Perbandingan Militer Indonesia dan Myanmar Terbaru 2025

Peringkat Global Firepower 2025 menempatkan Indonesia di posisi delapan Asia. Indonesia memiliki anggaran pertahanan USD 10,6 miliar, Myanmar hanya USD 2,9 miliar

Jakarta, Indonesia EKOIN.CO – Indonesia menempati peringkat kedelapan dalam kekuatan militer Asia menurut indeks Global Firepower (GFP), dengan skor Power Index 0,2557, sedangkan Myanmar berada di posisi kedelapan belas dengan skor 0,6735 pada tahun 2025

Indonesia memiliki sekitar 400.000 personel aktif, didukung 400.000 cadangan dan 250.000 pasukan paramiliter. Sebaliknya, Myanmar memiliki 150.000 personel aktif, cadangan 20.000, dan paramiliter sebanyak 55.000

Dalam aspek keuangan pertahanan, Indonesia mengalokasikan anggaran sebesar USD 10,6 miliar, jauh melebihi Myanmar yang hanya USD 2,948 miliar (. Hal ini mencerminkan kemampuan Indonesia untuk memperkuat kekuatan udaranya melalui modernisasi alutsista.

Dari sisi udara, Indonesia memiliki total 459 pesawat, termasuk 41 pesawat tempur, 34 pesawat serang, serta 214 helikopter. Myanmar memiliki total 317 pesawat, dengan 58 pesawat tempur, 26 serang, dan 83 helikopter

Secara darat, Myanmar unggul jumlah tank dengan 445 unit dibandingkan Indonesia yang memiliki 331 unit. Namun, Indonesia memiliki 20.440 kendaraan lapis baja, jauh lebih banyak daripada Myanmar yang hanya memiliki 5.980 unit

Indonesia juga memimpin dalam hal artileri dengan 153 artileri swagerak dan 396 towed artillery. Sebaliknya, Myanmar hanya memiliki 95 artileri swagerak dan 210 towed artillery Myanmar unggul untuk mobile rocket projectors, dengan 180 unit berbanding 63 unit milik Indonesia

Modernisasi dan Kolaborasi Militer Indonesia

Indonesia sedang menjalankan rencana Minimum Essential Force (MEF) untuk meningkatkan armada kapal laut. Pada 2 April 2024, memesan dua kapal selam Scorpène Evolved yang akan dibangun di PT PAL melalui kerja sama transfer teknologi. Kontrak resmi mulai berlaku 23 Juli 2025, dan konstruksi dimulai akhir Juli 2025

Dalam latihan multilateral, Indonesia menggelar Exercise Komodo 2025 pada 16 Februari 2025 di perairan Tanjung Benoa Bali. Sebanyak 19 kapal perang asing dan 17 kapal perang Indonesia berpartisipasi, dilengkapi helikopter serta pesawat patroli maritim. Latihan juga mencakup aspek kemanusiaan dan bantuan bencana

Selain itu, sejak 2024 Indonesia dan Australia menyelenggarakan Exercise Keris Woomera di Australia dan Situbondo, melibatkan sekitar 2.000 personel yang menjalankan operasi maritim, udara, dan darat serta simulasi evakuasi bantuan bencana

Perbandingan Struktur dan Kapasitas Myanmar

Tatmadaw Myanmar memiliki struktur komando regional terbagi enam, dengan ribuan personel di setiap wilayah. Regional Military Command di Yangon dan Taunggyi masing-masing memiliki hingga 10 brigade aktif ditambah brigade cadangan  Selain itu, ada Mobile Operations Commands (MOC) dan Naval Operations Commands (NOC) yang menangani tugas-tugas penting di wilayah strategis.

Myanmar juga memiliki unit elit Myanmar Navy Special Operations Task Force sebanyak 1.100–1.200 personel untuk operasi maritim khusus seperti kontra-terorisme dan keamanan laut Myanmar Navy memiliki lebih dari 227 kapal perang dengan 19.000 personel aktif, menjadikan angkatan lautnya cukup besar di regional

Dalam konflik internal, Tatmadaw berhasil melakukan operasi taktis melalui intelijen di Rakhine dan Mon State serta menumpas kelompok PDF di selatan Myanmar menjelang Mei 2025  Meski begitu, pasukan pemberontak seperti Arakan Army dan KNDF dianggap semakin terlatih dan kuat


 


Indonesia perlu terus memprioritaskan modernisasi armada udara dan laut untuk menjaga posisi strategis di Asia. Peningkatan alutsista dengan teknologi terbaru, seperti kapal selam dan frigat, sangat penting mendukung ketahanan pertahanan. Latihan multilateral seperti Exercise Komodo dan Keris Woomera perlu dilanjutkan untuk memperkuat interoperabilitas regional. Selain itu, penguatan personel cadangan dan paramiliter akan meningkatkan fleksibilitas operasional. Pendekatan kemanusiaan dan diplomasi regional tetap dibutuhkan untuk menghindari eskalasi konflik.

Meski Myanmar memiliki jumlah tank dan rudal balistik, Indonesia unggul dalam jumlah personel, kendaraan tempur, armada laut dan udara, serta anggaran pertahanan. Rencana MEF, kerjasama internasional, dan investasi alutsista menjadikan Indonesia lebih siap menghadapi ancaman. Myanmar lebih berfokus pada operasi internal dan pemberontakan, sementara Indonesia menempatkan posisi tawarnya di kancah Asia melalui modernisasi militer secara menyeluruh. (*)

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

Exit mobile version