Yogyakarta, EKOIN.CO – Pemerintah Republik Indonesia menunjukkan komitmen serius dalam memajukan ekosistem penelitian dan pengembangan. Melalui Kemdiktisaintek RI, dana penelitian yang dialokasikan mencapai jumlah signifikan. Dr. M. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng, selaku Dirjen Riset dan Pengembangan, Kemdiktisaintek RI, mengatakan bahwa pemerintah telah menggelontorkan dana penelitian sebesar Rp1,28 Triliun.
Dana tersebut diperuntukkan bagi lebih dari 16.800 proposal riset yang berasal dari 1.503 kampus di seluruh Indonesia. Alokasi dana riset dalam jumlah besar ini diharapkan mampu mendorong ekosistem penelitian agar memiliki tema yang lebih fokus, relevan, dan terarah pada dampak nyata. “Jadi kita akan membangun program prioritas dengan fungsi pemerataan,” kata Fauzan dalam seminar Innovation Forum: Harmonisasi Hibah Penghiliran Inovasi 2025.
Baca juga : Peneliti Indonesia Dominasi Daftar Ilmuwan Berpengaruh Dunia 2025
Seminar penting tersebut berlangsung di Fakultas Teknik UGM pada hari Jumat, 26 September 2025. Diskusi ini berfokus pada strategi untuk memperkuat jembatan antara hasil riset di perguruan tinggi dengan implementasi di lapangan, yang secara esensial dikenal sebagai Hilirisasi Inovasi.
Fauzan menjelaskan bahwa Kemdiktisaintek telah menyusun strategi matang untuk menyederhanakan program penelitian menjadi dua kategori utama, yaitu program riset prioritas dan program riset strategis. Untuk program riset prioritas, Kemdiktisaintek berupaya mengoptimalkan pendanaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sementara itu, untuk program riset strategis, pihak kementerian melakukan seleksi ketat terhadap riset yang dianggap strategis dan memiliki potensi dampak tinggi. Strategi ini menekankan efisiensi dan relevansi. “Kita mencari mana yang berpotensi tinggi, mencari mana masalah yang harus kita segera selesaikan atau urgent begitu,” terangnya, menegaskan fokus pada urgensi dan potensi solusi.
Menyambut baik inisiatif pemerintah tersebut, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja sama UGM, menyampaikan komitmen lembaganya. UGM berkomitmen untuk memastikan hasil riset dan inovasi yang dihasilkan oleh para akademisi tidak berhenti hanya pada tahapan publikasi ilmiah atau sekadar prototype.
Menurut Danang Sri Hadmoko, inovasi harus mampu melewati innovation gap atau yang sering disebut sebagai valley of death, yaitu jurang pemisah antara penemuan di laboratorium dan implementasi komersial atau sosial. “Inilah esensi dari Hilirisasi Inovasi yaitu menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai solusi yang berdampak sosial, ekonomi sekaligus lingkungan,” paparnya, memberikan definisi yang jelas tentang tujuan utama hilirisasi.
Danang menambahkan bahwa Innovation Forum ini menjadi momentum penting bagi seluruh stakeholder untuk menyamakan langkah dan sinergi. Berbagai program hibah penghiliran inovasi yang diluncurkan oleh pemerintah telah membuka jalan yang lebih lebar bagi perguruan tinggi untuk melangkah lebih jauh.
Program-program tersebut mencakup Promoting Research and Innovation through Modern an Efficient Science and Technology Parks Project (Prime STeP), Program Dana Padanan (PDP), hingga Hilirisasi Riset Prioritas. “Program-program ini tentu menjadi peluang strategis untuk memperkuat jembatan antara riset di kampus dengan kebutuhan nyata di lapangan,” terangnya, menyoroti fungsi program hibah sebagai katalisator.

Peran UGM Science Techno Park dalam Ekosistem Inovasi
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D., Direktur Pengembangan Usaha (PU) UGM, menjelaskan detail tentang dukungan yang diterima UGM. Untuk tahun ini, UGM mendapat hibah pengembangan inovasi, Pengelolaan Hibah Dorongan Teknologi TimPakar/Pengkajian, dan Program Dana Padanan yang semuanya berasal dari Kemdiktisaintek.
Lebih lanjut, Prof. Sang Kompiang menyebutkan bahwa Hibah Pengembangan Inovasi, Sinergi, Startup Grant juga diterima UGM sebagai dukungan dari Asian Development Bank (ADB). Selain itu, Science Technopark (STP) UGM dan Hilirisasi skema sinergi turut mendapat sokongan dana dari Kemdiktisaintek RI.
“Kedua program besar ini diharapkan mendukung pertumbuhan inovasi startup dan inovasi untuk bersaing secara global,” ungkapnya, mengaitkan dukungan dana dengan ambisi global. Dukungan finansial yang beragam ini menunjukkan kepercayaan berbagai pihak terhadap kualitas riset dan inovasi yang dihasilkan UGM.
Prof. Sang Kompiang juga menjelaskan bahwa UGM Science Techno Park (STP) memainkan peran yang sangat sentral. STP hingga saat ini berfungsi sebagai penggerak utama ekosistem inovasi di UGM. Melalui fungsinya sebagai Technology Transfer Office (TTO) dan program-program inkubasi seperti Innovative Academy.
UGM STP memiliki peran vital dalam mengawal hasil riset. Pengawalan ini dimulai dari tahap penemuan di laboratorium hingga riset siap untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri, baik dalam bentuk kerja sama lisensi maupun pengembangan perusahaan rintisan (startup). Proses ini memastikan Hilirisasi Inovasi berjalan efektif.
Di sela-sela kegiatan Innovation Forum, dilaksanakan pula seremoni penting. Acara tersebut berupa penandatanganan perjanjian kerja sama Hibah Pengembangan Inovasi, Sinergi, dan Startup Grant.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Plt Direktur Pengembangan Usaha/ Ketua IPMO UGM, Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D., bersama tiga peneliti terpilih: Dr.drg. Indra Bramanti, M.Sc., Sp.KGA, Prof. Drs. Gede Bayu Suparta, M.S., Ph.D, dan Astriani Dwi Aryaningtyas, S.Psi., M.A. Seluruh proses ini disaksikan langsung oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc.

Sinergi Kampus dan Pemerintah Kunci Pembangunan Nasional
Sinergi yang terjalin antara Kemdiktisaintek RI dengan perguruan tinggi seperti UGM melalui program-program pendanaan terfokus membuktikan bahwa Hilirisasi Inovasi telah menjadi prioritas nasional. Pendekatan yang lebih terstruktur dan berbasis dampak ini diharapkan dapat mempercepat kontribusi ilmu pengetahuan terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan dukungan dana riset yang masif dan strategi yang terfokus pada program prioritas, pemerintah memberikan sinyal kuat bahwa hasil penelitian tidak boleh hanya berakhir di rak-rak perpustakaan. Sebaliknya, harus menjadi solusi nyata bagi berbagai permasalahan di masyarakat.
Komitmen UGM dalam membangun jembatan antara riset dasar dan aplikasi komersial melalui STP dan program pendampingan menjadi model yang patut dicontoh. Upaya ini merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia dan teknologi yang ada di kampus.
Keberhasilan program hibah ini akan diukur dari seberapa banyak inovasi yang berhasil melewati valley of death dan menjadi produk atau layanan yang diadopsi oleh pasar. Oleh karena itu, monitoring dan evaluasi yang ketat terhadap pelaksanaan Hilirisasi Inovasi menjadi kunci keberlanjutan program ini.
Secara keseluruhan, Innovation Forum dan alokasi dana riset Rp1,28 Triliun Kemdiktisaintek menegaskan era baru riset Indonesia yang berorientasi pada Hilirisasi Inovasi. UGM, dengan komitmennya untuk menjembatani innovation gap, menjadi mitra utama pemerintah dalam mewujudkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kekuatan transformatif. Kolaborasi antara sektor akademik, pemerintah, dan industri kini semakin kuat, menciptakan ekosistem yang kondusif bagi lahirnya solusi berdampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Untuk memastikan keberlanjutan program ini, pemerintah perlu menjaga konsistensi pendanaan riset yang terfokus pada Hilirisasi Inovasi dan dampak nyata. Perguruan tinggi harus memperkuat peran Technology Transfer Office (TTO) mereka agar hasil riset dapat dikemas dan dilisensikan secara profesional kepada industri. Penting sekali untuk mengukur keberhasilan bukan hanya dari jumlah publikasi, tetapi juga dari nilai ekonomi dan sosial yang diciptakan oleh inovasi yang terhilirisasi. Sinergi antara kebijakan dana dan kebutuhan lapangan adalah kunci untuk menjadikan ilmu pengetahuan sebagai lokomotif utama pembangunan nasional.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










