Jakarta, EKOIN.CO- Indonesia dipastikan tidak akan melakukan impor beras pada tahun 2025. Kepastian ini disampaikan Badan Pangan Nasional (Bapanas) setelah melakukan perhitungan neraca pangan nasional yang menunjukkan produksi beras tahun ini diproyeksikan meningkat hingga 31,37 juta ton. Selain itu, stok beras yang tersisa dari cadangan Bulog juga masih mencukupi kebutuhan nasional.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, ketersediaan pangan pokok strategis, terutama beras, masih dalam kondisi aman hingga akhir 2025. Pemerintah pun optimis bahwa kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi tanpa harus bergantung pada impor.
Dalam keterangan resminya, Arief menyebut proyeksi neraca pangan nasional memperlihatkan kondisi pasokan tetap terkendali. “Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional 2025, ketersediaan pangan pokok strategis secara umum diproyeksikan cukup dan aman sampai dengan akhir tahun,” ujarnya, Sabtu (23/8/2025).
Produksi Beras 2025 Diprediksi Meningkat
Menurut data Bapanas, produksi beras nasional tahun 2025 diperkirakan mencapai 31,37 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan produksi tahun lalu yang sempat tertekan akibat fenomena El Nino. Peningkatan ini didorong oleh intensifikasi lahan pertanian serta dukungan program pemerintah pusat dan daerah.
Program peningkatan produktivitas dilakukan melalui penyediaan benih unggul, pupuk bersubsidi, serta modernisasi alat mesin pertanian. Langkah ini diharapkan mampu menjaga konsistensi produksi di tengah tantangan perubahan iklim.
Selain itu, keberadaan teknologi pertanian yang lebih adaptif juga membantu petani meningkatkan hasil panen. Pemerintah memastikan distribusi sarana produksi pertanian berjalan lancar agar target produksi dapat tercapai.
Sementara itu, Bulog masih menyimpan cadangan beras hasil impor tahun sebelumnya. Jumlah tersebut dikatakan cukup untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan di pasar, terutama saat musim paceklik atau ketika kebutuhan masyarakat meningkat.
Stok Beras Aman Tanpa Impor
Keputusan untuk tidak melakukan impor beras tahun ini dinilai sebagai langkah strategis pemerintah dalam menjaga kemandirian pangan. Dengan produksi yang meningkat dan stok yang tersedia, pemerintah optimis tidak ada kekhawatiran terhadap ketersediaan beras nasional.
Arief menambahkan, koordinasi lintas kementerian dan lembaga terus dilakukan untuk memastikan pasokan terdistribusi merata ke seluruh wilayah Indonesia. Bulog juga berperan aktif dalam menyerap hasil panen petani agar stok dalam negeri tetap stabil.
Selain menjaga ketahanan pangan, kebijakan ini diharapkan memberi keuntungan lebih bagi petani. Harga gabah di tingkat petani dapat tetap terjaga karena pasar dalam negeri tidak dibanjiri beras impor.
Para analis pangan menyebutkan, kebijakan tanpa impor ini akan menguji ketahanan pasokan jika terjadi lonjakan permintaan mendadak. Namun, dengan cadangan yang ada dan proyeksi produksi yang tinggi, Indonesia diyakini mampu menghadapinya.
Kementerian Pertanian juga menegaskan komitmennya mendukung Bapanas dalam menjaga ketersediaan beras nasional. Berbagai program peningkatan produktivitas terus digulirkan, mulai dari perluasan areal tanam hingga pemanfaatan lahan suboptimal.
Di tingkat daerah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota diminta lebih aktif dalam menjaga stabilitas pangan. Langkah ini dilakukan dengan mendorong produksi lokal dan memperkuat kerja sama dengan Bulog dalam penyerapan gabah petani.
Hingga saat ini, kondisi harga beras di pasaran masih relatif stabil. Bapanas menyatakan akan terus melakukan pemantauan rutin agar tidak terjadi gejolak harga, terutama menjelang musim panen raya.
Kebijakan tidak mengimpor beras pada 2025 juga menjadi sinyal positif bagi pasar global. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan konsumsi beras tertinggi di dunia, menunjukkan kepercayaan diri dalam memenuhi kebutuhan domestiknya sendiri.
Ke depan, pemerintah berencana memperkuat sistem cadangan beras nasional. Langkah ini penting untuk memastikan stok selalu tersedia, baik dari hasil produksi petani maupun serapan Bulog.
Dalam jangka panjang, kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian pangan sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan pangan global.
Pemerintah melalui Bapanas menegaskan bahwa Indonesia tidak akan melakukan impor beras sepanjang 2025 karena produksi nasional diperkirakan meningkat hingga 31,37 juta ton.
Stok cadangan Bulog yang masih tersedia juga menjadi penopang utama stabilitas pangan. Hal ini memastikan pasokan tetap aman dan harga beras terkendali.
Keputusan tersebut memberi dampak positif bagi petani karena harga gabah dalam negeri lebih terjamin tanpa tekanan beras impor.
Meski demikian, tantangan tetap ada, terutama dalam menjaga distribusi merata di seluruh wilayah Indonesia.
Secara keseluruhan, kebijakan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










