Hari Tani Nasional Diwarnai Aksi Cor Badan

Aksi Cor Badan mewarnai Hari Tani Nasional 2025 di Patung Kuda Jakarta. Petani Riau bernama Ridwan mencor tubuhnya menuntut reforma agraria

Jakarta, EKOIN.CO – Aksi Hari Tani Nasional di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025), diwarnai aksi cor badan seorang petani asal Riau bernama Ridwan. Ia mencor tubuhnya dengan campuran semen dan tanah sebagai bentuk protes atas konflik agraria yang terus terjadi di Indonesia.

 

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

 

Pantauan di lokasi, Ridwan duduk di dalam cetakan beton, sementara rekannya menuangkan campuran semen dan tanah ke tubuhnya hingga mengeras di bagian pinggang. Aksi dramatis ini menjadi pusat perhatian peserta aksi lainnya, masyarakat, hingga aparat yang berjaga.

BACA JUGA : Aksi Damai Hari Tani Nasional Serukan Reforma Agraria di DPR

 

Betran, salah satu peserta aksi, menegaskan bahwa aksi tersebut mencerminkan kekecewaan mendalam petani terhadap pemerintah. “Aksi sudah kami lakukan sejak lama, tapi tuntutan tidak diakomodir, maka di momentum Hari Tani Nasional, aksi cor badan ini sebagai kritikan, kekecewaan, akumulasi kekecewaan petani Riau bahwa pemerintah tidak selesai melaksanakan reforma agraria. Konflik agraria sampai hari ini tidak selesai, baik itu di Riau maupun seluruh Indonesia,” ujarnya.

 

Tuntutan Reforma Agraria

Betran menyebut Ridwan adalah perwakilan petani Riau yang menuntut reforma agraria. Ia menambahkan bahwa aksi cor badan akan terus dilanjutkan hingga tuntutan dipenuhi. “Setiap kita dipanggil tidak ada penyelesaian tuntutan. Makanya perwakilan tetap masuk, aksi cor badan tetap lanjut sampai tuntutan diakomodir. Sebenarnya petani mau ketemu Prabowo-Gibran, tapi diwakili Kementerian Sekretariat Negara,” jelasnya.

 

Ketika semen mulai mengeras, Ridwan terlihat mulai merasakan panas terik matahari. Beberapa rekannya mengipas tubuhnya dan memayungi dengan payung. Meski begitu, Ridwan tetap kuat bertahan. Saat tim EKOIN menanyakan kondisinya, ia menjawab, “Masih pak, ini salah satu protes dan kekecewaan saya kepada pemerintah atas konflik agraria yang terjadi.”

 

Aksi ini menjadi simbol keteguhan hati petani yang merasa haknya belum dipenuhi. Menurut Serikat Petani Indonesia (SPI), aksi Hari Tani Nasional 2025 mengusung enam tuntutan utama, salah satunya adalah penyelesaian konflik agraria dan penghentian kriminalisasi petani.

 

Tuntutan lain meliputi alokasi tanah perkebunan dan kehutanan sebagai Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), revisi Perpres Reforma Agraria No. 62 Tahun 2023, serta revisi UU Pangan, UU Kehutanan, dan UU Koperasi. Selain itu, mereka juga mendorong pengesahan UU Masyarakat Adat, pencabutan UU Cipta Kerja, serta pembentukan Dewan Nasional Reforma Agraria dan Dewan Nasional Kesejahteraan Petani.

 

Dampak Aksi di Lapangan

Aksi yang melibatkan petani, mahasiswa, buruh, dan organisasi rakyat ini sempat memengaruhi kondisi lalu lintas. Jalan Medan Merdeka Selatan ditutup sementara, sehingga arus kendaraan dialihkan ke Jalan Haji Agus Salim. Kepadatan kendaraan sempat terjadi di kawasan Gambir akibat penutupan jalan tersebut.

 

Meski ada gangguan arus lalu lintas, aksi tetap berlangsung damai. Peserta aksi membawa spanduk dan poster berisi tuntutan reforma agraria, sementara orasi terus disuarakan secara bergantian.

 

Di sisi lain, perwakilan petani dilaporkan sedang bertemu dengan pihak Kementerian Sekretariat Negara. Hingga siang hari, hasil pembicaraan belum diumumkan. Para petani berharap pertemuan itu menghasilkan kebijakan konkret yang berpihak kepada masyarakat desa.

 

Ridwan tetap menjadi pusat perhatian sepanjang aksi. Keteguhannya duduk dalam semen yang mengeras di tubuhnya dianggap sebagai bentuk nyata perlawanan terhadap ketidakadilan agraria.

 

Solidaritas antar peserta aksi juga terlihat jelas. Banyak yang terus menyemangati Ridwan dan memastikan kebutuhan dasarnya terpenuhi selama aksi berlangsung.

 

Aksi cor badan ini menambah daftar panjang bentuk perlawanan petani dalam memperjuangkan hak atas tanah. Di Indonesia, konflik agraria sering kali melibatkan masyarakat dengan perusahaan besar maupun pemerintah.

 

Hingga sore hari, belum ada keterangan resmi dari pemerintah terkait enam tuntutan yang disampaikan. Namun, peserta aksi menegaskan mereka akan bertahan sampai ada kejelasan mengenai penyelesaian konflik agraria.

Exit mobile version