Jayapura, EKOIN.CO – Jumlah Muslim Papua pada 2024 tercatat sebanyak 318.630 jiwa. Data tersebut dirilis Kementerian Agama per 31 Desember 2024 dan menunjukkan komposisi 29,1 persen dari total penduduk Papua yang mencapai sekitar 1,09 juta jiwa. [Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Mayoritas penduduk Papua tetap beragama Protestan dengan persentase 64,8 persen, diikuti Katolik 5,7 persen. Adapun pemeluk Hindu, Buddha, dan Konghucu di Papua berada di bawah 1 persen. Posisi Islam di Papua menjadi kelompok terbesar kedua, yang sebagian besar berasal dari migrasi maupun transmigrasi.
Data Kementerian Agama juga menyebutkan jumlah Muslim Papua turun tipis sekitar 243 jiwa dibandingkan 2023. Kendati demikian, proporsinya relatif stabil di kisaran 29–30 persen selama beberapa tahun terakhir.
Perbandingan Muslim Papua dengan Daerah Lain
Secara regional, Papua berada di urutan ketiga provinsi dengan jumlah Muslim Papua terbanyak di kawasan Maluku-Papua, setelah Maluku Utara dan Maluku. Papua Barat juga menempati posisi penting dalam penyebaran umat Islam di kawasan timur Indonesia.
Sebaran Muslim Papua umumnya terkonsentrasi di wilayah perkotaan dan pesisir. Kota Jayapura, Kabupaten Merauke, dan beberapa daerah transmigrasi menjadi pusat perkembangan Islam. Faktor geografis membuat distribusi umat tidak merata, terutama di wilayah pedalaman.
Meski jumlahnya cukup signifikan, infrastruktur keagamaan bagi Muslim Papua masih menghadapi tantangan. Beberapa daerah terpencil kekurangan masjid dan madrasah. Kondisi ini berpengaruh pada akses pendidikan agama Islam dan kegiatan ibadah warga.
Dinamika Sosial dan Tantangan Muslim Papua
Kehadiran Muslim Papua tidak lepas dari sejarah panjang perdagangan dan transmigrasi. Pedagang Bugis, Makassar, dan Jawa turut memperkenalkan Islam sejak berabad-abad lalu di pesisir selatan dan utara Papua. Gelombang transmigrasi era Orde Baru memperkuat populasi Muslim di wilayah ini.
Di sisi lain, perbedaan bahasa dan budaya menimbulkan dinamika tersendiri. Integrasi antara pendatang Muslim dan masyarakat asli Papua membutuhkan ruang dialog yang lebih intensif. Tokoh agama kerap menekankan pentingnya toleransi.
Khatib Jumat di Jayapura, dalam sebuah khutbah yang dilansir Antara, berharap umat Islam di Papua selalu menjaga keharmonisan. “Kami mengajak seluruh umat Muslim di Jayapura agar terus meningkatkan kerukunan antarumat beragama demi terciptanya suasana damai di tanah Papua,” ujarnya.
Dengan kondisi keragaman yang tinggi, hubungan sosial antaragama menjadi fondasi penting. Perayaan keagamaan kerap berlangsung dengan saling menghormati, baik antara Muslim Papua maupun umat Kristen yang mayoritas.
Pemerintah daerah bersama tokoh agama telah berupaya memperkuat dialog lintas iman. Upaya ini diharapkan mampu meredam potensi konflik sekaligus mempererat persaudaraan warga.
Selain itu, penguatan infrastruktur pendidikan Islam menjadi salah satu peluang. Kehadiran pesantren dan sekolah berbasis Islam di beberapa daerah sudah mulai memberikan dampak positif. Hal ini dapat meningkatkan kualitas generasi muda Muslim Papua sekaligus memperkuat identitas mereka dalam bingkai kebangsaan.
Ke depan, tantangan lain yang harus diperhatikan adalah pemerataan pembangunan. Sebab, sebagian besar Muslim Papua tinggal di wilayah pesisir yang lebih mudah diakses, sedangkan wilayah pedalaman masih minim perhatian.
Meski begitu, keberadaan Muslim Papua terus berperan dalam pembangunan sosial, pendidikan, dan ekonomi lokal. Banyak warga Muslim turut aktif dalam sektor perdagangan, pertanian, hingga pemerintahan daerah.
Dengan keterlibatan tersebut, kontribusi umat Islam di Papua diharapkan semakin memperkuat stabilitas dan harmoni di tanah Cenderawasih. Populasi yang besar dan beragam memberikan peluang besar bagi tumbuhnya kerjasama antarkelompok masyarakat.
Jumlah Muslim Papua pada 2024 mencapai lebih dari 318 ribu jiwa atau 29,1 persen dari populasi. Angka ini menempatkan Islam sebagai agama terbesar kedua di Papua setelah Protestan.
Stabilitas jumlah pemeluk Islam mencerminkan adanya keberlangsungan komunitas Muslim yang cukup kuat meski terjadi sedikit penurunan jumlah jiwa.
Keterlibatan umat Islam di berbagai bidang kehidupan menjadikan Muslim Papua sebagai bagian penting dalam pembangunan daerah.
Perbedaan budaya dan bahasa tetap menjadi tantangan, namun kerukunan antarumat beragama dapat terus dipelihara melalui dialog.
Dengan komitmen bersama, Muslim Papua dapat berperan lebih besar dalam menciptakan kedamaian dan kesejahteraan di Papua.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
