EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
Beranda EKOBIS

BRICS Kecam IMF dan Bank Dunia di KTT

Lavrov menyebut bantuan IMF ke Ukraina melebihi seluruh Afrika. BRICS menuntut reformasi sistem keuangan global yang adil.

Akmal Solihannoer oleh Akmal Solihannoer
9 Juli 2025
dalam EKOBIS, EKONOMI
0
A A
0
BRICS Kecam IMF dan Bank Dunia di KTT
Share on FacebookShare on Twitter

Rio de Janeiro EKOIN.CO – Dalam pertemuan puncak BRICS ke-17 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada awal Juli 2025, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, secara tegas mengkritik Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia karena dianggap menunjukkan ketimpangan dalam penyaluran bantuan keuangan. Ia menyoroti bahwa Ukraina telah menerima dana jauh lebih besar dibandingkan seluruh negara di benua Afrika selama dua tahun terakhir.

Lavrov menyatakan bahwa struktur lembaga keuangan internasional yang dibentuk di bawah sistem Bretton Woods secara sistematis menguntungkan negara-negara Barat dan merugikan negara-negara berkembang. Kritik itu disampaikannya saat memberikan pidato di hadapan delegasi dari negara anggota BRICS.

“Ini sangat jelas yang ditunjukkan dalam kasus Ukraina,” ujar Lavrov. Ia menyebut bahwa ketimpangan tersebut bukan hanya mencolok, melainkan sudah masuk kategori “statistik yang memalukan” dan berpotensi merusak legitimasi IMF dan Bank Dunia sebagai institusi global.

Lavrov menjelaskan, sejak awal tahun 2022, Bank Dunia telah menyetujui bantuan sebesar USD54 miliar untuk Ukraina. Nilai ini dua kali lipat dari total bantuan tahunan yang biasanya diberikan kepada seluruh negara di Afrika.

IMF Dinilai Beri Keistimewaan Tidak Wajar ke Ukraina
Lebih lanjut, Lavrov mengungkap bahwa IMF pada tahun 2023 menyetujui pinjaman sebesar USD15,6 miliar kepada Ukraina. Jumlah itu, menurutnya, setara dengan 577% dari kuota Ukraina di IMF. Ia menyebut, besarnya pinjaman tersebut mencerminkan lebih dari sepertiga total program tahunan IMF.

Berita Menarik Pilihan

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

“Jumlah sebesar itu diberikan hanya kepada satu negara, sementara banyak negara Afrika hanya menerima sebagian kecil,” ucap Lavrov, merujuk pada ketidakadilan sistemik dalam distribusi dana IMF dan Bank Dunia.

Lavrov menegaskan bahwa selama KTT BRICS kali ini, para anggota fokus mendorong reformasi sistem keuangan global agar lebih mencerminkan bobot ekonomi negara-negara berkembang, khususnya pasar di Global Selatan dan Timur.

Ia menyatakan perlunya percepatan dalam redistribusi kuota dan hak suara di IMF. Menurut Lavrov, langkah ini penting agar tidak ada satu blok ekonomi pun yang mendominasi dan mengendalikan arah kebijakan lembaga-lembaga multilateral.

BRICS Dorong Tatanan Ekonomi Global Baru
Dalam forum tersebut, Lavrov juga menyoroti peran organisasi regional seperti Uni Afrika yang semakin besar. Ia menilai bahwa dinamika ekonomi dunia saat ini telah berubah dan negara-negara berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global.

Ia menggarisbawahi bahwa BRICS kini memainkan peran penting dalam membentuk tatanan ekonomi global yang lebih adil. “Kami ingin membangun arsitektur ekonomi global yang lebih stabil berdasarkan prinsip universalisme, transparansi, non-diskriminasi, dan akses yang setara terhadap instrumen yang tersedia,” jelasnya.

Sejak didirikan pada 2009, BRICS telah mengalami ekspansi anggota. Selain Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, organisasi ini kini mencakup Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran.

Pada awal 2025, Bolivia, Belarusia, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan telah bergabung sebagai mitra. Mereka kemudian disusul oleh Vietnam pada Juni 2025.

Lavrov menekankan bahwa kerja sama BRICS tidak hanya mencakup politik dan keamanan, tetapi juga sangat fokus pada reformasi ekonomi dan pembenahan struktur keuangan internasional yang dinilai tidak setara.

Ia juga menambahkan bahwa pendekatan inklusif dan kolaboratif menjadi ciri utama dari blok BRICS. Menurutnya, ini yang membedakan BRICS dengan lembaga-lembaga yang berbasis di Barat.

Kritik Lavrov terhadap IMF dan Bank Dunia didukung oleh banyak negara anggota BRICS yang merasakan perlakuan yang tidak adil dalam mekanisme keuangan global saat ini.

Dalam sesi pleno, beberapa delegasi juga mengangkat isu ketimpangan bantuan, pengaruh politik dalam keputusan pinjaman, serta perlunya perubahan model penilaian kredit global.

Salah satu isu yang banyak disorot adalah bagaimana lembaga keuangan internasional cenderung memberikan prioritas kepada negara yang berada dalam orbit geopolitik Barat, sementara mengesampingkan kebutuhan pembangunan di negara berkembang.

Negara-negara anggota BRICS juga menyampaikan rekomendasi agar pembiayaan pembangunan lebih diarahkan untuk mendukung infrastruktur, ketahanan pangan, dan transisi energi di negara-negara Selatan.

Menutup pernyataannya, Lavrov mengatakan bahwa momen ini menjadi titik penting dalam mendorong sistem ekonomi dunia yang lebih seimbang. Ia menyebut bahwa reformasi harus dimulai dari lembaga-lembaga global yang selama ini menjadi arsitek kebijakan ekonomi internasional.

Para pemimpin BRICS sepakat akan membawa usulan reformasi sistem keuangan global ini ke forum-forum internasional, termasuk di pertemuan G20 mendatang dan Sidang Umum PBB.

Dengan dukungan kolektif dari Global Selatan dan mitra-mitra baru, BRICS berambisi mengubah lanskap ekonomi global ke arah yang lebih setara dan berkelanjutan.

Upaya ini juga diharapkan dapat memicu transformasi di IMF dan Bank Dunia agar lebih inklusif serta tidak terjebak pada kepentingan geopolitik sepihak.

perlu adanya transparansi dan kesetaraan dalam kebijakan distribusi dana global oleh lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Negara-negara berkembang perlu memiliki suara yang lebih kuat dalam pengambilan keputusan agar bantuan benar-benar tepat sasaran dan tidak didominasi oleh kepentingan blok tertentu.

Penting pula bagi negara-negara berkembang untuk membentuk aliansi keuangan mandiri yang mampu menjadi penyeimbang dalam tatanan keuangan dunia. Dengan demikian, ketergantungan terhadap struktur lama dapat dikurangi secara bertahap.

Reformasi menyeluruh pada sistem kuota IMF perlu dipercepat guna memberikan representasi yang lebih adil bagi negara berkembang yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global. Langkah ini harus didukung oleh seluruh komunitas internasional demi stabilitas jangka panjang.

Negara-negara BRICS juga disarankan untuk memperkuat sinergi dalam pembentukan sistem keuangan alternatif yang lebih akuntabel dan responsif terhadap tantangan negara berkembang. Kerja sama lintas wilayah akan memperkuat posisi negosiasi BRICS di forum internasional.

ketimpangan dalam distribusi bantuan keuangan global adalah isu struktural yang memerlukan reformasi sistemik. Melalui platform seperti BRICS, negara-negara berkembang memiliki peluang nyata untuk mengoreksi ketidakadilan dan membentuk tatanan ekonomi baru yang lebih inklusif dan berkeadilan.(*)

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v


 

Tags: AfrikaBank DuniabricsIMFSergey LavrovUkraina
Akmal Solihannoer

Akmal Solihannoer

Berita Terkait

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

oleh Agus DJ
14 Oktober 2025
0
72

Jakarta, EKOIN.CO - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menegaskan komitmen kuatnya dalam upaya membangun ekosistem Islam yang kokoh...

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

oleh Agus DJ
14 Desember 2025
0
59

Jakarta, EKOIN.CO - Tahun 2025 menjadi momen ketika emas seolah menjadi primadona investasi bagi masyarakat luas di Indonesia. Kenaikan signifikan...

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

oleh Akmal Solihannoer
14 Desember 2025
0
26

Jakarta,  EKOIN.CO — Pemerintah akhirnya memutuskan percepatan pencairan kompensasi BBM dan listrik yang selama ini menjadi polemik antara Kementerian Keuangan...

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

oleh Akmal Solihannoer
11 Oktober 2025
0
47

Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah memastikan utang pusat sebesar Rp 9.138,05 triliun per Juni 2025 masih dalam batas aman. Menteri Keuangan...

Rekomendasi Untuk Anda

duduk terlalu lama

Bahaya Duduk Lama dan Cara Mengatasinya

6 September 2025
3
Panen Melimpah, Harga Beras Global Jatuh Indonesia Stop Impor

Panen Melimpah, Harga Beras Global Jatuh Indonesia Stop Impor

19 Agustus 2025
7
Iran Kecam Sanksi AS atas Ekspor Minyak Langgar Hukum Internasional

Iran Kecam Sanksi AS atas Ekspor Minyak Langgar Hukum Internasional

2 Agustus 2025
8
BRIN Digitalisasi Koleksi Arkeologi untuk Riset Global

BRIN Digitalisasi Koleksi Arkeologi untuk Riset Global

30 Juni 2025
8
Emiten Tekstil SBAT Kolaps, BUMN Rugi

Emiten Tekstil SBAT Kolaps, BUMN Rugi

18 September 2025
9

Berita Terpopuler

  • Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • “Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Gedung Bundar Baru Jampidsus, Perkuat Citra Tegas dan Modern

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ucapan Idul Adha Buat WA, Atas Nama Keluarga Tercinta

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
EKOIN.CO

EKOIN.CO - Media Ekonomi Nomor 1 di Indonesia

  • REDAKSI
  • IKLAN
  • MEDIA CYBER
  • PETA SITUS
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • PERSYARATAN LAYANAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.

Go to mobile version