Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mempublikasikan tiga karya ilmiah terbaru yang menyoroti tantangan dan transformasi sektor pariwisata Indonesia. Publikasi ini diumumkan oleh Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini M. Paham, pada Minggu (13/7/2025).
Ketiga karya ilmiah tersebut mencakup Tourism Snapshot Volume 1 No. 1 Tahun 2025, Jurnal Kepariwisataan Indonesia (JKI) Volume 19 No. 1 (2025), serta Kajian Kebijakan Bidang Kepariwisataan Volume 1 Tahun 2025. Semua dokumen telah melalui proses penyusunan dan finalisasi.
“Ketiga produk ini telah melalui proses penyusunan dan finalisasi sehingga telah siap untuk dipublikasikan,” ujar Diah, sapaan akrab Martini M. Paham.
Publikasi Tourism Snapshot diterbitkan triwulanan oleh Asisten Deputi Manajemen Strategis, sebagai respons terhadap isu-isu strategis di bidang kepariwisataan. Edisi perdananya mengusung tema “Manajemen Krisis Kepariwisataan”.
Kajian tersebut membahas dinamika pemulihan pariwisata pascapandemi dan berbagai tantangan struktural yang dihadapi industri pariwisata nasional.
Analisis Krisis dan Strategi Adaptif
Menurut Diah, publikasi ini bertujuan sebagai referensi berbasis data dalam pengambilan kebijakan strategis. “Publikasi ini ditujukan untuk menjadi referensi ringkas berbasis data yang mendukung pengambilan kebijakan strategis secara responsif dan antisipatif,” katanya.
Kajian tersebut mencakup enam bahasan utama, seperti Pemulihan Pariwisata Global, Resiliensi Pariwisata Indonesia, hingga Rekomendasi Strategis untuk tahun 2025.
Selain itu, data dalam Tourism Snapshot mencerminkan situasi pariwisata nasional dari indikator seperti kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara, serta tekanan terhadap hotel dan restoran.
Isu geopolitik global, praktik ilegal akomodasi, dan ketimpangan daya beli turut menjadi perhatian utama dalam laporan tersebut.
“Melalui publikasi Tourism Snapshot diharapkan ada instrumen komunikasi kebijakan yang bersifat adaptif, informatif, dan aplikatif,” imbuh Diah.
Kontribusi Jurnal dan Kajian Akademik
Sementara itu, Jurnal Kepariwisataan Indonesia (JKI) edisi terbaru menyajikan beragam artikel ilmiah yang relevan dengan transformasi sektor pariwisata di era digital.
Topik yang dibahas antara lain promosi digital destinasi, strategi keberlanjutan berbasis masyarakat, serta kebijakan investasi pariwisata.
Kontributor jurnal terdiri dari akademisi, peneliti lembaga, dan praktisi yang membawa perspektif multidisiplin pada bahasan jurnal.
“JKI diharapkan menjadi wadah diseminasi pengetahuan ilmiah dan pemikiran strategis yang dapat dimanfaatkan oleh institusi pendidikan, pemangku kebijakan, dan pelaku usaha pariwisata,” ujar Diah.
Jurnal ini juga memperkuat peran Kemenpar dalam membangun kebijakan berbasis riset dan data yang relevan dengan tantangan industri.
Kajian Dampak Penurunan Okupansi Hotel
Pada publikasi terakhir, Kajian Kebijakan Bidang Kepariwisataan menyajikan analisis mendalam mengenai penurunan okupansi hotel di berbagai destinasi utama Indonesia.
Kajian ini disusun bersama enam Politeknik Pariwisata di bawah Kemenpar, sebagai respon terhadap tren efisiensi belanja instansi pemerintah dan perubahan preferensi wisatawan.
Diah menyatakan bahwa kajian ini mengidentifikasi berbagai faktor penyebab serta merekomendasikan kebijakan pemulihan jangka pendek dan menengah.
“Selain mengidentifikasi permasalahan, kajian ini juga menyampaikan rekomendasi kebijakan yang bersifat jangka pendek hingga menengah, termasuk insentif strategis, skema promosi kolaboratif, serta perlunya penyesuaian strategi pemasaran hotel,” jelasnya.
Ia berharap hasil kajian dapat menjadi dasar perumusan intervensi yang tepat dalam meningkatkan kinerja sektor perhotelan secara nasional.
Tiga publikasi ilmiah Kemenpar tahun 2025 ini menjadi tonggak penting dalam penguatan strategi pemulihan sektor pariwisata. Isi kajian menekankan pentingnya pendekatan berbasis data, serta adaptasi terhadap dinamika global dan domestik.
Keterlibatan lintas pemangku kepentingan, termasuk akademisi dan praktisi, menunjukkan sinergi nyata dalam membangun ekosistem pariwisata berkelanjutan. Publikasi ini tak hanya menjadi rujukan akademis, tapi juga panduan kebijakan yang relevan.
Dengan mengangkat isu resiliensi, transformasi digital, dan kebijakan adaptif, ketiga publikasi ini diharapkan mampu mendukung pemulihan serta memperkuat daya saing pariwisata nasional di kancah global.(*)










