JAKARTA, EKOIN.CO – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengambil langkah strategis melalui proses regenerasi kepemimpinan dengan menunjuk Sugiono sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai, menggantikan Ahmad Muzani yang kini menjabat Ketua Dewan Kehormatan. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya memastikan keberlangsungan partai di masa depan.
(Baca Juga : Prabowo Tunjuk Kader Muda)
Analis komunikasi politik Hendri Satrio atau Hensa menyebut penunjukan ini bukan sekadar pergantian jabatan, melainkan bagian dari strategi regenerasi yang dirancang matang. Menurutnya, Prabowo ingin memberikan ruang bagi kader muda agar Gerindra tetap relevan dan kompetitif di panggung politik nasional.
Hensa menilai Sugiono sebagai kader ideologis yang siap memimpin di bawah bimbingan figur senior seperti Sufmi Dasco Ahmad selaku Ketua Harian dan Ahmad Muzani sebagai penjaga stabilitas. Penempatan posisi ini, kata Hensa, menunjukkan perencanaan yang tidak tergesa-gesa.
(Baca Juga : Strategi Partai Menjelang Pemilu)
Regenerasi ala Pemain Catur
Hensa mengibaratkan langkah Prabowo seperti permainan catur, di mana setiap gerakan sudah dipertimbangkan. Menurutnya, penempatan Sugiono sebagai Sekjen dengan Dasco sebagai mentor adalah bentuk pendekatan terarah untuk memastikan kepemimpinan partai tetap kokoh.
Ia menjelaskan bahwa kombinasi kader muda dan senior ini dapat menghindari kekosongan figur berpengalaman di pucuk pimpinan Gerindra. Dengan demikian, transisi kepemimpinan berlangsung mulus tanpa gejolak internal yang berarti.
(Baca Juga : Kaderisasi Partai Politik)
Momentum Tepat untuk Regenerasi
Hensa menambahkan, momen pergantian ini tepat karena Gerindra tengah mempersiapkan diri menjadi juara umum pada Pemilu mendatang. Kehadiran kader muda seperti Sugiono, menurutnya, menjadi amunisi segar untuk mendulang suara masyarakat.
Ia mencontohkan keberhasilan partai besar seperti Golkar, Demokrat, dan PDI-P yang mampu meraih kemenangan melalui kombinasi tokoh senior dan kader muda. Menurutnya, Gerindra kini berada di jalur yang sama.
(Baca Juga : Partai Pemenang Pemilu)
Selain Sugiono, nama Budi Djiwandono juga disebut Hensa sebagai salah satu kader yang disiapkan menjadi penerus kepemimpinan. Dalam tradisi politik Indonesia, figur yang memiliki ikatan biologis seperti Budi sering mendapat peluang lebih besar.
Namun, Hensa menegaskan, keberadaan Sugiono sebagai kader ideologis tetap penting untuk menjaga visi dan misi partai. Kombinasi keduanya, kata dia, menjadi modal politik yang berharga bagi Gerindra.
(Baca Juga : Peta Politik Indonesia)
Menurut Hensa, strategi regenerasi Prabowo menunjukkan bahwa partai ini tidak hanya berpikir untuk Pemilu 2029, tetapi juga masa setelahnya. Ia menilai langkah ini sebagai upaya mempersiapkan suksesi yang rapi dan terukur.
Di sisi lain, keberhasilan strategi ini bergantung pada kemampuan kader muda untuk menjaga kekompakan internal dan menjawab tuntutan publik. Peran figur senior tetap dibutuhkan untuk memberi panduan.
Dengan kombinasi tersebut, Gerindra diharapkan mampu mempertahankan soliditas dan daya saing di kancah politik nasional. Keputusan Prabowo ini dinilai sebagai salah satu manuver penting dalam sejarah partai.
(Baca Juga : Pemilu 2029)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










