Jakarta, EKOIN.CO – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Korea Institute of Science and Technology Information (KISTI) dan negara-negara anggota ASEAN memulai inisiatif pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas High Performance Computing (HPC). Proyek ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Republik Korea melalui Korea-ASEAN Cooperation Fund (AKCF).
Sebagai bagian dari komitmen kerja sama tersebut, BRIN menjadi tuan rumah Project Steering Committee (PSC) ASEAN HPC pertama. Pertemuan dilaksanakan pada Kamis, 10 Juli 2025, di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong, Bogor.
Forum bertajuk “Building HPC Infrastructure and HPC Capacity for ASEAN Data Utilization” ini membahas rencana implementasi dan pengelolaan HPC untuk pemanfaatan data kawasan ASEAN. Agenda utama meliputi infrastruktur teknis, pelatihan, dan kolaborasi lintas negara.
Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN, Budi Prawara, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting bagi ASEAN. “Kami telah melaksanakan pertemuan untuk membahas lingkup kerja sama serta penandatanganan kesepahaman antara BRIN dan KISTI,” ujarnya.
Menurut Budi, dukungan Pemerintah Korea dan peran BRIN sebagai tuan rumah sangat strategis. Ia menambahkan bahwa sistem pendingin, jaringan, dan konektivitas data telah disiapkan untuk mendukung operasional optimal HPC di masa mendatang.
Pembangunan Infrastruktur dan Rencana Pelatihan
Deputi Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN, Boediastuti Ontowirjo, menjelaskan bahwa pusat data HPC BRIN ditargetkan rampung pada Januari 2026. “Kita akan membahas kemajuan pembangunan serta pelaksanaan pelatihan sesi kedua sebagai bagian dari transformasi digital,” jelasnya.
Pelatihan sesi pertama telah dilakukan pada Februari 2025. Sementara itu, sesi pelatihan kedua akan digelar Oktober 2025 dan akan difokuskan pada penguatan kompetensi teknis dalam pengelolaan dan pemanfaatan HPC.
Perwakilan dari KISTI, Seunghae Kim dan Jongsung Lee, mengungkapkan bahwa seluruh perencanaan sistem HPC telah selesai. “Kami berharap pembangunan infrastruktur HPC dapat selesai Januari 2026 dan beroperasi penuh Maret 2026,” kata mereka.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pakar dari ASEAN dan Republik Korea yang bertukar gagasan mengenai efektivitas teknologi HPC. BRIN memfasilitasi diskusi teknis dengan mitra regional untuk memperkuat sinergi kawasan.
Forum ini juga menjadi sarana penilaian awal terhadap kesiapan negara-negara anggota dalam menggunakan HPC untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas pengambilan kebijakan publik.
Spesifikasi Sistem dan Manfaat Regional
Sistem HPC yang akan dibangun memiliki kapasitas 3.5 petaFLOPS, terdiri dari 896 inti CPU dan 56 GPU. Setiap node dilengkapi RAM DDR5 sebesar 1.024 GB dan penyimpanan lokal 1,9 TB untuk pemrosesan data cepat.
Jaringan interkoneksi HPC ini memiliki kecepatan hingga 400 Gbps dan mendukung layanan 10 GbE. Sementara itu, penyimpanan total mencapai 3 petabyte dengan sistem berkas bersama dan sistem berbasis flash berperforma tinggi.
HPC berperan krusial dalam riset berbasis Artificial Intelligence, Big Data, dan simulasi komputasi berskala besar. Proyek ini diharapkan mampu mendukung percepatan transformasi digital di ASEAN secara merata.
Selain itu, akses terhadap platform komputasi ini memungkinkan negara-negara anggota ASEAN mengoptimalkan pemanfaatan data ilmiah untuk mitigasi bencana, kesehatan, dan perencanaan pembangunan berkelanjutan.
Inisiatif HPC ASEAN yang difasilitasi BRIN dan KISTI menjadi tonggak penting dalam mewujudkan integrasi teknologi tinggi di kawasan Asia Tenggara. Dengan dukungan Pemerintah Republik Korea, kolaborasi ini dirancang untuk memperkuat daya saing kawasan dalam bidang riset dan inovasi.
Implementasi sistem HPC tidak hanya memperluas kapasitas pemrosesan data tetapi juga membuka peluang pengembangan sumber daya manusia di bidang komputasi dan kecerdasan buatan. Pelatihan lintas negara menjadi instrumen penting untuk meningkatkan kesetaraan teknologi di ASEAN.
Langkah ini menjadi simbol kemitraan strategis dalam era digital. BRIN menargetkan proyek HPC ini dapat beroperasi penuh pada Maret 2026, mendorong kolaborasi lintas negara dan menciptakan jaringan riset berbasis data yang inklusif dan efisien.(*)
