JAKARTA, EKOIN.CO – Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk memimpin proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya. Proyek ini menjadi kelanjutan dari jalur Jakarta–Bandung yang lebih dulu beroperasi dan diharapkan menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Menurut AHY, pembangunan kereta cepat ini bukan sekadar sarana transportasi, tetapi juga strategi besar membuka pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui konsep Transit Oriented Development (TOD). Dengan model ini, kawasan di sepanjang jalur kereta cepat akan berkembang lebih cepat, mendukung mobilitas masyarakat, serta memperkuat perekonomian lokal.
Kereta Cepat dan Konsep TOD
Pemerintah saat ini tengah menyiapkan regulasi khusus berupa Peraturan Presiden (Perpres) untuk memperlancar proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya. Regulasi ini diharapkan mampu mempercepat proses perencanaan, pembangunan, serta operasionalisasi proyek secara terintegrasi.
Konsep TOD memungkinkan setiap stasiun dan area sekitar dirancang sebagai kawasan terpadu dengan fasilitas publik, pusat komersial, dan perumahan. Dengan begitu, transportasi modern ini tidak hanya sekadar jalur perjalanan, melainkan juga pintu masuk bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain itu, proyek kereta cepat juga membuka peluang besar bagi investor asing. China dan Jepang disebut menjadi mitra potensial yang dapat ikut mendanai pembangunan sehingga tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah menegaskan pendekatan ini sebagai upaya menghadirkan pembangunan strategis yang efisien dan ramah fiskal.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan optimismenya terkait rencana pembangunan tersebut. “Kereta cepat akan mempercepat mobilitas warga sekaligus mendongkrak ekonomi lokal, membuka peluang usaha baru, dan meningkatkan konektivitas antarwilayah,” ujarnya.
Investasi dan Dampak Ekonomi
Dengan hadirnya kereta cepat, kawasan perkotaan di jalur Jakarta–Surabaya diproyeksikan akan menjadi magnet investasi. Perusahaan-perusahaan baru akan terdorong membuka usaha, sementara UMKM di sekitar stasiun bisa mendapatkan dampak positif berupa peningkatan konsumen.
AHY menekankan bahwa amanah Presiden bukan sekadar tugas teknis, melainkan tanggung jawab besar untuk membawa perubahan nyata dalam pembangunan nasional. Ia memastikan pembangunan ini melibatkan kerja sama erat antara pemerintah, investor, dan masyarakat agar manfaatnya bisa dirasakan luas.
Selain itu, keberadaan kereta cepat akan mengurangi beban lalu lintas jalan raya yang kerap padat di Pulau Jawa. Perjalanan antarkota yang sebelumnya memakan waktu panjang dapat dipangkas drastis, sehingga produktivitas masyarakat meningkat.
Proyek ini juga dinilai mendukung agenda pemerintah dalam menekan emisi karbon. Dengan transportasi berbasis listrik, kereta cepat lebih ramah lingkungan dibanding moda transportasi berbahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan target nasional menuju pembangunan hijau dan berkelanjutan.
Keuntungan lain yang diprediksi adalah tumbuhnya kawasan baru di sekitar jalur kereta cepat. Pemerintah berharap pembangunan ini menciptakan ekosistem yang mampu menyeimbangkan pembangunan kota besar dengan wilayah sekitarnya.
AHY juga menegaskan bahwa proyek Jakarta–Surabaya akan menjadi contoh nyata bagaimana infrastruktur dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi. “Ini bukan hanya proyek transportasi, tetapi proyek peradaban,” ucapnya dalam pernyataan resmi.
Dengan target pengerjaan bertahap, proyek kereta cepat diharapkan segera memasuki fase konstruksi awal setelah regulasi disahkan. Pemerintah optimistis keberadaan moda transportasi modern ini dapat menjadi tonggak sejarah baru pembangunan di Indonesia.
Proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun transportasi modern yang efisien, cepat, dan ramah lingkungan. Dengan pendekatan TOD, keberadaannya diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.
Selain mempercepat mobilitas masyarakat, kereta cepat juga membawa dampak besar bagi dunia usaha. Investasi asing yang masuk akan memperkuat daya saing Indonesia di bidang infrastruktur sekaligus membuka lapangan kerja baru.
Pemerintah memastikan pembangunan dilakukan dengan skema pembiayaan yang sehat tanpa membebani APBN. Langkah ini menunjukkan perencanaan yang matang serta dukungan pada keberlanjutan fiskal negara.
Kolaborasi antara pemerintah, investor, dan masyarakat akan menjadi kunci kesuksesan proyek strategis ini. Dengan keterlibatan semua pihak, manfaat kereta cepat bisa dirasakan secara merata.
Melalui proyek ini, Indonesia semakin mantap memasuki era baru transportasi modern yang tidak hanya memudahkan perjalanan, tetapi juga menggerakkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di :
https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
?
