Sudan Terbelah: Dua Pemerintahan Pararel Terbentuk

Civil war in Sudan erupted in April 2023; over 40,000 deaths and nearly 13 million displaced. Ethiopian civil conflict began April 2 2018 and continues with ongoing violence in Amhara and Oromia regions.

Sudan, EKOIN.CO – Berikut ini laporan terbaru mengenai perang saudara yang masih berlangsung di beberapa negara beserta penyebab utama konflik tersebut.

Perang saudara terbesar saat ini melanda Sudan, dimana konflik pecah sejak April 2023 antara Angkatan Darat Sudan dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Eskalasi terjadi setelah konflik internal soal integrasi RSF ke militer nasional, kemudian berkembang menjadi kekerasan berskala besar. Lebih dari 40.000 orang telah meninggal, sementara hampir 13 juta terpaksa mengungsi sejak awal perang

Konflik di Sudan juga ditandai dengan tuduhan terhadap Uni Emirat Arab (UEA), yang dituduh membiayai dan mengerahkan pasukan bayaran dari Kolombia dan negara-negara Afrika untuk mendukung RSF. Sudah ada bukti tidak terbantahkan menurut pemerintah Sudan, meski UEA membantah keras tuduhan tersebut

Selain itu, konflik turut memperlihatkan bahwa dua pemerintah paralel telah terbentuk: satu dikendalikan oleh Angkatan Darat Sudan yang memerintah sebagian besar wilayah termasuk Khartoum dan Port Sudan; dan yang lain dikontrol RSF di Darfur dan sebagian Kordofan, lengkap dengan kewenangan sendiri, de facto calon pemisahan negara mirip kasus Sudan Selatan

Di wilayah Darfur, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menyatakan bahwa telah terjadi kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembersihan etnis serta serangan terhadap rumah sakit dan warga sipil. Krisis kemanusiaan sudah mencapai tingkat intolerabel menurut ICC

Sementara itu, Ethiopia masih menghadapi konflik sipil yang berlangsung sejak tahun 2018. Meskipun perang Tigray sudah mereda, konflik baru muncul di wilayah Amhara dan Oromia. Utamanya konflik dengan kelompok pemberontak Oromo Liberation Army (OLA) dan kelompok Fano, yang terus berlangsung hingga pertengahan 2025

Penyebab utama konflik di Ethiopia berakar pada reformasi internal yang kontroversial oleh pemerintah Perdana Menteri Abiy Ahmed, yang memicu gesekan etnis antara kelompok Oromo dan Amhara terhadap pemerintah federal, serta kegagalan gencatan senjata dan kesepakatan perdamaian sejak tahun 2023 mengakibatkan ribuan korban tewas dan banyak yang tertangkap, serta dampak serius pada infrastruktur dan layanan publik meskipun telah ada upaya kesepakatan damai pada Desember 2024, namun ketegangan kembali memanas setelah kesepakatan itu gagal diterapkan sepenuhnya

Peta Konflik dan Pemicu Utama

Sudan menghadapi fragmentasi politik dan militer antara Angkatan Darat dan RSF yang menimbulkan dua pemerintahan paralel, salah satunya mendukung separatisme di wilayah Darfur dan Kordofan. Sementara tuduhan keterlibatan asing dari UEA memperumit upaya perdamaian

Ethiopia mengalaminya akibat ketidakseimbangan etnis dan kegagalan merekonsiliasi antara pemerintah pusat dengan kelompok-kelompok daerah seperti OLA dan Fano. Reformasi yang dijanjikan perdamaian membawa efek sebaliknya, memperparah konflik internal

Dampak Kemanusiaan dan Risiko Regional

Konflik Sudan menyebabkan bencana kemanusiaan besar: lebih dari 12 juta pengungsi internal dan korban tewas yang mencapai puluhan ribu. Infrastruktur publik hancur, dan norma kemanusiaan dilanggar, termasuk kekerasan etnis dan penangkapan paksa warga sipil

Di Ethiopia, meskipun tidak sebesar Sudan, konflik menyebabkan jutaan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Gangguan terhadap layanan kesehatan dan pendidikan terjadi, serta ketegangan etnis menyebar di berbagai wilayah


Indonesia diharapkan memperhatikan dua kasus ini sebagai pelajaran penting terkait stabilitas nasional. Tindakan preventif berupa inklusivitas politik dan antisipasi manipulasi militer sangat dibutuhkan.

Pemerintah dan masyarakat sipil harus memperkuat dialog lintas etnis, memperhatikan ketentuan HAM serta menjaga netralitas media dalam menyampaikan informasi konflik secara objektif.

juga diberikan kepada komunitas internasional untuk tidak hanya fokus pada satu konflik besar, tetapi memberikan perhatian lebih pada Sudan dan Ethiopia yang jarang menjadi sorotan internasional walau dampaknya luas.

Perdamaian jangka panjang hanya bisa dicapai jika akarnya—seperti ketidaksetaraan etnis dan intervensi asing—diberantas melalui negosiasi dan reformasi yang nyata.


Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

 

Exit mobile version