JAKARTA, EKOIN.CO – Minyak bumi tetap menjadi komoditas energi strategis yang menggerakkan perekonomian global. Dari sektor transportasi hingga industri berat, minyak memegang kendali penting dalam stabilitas pasar dunia. Data terbaru dari Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat per April 2024 menunjukkan daftar 10 negara penghasil minyak terbesar, dengan Arab Saudi menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat.
Gabung WA Channel EKOIN untuk berita terbaru
Menurut laporan tersebut, Amerika Serikat memimpin dengan produksi 21,91 juta barel per hari. Sementara Arab Saudi menghasilkan 11,13 juta barel per hari, diikuti Rusia dengan 10,75 juta barel. Angka ini mencakup minyak mentah, cairan minyak bumi lainnya, serta biofuel.
Produksi Minyak Dunia Terkini
Selain tiga besar tersebut, Kanada menempati urutan keempat dengan 5,76 juta barel per hari, disusul China dengan 5,26 juta barel. Irak tercatat menghasilkan 4,42 juta barel per hari, sedangkan Uni Emirat Arab berada di angka 4,16 juta barel. Iran memproduksi 3,99 juta barel, Brasil 4,28 juta barel, dan Kuwait 2,91 juta barel per hari.
Jika dihitung hanya berdasarkan minyak mentah (crude oil), urutan produsen terbesar sedikit berbeda. Amerika Serikat tetap teratas dengan 13.488 ribu barel per hari. Rusia menyusul dengan 9.853 ribu barel, sedangkan Arab Saudi berada di posisi ketiga dengan 9.525 ribu barel per hari.
Kanada, China, Irak, Brasil, Iran, Uni Emirat Arab, dan Kuwait melengkapi daftar sepuluh besar produsen minyak mentah. Angka tersebut dirilis Trading Economics pada 2025. Perbedaan peringkat terjadi karena data minyak mentah tidak memperhitungkan biofuel dan produk cair lainnya.
Cadangan Minyak dan Tantangan Energi
Meski angka produksi tinggi, pertanyaan besar muncul tentang berapa lama cadangan minyak dapat bertahan. Hingga 2023, diperkirakan cadangan minyak global masih mencukupi kebutuhan energi dunia untuk 27 tahun ke depan. Namun, perhitungan ini bergantung pada tingkat konsumsi dan perkembangan energi alternatif.
Biofuel kini juga dipandang sebagai salah satu solusi masa depan. Industri otomotif mulai melirik sumber energi tersebut sebagai pengganti bahan bakar fosil. Meski demikian, minyak masih mendominasi pasar global dan menjadi kunci geopolitik antarnegara.
EIA, sebagai lembaga di bawah Departemen Energi Amerika Serikat, menjadi sumber utama data energi. Lembaga ini bertugas mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi mengenai berbagai jenis energi, termasuk minyak bumi. Data dari EIA kerap dijadikan acuan oleh pemerintah, pelaku industri, hingga lembaga riset global.
Dengan produksi minyak yang terus meningkat, negara-negara penghasil minyak terbesar akan tetap memegang pengaruh signifikan dalam menentukan arah ekonomi dan politik dunia. Bagi negara konsumen, hal ini berarti ketergantungan pada pasokan dari luar negeri masih akan berlangsung lama.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










