikan alokasi keuangan. “Pizza ibarat uang saku. Potongannya mewakili pengeluaran seperti tagihan atau kebutuhan pokok,” kata Hill. Dengan begitu, anak paham berapa sisa uang yang bisa digunakan untuk keinginan.

  3. Libatkan Anak dalam Percakapan Keuangan
    Anak-anak cenderung meniru sikap orang tua terhadap uang. “Saat ada perubahan kebiasaan belanja, seperti berhenti membeli makanan siap saji, ajak mereka berdiskusi,” saran Hill. Misalnya, membuat “fakeaway” atau masakan rumahan bersama untuk menghemat pengeluaran.

Exit mobile version