Wali Kota Athena: Kami Tak Butuh Pelajaran Demokrasi dari Pembunuh Warga Sipil Di Gaza

Doukas menolak kritik Israel dan menyoroti genosida Gaza. Athena tak terima ceramah demokrasi dari pembunuh sipil.

Athena EKOIN.CO – Wali Kota Athena, Haris Doukas, melontarkan kritik tajam terhadap Duta Besar Israel untuk Yunani, Noam Katz, menyusul komentar diplomatik yang menyentil kebijakan Pemerintah Kota Athena terkait grafiti anti-Semit. Pernyataan Doukas disampaikan pada Minggu, 3 Agustus 2025, sebagai tanggapan atas kecaman Katz yang menilai otoritas kota gagal menangani coretan bernuansa kebencian terhadap komunitas Yahudi.

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

Dalam pernyataannya, Doukas menyampaikan bahwa Athena menolak keras pelajaran demokrasi dari pihak yang ia sebut bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil. “Kami sebagai otoritas kota secara konsisten menentang kekerasan dan rasisme. Namun, kami tidak menerima ceramah tentang demokrasi dari mereka yang membunuh warga sipil dan anak-anak yang sedang mengantre makanan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kritik Katz hanyalah bentuk kemarahan selektif yang tidak memedulikan realitas di Gaza. “Sangat menyedihkan bahwa Duta Besar Katz memilih untuk hanya berfokus pada grafiti, yang sebagian besar telah dihapus, sementara menutup mata terhadap genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza,” ujar Doukas sebagaimana dikutip dari TRT Global.

Teguran Dubes Israel dan Tanggapan Wali Kota Athena

Noam Katz sebelumnya menyoroti masalah grafiti anti-Semit di Athena dalam wawancara dengan surat kabar Yunani Kathimerini. Ia menyatakan bahwa tulisan-tulisan tersebut menciptakan suasana tidak nyaman bagi wisatawan Israel dan menyayangkan minimnya respons dari otoritas kota untuk membersihkannya.

Katz menilai bahwa lambannya tindakan dari Pemerintah Kota Athena dalam menangani grafiti tersebut menunjukkan kurangnya komitmen dalam melawan intoleransi. Ia meminta agar tindakan tegas diambil untuk menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi semua pengunjung, khususnya komunitas Yahudi.

Namun, pernyataan Katz justru memicu perdebatan luas, terutama mengingat situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang kian memburuk akibat operasi militer Israel. Pernyataan Doukas dianggap sebagai simbol penolakan terhadap standar ganda dalam penilaian moral dan politik.

Konteks Perang Gaza dan Respons Global

Sejak 7 Oktober 2023, konflik bersenjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 60.800 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak yang menjadi sasaran dalam serangan udara maupun kekurangan kebutuhan pokok akibat blokade.

Blokade Israel terhadap Gaza menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah. Kekurangan pangan, air bersih, dan layanan kesehatan telah merenggut nyawa sedikitnya 175 orang, termasuk 93 anak-anak, akibat kelaparan dan penyakit yang tidak tertangani.

Meski berbagai pihak mendesak gencatan senjata, Israel tetap menolak tuntutan tersebut dan terus melanjutkan operasi militer. Tekanan internasional semakin meningkat, termasuk dari organisasi hak asasi manusia dan beberapa negara anggota PBB.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Selain itu, Mahkamah Internasional (ICJ) juga sedang memproses gugatan genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan. Proses hukum ini mempertegas perhatian global terhadap tindakan militer Israel di Gaza.

Ketegangan diplomatik antara Athena dan Tel Aviv menjadi bagian dari dinamika geopolitik yang berkembang. Respons Doukas terhadap Katz mencerminkan gelombang solidaritas di berbagai belahan dunia terhadap penderitaan warga sipil di Gaza.

Isu grafiti di Athena kini berubah menjadi perdebatan global mengenai kebebasan berekspresi, standar moral internasional, dan perhatian terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Pemerintah Yunani belum memberikan pernyataan resmi terkait polemik ini.

Sementara itu, dukungan masyarakat sipil Yunani terhadap pernyataan Wali Kota Doukas meningkat. Beberapa organisasi HAM lokal menyebut bahwa tanggapan Doukas mencerminkan keberpihakan kepada nilai-nilai kemanusiaan universal.

Polemik ini juga menyita perhatian media internasional yang menyoroti bagaimana insiden lokal dapat menjadi cermin permasalahan global. Banyak pihak menilai bahwa sikap Doukas bisa mendorong diskusi lebih luas mengenai kebijakan luar negeri dan tanggung jawab etis.

Athena, sebagai ibu kota Yunani, berada dalam sorotan karena posisi politiknya dalam isu Palestina-Israel. Sikap Doukas bisa berimplikasi pada hubungan bilateral Yunani dan Israel di masa mendatang.

Hingga berita ini diturunkan, Duta Besar Katz belum memberikan tanggapan lanjutan atas pernyataan Doukas. Belum diketahui apakah pemerintah pusat Yunani akan memediasi atau mengambil posisi netral dalam polemik tersebut.

Ketegangan antara pejabat kota Athena dan perwakilan diplomatik Israel menunjukkan adanya keretakan dalam komunikasi antarnegara yang dipicu oleh perbedaan pandangan moral dan politik.

Kasus ini sekaligus menjadi refleksi atas bagaimana isu grafiti yang bersifat lokal dapat memicu perdebatan diplomatik berskala global. Perkembangan selanjutnya dinantikan oleh berbagai pihak di kancah internasional.

Tanggapan Doukas juga dapat mendorong kota-kota lain di Eropa untuk mengevaluasi sikap mereka terhadap situasi di Gaza dan kebijakan Israel, sekaligus memperkuat posisi moral dalam diplomasi publik.

dari situasi ini menunjukkan bahwa ketegangan diplomatik bisa timbul dari masalah lokal yang berakar pada dinamika global. Polemik antara Haris Doukas dan Noam Katz memperjelas pentingnya tanggung jawab moral dalam kebijakan luar negeri. Insiden grafiti yang semula tampak sepele, berubah menjadi pemicu perdebatan global tentang demokrasi dan hak asasi manusia. Sikap Doukas mempertegas posisi Athena dalam memandang krisis kemanusiaan di Gaza. Situasi ini juga membuka ruang diskusi lebih luas tentang peran kota-kota di dunia dalam mendukung perdamaian dan keadilan global.

untuk meredakan ketegangan ini antara lain dengan membuka ruang dialog antara pemerintah kota Athena dan Kedutaan Besar Israel. Selain itu, penanganan grafiti anti-Semit secara menyeluruh dan transparan dapat membantu mencegah kesalahpahaman. Komitmen bersama untuk menghormati hak asasi manusia tanpa standar ganda juga bisa menjadi landasan diplomasi yang konstruktif. Selanjutnya, komunitas internasional dapat memainkan peran dalam mendorong gencatan senjata di Gaza demi mengakhiri krisis kemanusiaan. Terakhir, media memiliki tanggung jawab untuk memberitakan secara berimbang dan adil, agar masyarakat global dapat memahami situasi secara komprehensif. (*)


 

Exit mobile version