Sanaa EKOIN.CO – Gerakan Ansar Allah (Houthi) yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman mengumumkan dimulainya fase baru dalam kampanye militernya terhadap Israel. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan pada Senin, 29 Juli 2025, Houthi menyatakan akan menyerang kapal dari perusahaan mana pun yang memiliki hubungan dengan pelabuhan-pelabuhan Israel, tanpa memandang tujuan akhir atau negara asal kapal tersebut.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara militer Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, dalam konferensi pers yang disiarkan oleh televisi lokal. Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari “fase keempat blokade laut terhadap musuh”, mengacu pada Israel, dengan latar belakang situasi krisis yang masih berlangsung di Jalur Gaza.
Brigjen Saree menekankan bahwa semua perusahaan pelayaran harus segera menghentikan transaksi dengan pelabuhan-pelabuhan Israel. Jika tidak, kapal-kapal mereka akan menjadi sasaran serangan, baik melalui rudal maupun drone militer Houthi, selama kapal tersebut berada dalam jangkauan operasional mereka.
“Kami memperingatkan semua perusahaan untuk menghentikan transaksi dengan pelabuhan-pelabuhan musuh Israel sejak pernyataan ini diumumkan,” ujar Saree dalam keterangannya. “Jika tidak, kapal-kapal mereka, terlepas dari tujuannya, akan ditargetkan di mana pun yang dapat dijangkau atau dalam jangkauan rudal dan drone kami,” lanjutnya.
Fase Keempat Blokade Laut Dideklarasikan
Langkah ini disebut sebagai eskalasi dari kampanye Houthi sebelumnya yang telah menargetkan kapal-kapal kargo terkait Israel sejak konflik di Gaza meningkat. Saree menyatakan bahwa kebijakan baru ini akan diberlakukan tanpa pandang bulu terhadap negara asal kapal maupun isi muatannya, selama kapal tersebut berhubungan dengan pelabuhan Israel.
Pernyataan resmi itu juga menyebut bahwa gerakan Houthi akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina melalui tindakan militer terhadap kepentingan Israel, termasuk di jalur pelayaran internasional. Saree juga mengimbau negara-negara lain untuk menarik awak kapal mereka dari jalur-jalur pelayaran yang dekat dengan zona konflik agar tidak menjadi korban serangan Houthi.
Gerakan Ansar Allah telah mengklaim kontrol atas sebagian besar wilayah pesisir Laut Merah di Yaman, termasuk pelabuhan strategis di daerah Hodeidah dan sekitarnya. Wilayah ini memungkinkan mereka memiliki akses militer langsung ke jalur pelayaran internasional di Laut Merah.
Langkah terbaru ini berpotensi mengganggu lalu lintas perdagangan global, terutama rute-rute yang melewati Terusan Suez, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Selama beberapa bulan terakhir, beberapa kapal telah dialihkan untuk menghindari ancaman Houthi di wilayah tersebut.
Seruan Peringatan untuk Dunia Pelayaran
Dilansir dari media lokal di Yaman, Houthi telah melakukan berbagai aksi serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal yang dicurigai terlibat dalam transaksi dengan Israel. Namun, belum ada konfirmasi independen mengenai korban atau kerusakan akibat serangan terbaru.
Sementara itu, Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait ancaman baru dari Houthi ini. Namun, pihak keamanan pelayaran internasional disebut telah meningkatkan status kewaspadaan di wilayah Laut Merah dan sekitarnya.
Dalam pernyataan penutupnya, Saree mengingatkan bahwa ini adalah peringatan serius bagi komunitas pelayaran global agar tidak melibatkan diri dengan entitas Israel. Menurutnya, ketidakpatuhan terhadap peringatan ini akan membawa konsekuensi militer yang signifikan.
Houthi sebelumnya telah menyerukan solidaritas global terhadap perjuangan Palestina dan menyatakan bahwa tindakan mereka merupakan bagian dari perang ekonomi dan militer melawan Israel. Mereka juga telah meminta negara-negara sahabat untuk mendukung langkah-langkah embargo terhadap pelabuhan dan kepentingan Israel.
Konflik di Gaza sendiri belum menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan eskalasi militer antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina masih terus berlangsung. Kondisi ini turut memicu meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah, termasuk di wilayah Yaman.
Gerakan Houthi menegaskan bahwa mereka akan menggunakan segala kemampuan militer yang dimiliki untuk mendukung rakyat Palestina, dan fase baru serangan ini adalah bagian dari strategi tekanan terhadap Israel.
Sejumlah analis memperkirakan bahwa tindakan Houthi ini dapat memicu balasan militer dari pihak lain, termasuk kemungkinan intervensi maritim dari negara-negara Barat guna melindungi jalur pelayaran strategis di Laut Merah.
ancaman ini menandai eskalasi signifikan dari konflik yang sebelumnya terfokus di darat dan udara, kini meluas ke laut. Komunitas internasional dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga keamanan pelayaran di kawasan tersebut.
Menyikapi situasi ini, langkah diplomasi dan koordinasi keamanan di wilayah Laut Merah menjadi sangat penting untuk mencegah meluasnya konflik. Negara-negara pengguna jalur pelayaran ini diperkirakan akan meningkatkan pengamanan atas armada mereka.
Langkah preventif juga diharapkan dari organisasi pelayaran internasional agar dapat memberi panduan yang jelas bagi perusahaan terkait jalur yang aman. Komunikasi dengan pihak Houthi mungkin menjadi bagian dari upaya meredakan ketegangan yang berkembang.
Krisis di Gaza menjadi pemicu utama langkah Houthi ini. Oleh sebab itu, penyelesaian diplomatik terhadap konflik utama menjadi kunci untuk meredam aksi militer lanjutan di wilayah sekitarnya.
Dengan meningkatnya ancaman terhadap kapal dagang, semua pihak yang berkepentingan perlu menilai ulang operasi pelayaran mereka di kawasan Laut Merah. Situasi saat ini memerlukan kehati-hatian ekstra untuk mencegah dampak ekonomi global yang lebih luas. ( * )
