Nganjuk EKOIN.CO – Kementerian Pekerjaan Umum memastikan Bendungan Semantok di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, dapat memberikan manfaat optimal untuk mendukung pertanian. Bendungan ini menjadi salah satu infrastruktur vital yang mendukung upaya swasembada pangan nasional.
Bendungan yang diresmikan pada akhir 2022 ini memiliki fungsi utama mengairi lahan pertanian seluas 1.900 hektare. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan pentingnya pengelolaan bendungan secara teknis dan operasional agar pasokan air irigasi stabil sepanjang tahun, termasuk pada musim kemarau.
Baca juga : Menteri PU Pastikan Kelayakan Sekolah Rakyat Bantul
“Bendungan Semantok dibangun untuk mengatasi masalah kekeringan di wilayah ini. Dulu, saya pernah datang ketika bendungan ini belum terisi air, dan sekarang, berkat musim hujan, waduk sudah penuh dan siap dimanfaatkan untuk mengairi sawah,” ujar Menteri Dody saat meninjau bendungan, Selasa (12/8/2025).
Bendungan Semantok mampu mendistribusikan air irigasi sebesar 2,47 meter kubik per detik pada musim kemarau. Kapasitas ini memungkinkan pengairan lebih merata sehingga petani di wilayah hilir dapat menghindari risiko gagal panen akibat kekeringan.
Dengan sistem irigasi yang lebih baik, produksi pertanian di wilayah tersebut diharapkan meningkat signifikan. Sebelumnya, banyak lahan pertanian hanya mengandalkan tadah hujan yang tidak dapat diandalkan saat musim kemarau.
Bendungan ini dirancang dengan kapasitas tampung 32,67 juta meter kubik. Sumber airnya berasal dari aliran Sungai Semantok yang mengalir melalui wilayah Kabupaten Nganjuk.
Dengan panjang puncak sekitar 3 kilometer, bendungan ini tercatat sebagai bendungan dengan tubuh terpanjang di Indonesia. Luas area genangannya mencapai 365 hektare, menjadikannya salah satu bendungan terbesar di Jawa Timur.
Selain mendukung sektor pertanian, bendungan ini menyediakan air baku sebesar 312 liter per detik untuk melayani kebutuhan tiga kecamatan, yakni Rejoso, Lengkong, dan Gondang.
Bendungan Semantok juga berperan penting dalam pengendalian banjir di wilayah hilir Sungai Semantok. Dengan kapasitas reduksi banjir 137 meter kubik per detik, bendungan ini dapat mengurangi risiko kerugian akibat banjir saat musim hujan.
Manfaat Ganda untuk Pertanian dan Air Baku
Menurut Menteri Dody, kehadiran bendungan ini tidak hanya menopang sektor pertanian dan penyediaan air baku, tetapi juga memiliki potensi pengembangan pariwisata. Dengan pemandangan alam yang luas, kawasan bendungan dapat menjadi daya tarik wisata lokal.
“Bendungan ini dibuka untuk umum, terutama saat musim libur nasional, sehingga dapat memberi manfaat bagi masyarakat,” jelas Menteri Dody.
Pengelolaan Bendungan Semantok diharapkan tidak hanya mengandalkan pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Sinergi ini diyakini mampu memperkuat manfaat bendungan secara berkelanjutan.
Pemerintah menargetkan bendungan ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor pertanian dan pariwisata. Keberadaan bendungan diharapkan mengurangi angka pengangguran melalui peluang usaha baru.
Selain itu, bendungan juga menjadi penopang strategis bagi ketahanan pangan nasional. Dengan pasokan air yang stabil, produktivitas padi di wilayah ini dapat meningkat dan berkontribusi pada cadangan pangan nasional.
Potensi Wisata dan Ekonomi Lokal
Bendungan Semantok memiliki panorama yang cocok dikembangkan menjadi destinasi wisata air dan rekreasi keluarga. Pemerintah daerah dapat memanfaatkan peluang ini untuk menarik wisatawan lokal dan luar daerah.
Pengembangan wisata di sekitar bendungan juga akan mendukung pelaku UMKM setempat. Potensi ini diharapkan dapat mendorong perputaran ekonomi di Desa Sambikerep dan sekitarnya.
Kehadiran bendungan tidak hanya membawa manfaat langsung kepada sektor pertanian, tetapi juga membuka peluang bisnis baru di sektor perikanan darat. Pemanfaatan area genangan dapat mendukung budidaya ikan air tawar secara terintegrasi.
Dengan pengelolaan yang tepat, Bendungan Semantok berpotensi menjadi salah satu ikon pembangunan infrastruktur di Jawa Timur. Manfaatnya dapat dirasakan lintas sektor, dari pertanian hingga pariwisata.
Keberhasilan pengelolaan bendungan ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain yang memiliki potensi sumber daya air melimpah. Pengalaman dari Bendungan Semantok dapat menjadi referensi untuk pembangunan infrastruktur serupa.
Sebagai kesimpulan, Bendungan Semantok di Nganjuk adalah infrastruktur penting yang memiliki fungsi ganda. Tidak hanya mendukung irigasi pertanian, tetapi juga menyediakan air baku, mengendalikan banjir, dan berpotensi menjadi destinasi wisata.
Dengan kapasitas tampung yang besar dan panjang puncak terpanjang di Indonesia, bendungan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Nganjuk.
Upaya Kementerian Pekerjaan Umum dalam memastikan pengelolaan bendungan berjalan optimal akan menentukan keberlanjutan manfaatnya. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian bendungan.
Jika semua potensi dimanfaatkan dengan baik, Bendungan Semantok dapat menjadi pilar penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Pemerintah daerah dan pusat diharapkan terus bersinergi dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan bendungan. Kolaborasi ini akan membawa manfaat maksimal bagi masyarakat sekitar.( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
