Jakarta, EKOIN.CO – Perayaan Atoll Day Wakatobi 2025 resmi dibuka oleh Bupati Wakatobi H Haliana, SE, didampingi Guru Besar Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University, Prof Sri Pujiyati. Seremoni pembukaan berlangsung di Maritime Center Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/7).
Kegiatan dimulai dengan pemaparan dari Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Balai Taman Nasional Wakatobi, La Fasa, SSos, MH. Ia menyampaikan gambaran kondisi lingkungan atol yang berada di perairan Wakatobi.
La Fasa menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menjaga kelestarian ekosistem atol. Ia menyebut bahwa kawasan tersebut memiliki nilai ekologis yang tak tergantikan bagi kehidupan laut dan keseimbangan hayati.
“Perlindungan atol bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat dan dunia akademik,” katanya di hadapan tamu undangan dan peserta kegiatan.
Usai sambutan dari La Fasa, Prof Sri Pujiyati turut memberikan pemaparan ilmiah mengenai perkembangan terkini kawasan Atol Kapota. Ia menyampaikan hasil observasi terbaru terhadap kondisi padang lamun di kawasan tersebut.
Kolaborasi Ilmiah dan Pemerintah Daerah
Menurut Prof Puji, tutupan padang lamun di sekitar perairan Wakatobi mengalami peningkatan signifikan dibandingkan kunjungan riset sebelumnya pada tahun 2023. Temuan ini dinilai sebagai sinyal positif bagi pemulihan ekosistem laut.
“Temuan ini menjadi indikasi positif bagi ekosistem laut, sekaligus menunjukkan potensi perairan ini sebagai pusat biodiversitas laut yang penting,” tuturnya dalam sambutan akademiknya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tim IPB University telah melaksanakan pemetaan habitat bentik di Atol Kapota sejak 2023. Program ini dilanjutkan tahun ini untuk mengidentifikasi keterkaitan antara komponen biotik dan abiotik.
Menurutnya, riset ini tidak sekadar bersifat akademis. Ia menekankan bahwa data yang dikumpulkan akan sangat berguna untuk menyusun kebijakan berbasis bukti dalam pengelolaan laut berkelanjutan.
“Kegiatan penelitian ini tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga ditujukan untuk menyediakan data ilmiah yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan berbasis bukti,” ungkap Prof Puji.
Dukungan Pemerintah Daerah
Bupati Wakatobi, H Haliana, SE, memberikan apresiasi mendalam atas peran serta para peneliti dalam pelestarian laut Wakatobi. Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat.
“Kami sangat mendukung kegiatan riset ini karena dapat menjadi dasar dalam merancang kebijakan pengelolaan laut yang berkelanjutan dan tepat guna, demi masa depan Wakatobi yang lebih baik,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa momen Atoll Day merupakan ajang refleksi sekaligus ajakan kepada generasi muda agar lebih peduli terhadap laut dan ekosistemnya.
Perayaan ini turut diisi dengan berbagai kegiatan edukatif dan sosial, mulai dari pameran hasil riset, diskusi kelompok, hingga kampanye pelestarian lingkungan laut yang melibatkan pelajar dan komunitas lokal.
Menurut panitia penyelenggara, Atoll Day akan digelar selama tiga hari dengan agenda utama dialog lintas sektor serta kegiatan lapangan bersama masyarakat pesisir.
Perayaan Atoll Day Wakatobi 2025 membuktikan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam konservasi laut. Data ilmiah yang dihasilkan dari riset akademik menjadi dasar dalam menyusun kebijakan yang berpihak pada lingkungan.
Sinergi antara pemerintah daerah, dunia akademik, dan masyarakat di Wakatobi menghadirkan harapan baru dalam pengelolaan sumber daya alam laut yang lebih berkelanjutan. Pelestarian kawasan atol tidak lagi menjadi tanggung jawab tunggal, melainkan komitmen bersama.
Momentum ini juga menegaskan bahwa pendekatan berbasis bukti ilmiah harus menjadi pilar utama dalam perencanaan wilayah kelautan. Wakatobi, dengan kekayaan hayati dan dukungan komunitasnya, siap menjadi contoh kawasan konservasi laut yang maju dan mandiri.(*)










