Jakarta, EKOIN.CO – Dunia musik Indonesia mengalami lonjakan pencapaian sepanjang 2022 hingga pertengahan 2025. Deretan musisi Tanah Air silih berganti menduduki posisi puncak Billboard Indonesia Songs, menandai era baru kebangkitan karya lokal di tengah persaingan global. Dari balada menyayat hati hingga pop yang penuh warna, publik disuguhkan ragam lagu yang tidak hanya mendominasi tangga lagu nasional, tetapi juga menetap dalam hati para pendengarnya.
Pada Februari 2022, Tiara Andini membuka tahun dengan manis lewat lagu Merasa Indah yang langsung menempati posisi teratas. Hanya berselang sebulan, giliran Tulus mencetak sejarah dengan Hati-Hati di Jalan yang tak tergeser selama 12 minggu. Lagu tersebut tak hanya populer di platform digital, tapi juga menjadi lagu tema patah hati banyak orang. Menyusul kemudian, Keisya Levronka menyalip dengan Tak Ingin Usai, mempertahankan posisi puncak selama 11 minggu, menyentuh perasaan lewat vokalnya yang emosional.
Pada penghujung 2022, duet Lyodra dan Andi Rianto lewat Sang Dewi mencuri perhatian. Lagu ini membawa warna orkestra yang mewah, bertahan di puncak selama 11 minggu—prestasi langka bagi balada klasik modern. Tak lama berselang, Raissa Anggiani tampil dengan kejutan manis lewat Kau Rumahku, menutup tahun dengan nuansa lembut yang akrab dan intim.
Tahun berikutnya, publik menyambut kehadiran Sial dari Mahalini, yang dengan cepat menduduki posisi satu pada Februari 2023. Tak hanya dikenal luas, lagu ini juga memicu ribuan video singkat di media sosial. Di bulan Maret, Raim Laode menampilkan Komang, lagu sederhana dengan lirik penuh makna yang menggetarkan ruang dengar nasional, bertahan selama sembilan minggu di puncak.
Anggi Marito mengukuhkan diri sebagai pendatang baru yang solid melalui Tak Segampang Itu, lagu dengan kekuatan lirik reflektif dan nuansa pop kekinian. Disusul Ghea Indrawari yang lewat Jiwa Yang Bersedih sukses membangun narasi emosi kuat yang dirasakan banyak pendengarnya, menetap selama sembilan minggu di posisi tertinggi. Di penghujung tahun, Penjaga Hati dari Nadhif Basalamah muncul sebagai anthem baru bagi para pencinta musik akustik pop.
Lagu-lagu Populer Terus Bergulir di 2024
Memasuki 2024, Penjaga Hati masih belum tergeser. Lagu ini mencetak rekor baru: 17 minggu bertahan di posisi nomor satu, menjadi lagu Indonesia dengan durasi terlama di puncak sejak tangga lagu ini dirilis. Salma Salsabil kemudian hadir membawa Bunga Hati, disambut antusias oleh penggemar baru. Tak ketinggalan, Adrian Khalif dan Juicy Luicy membawakan Sialan—perpaduan lirih dan jenaka yang memberi warna berbeda.
Pada musim panas, Sal Priadi dengan Gala Bunga Matahari menghadirkan balutan puisi dalam musik yang tenang dan berkelas. Sementara Bernadya lewat Satu Bulan memberi sentuhan segar di musim gugur, menjadikan 2024 sebagai tahun emas bagi penyanyi-penyanyi solo berbakat di Indonesia.
Menjelang akhir tahun 2024 hingga awal 2025, Yung Kai muncul dengan Blue, lagu yang membius pendengar lewat paduan lirik melankolis dan aransemen lo-fi pop. Selanjutnya, kolaborasi Tenxi, Jemsii, dan Naykilla melalui Garam & Madu (Sakit Dadaku) mendominasi hingga Februari. Lagu ini meroket lewat viralitas di media sosial dan kuatnya engagement audiens Gen Z. Di periode yang sama, MikkyZia memperkenalkan Aku Dah Lupa, menawarkan narasi move-on yang ringan namun mengena.
Menuju akhir Februari, Fourtwnty bersama Charita Utami merilis Mangu, sebuah karya musikalisasi puisi yang memikat penikmat indie. Lagu ini menandai kembali kuatnya pengaruh musik alternatif dalam peta industri musik Indonesia.
Gelombang Musik Lokal yang Tak Terbendung
Jika dilihat dari data Billboard Indonesia Songs, dominasi lagu-lagu Indonesia selama tiga tahun terakhir bukanlah kebetulan. Lagu-lagu seperti Penjaga Hati, Hati-Hati di Jalan, dan Tak Ingin Usai menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara musik dan audiens lokal. Tak hanya bertahan di puncak, lagu-lagu ini juga menjadi bagian dari budaya populer, mengisi ruang-ruang pribadi hingga konser besar.
Peningkatan kualitas produksi, kekuatan digital marketing, serta keberanian bereksperimen menjadikan musisi lokal kini bersaing di jalur yang setara. Keberhasilan ini mencerminkan pertumbuhan ekosistem musik Indonesia yang lebih matang dan berkelanjutan.
Dominasi tangga lagu oleh musisi Indonesia sejak 2022 hingga 2025 mencerminkan transformasi signifikan dalam industri musik. Lagu-lagu lokal kini tak hanya disukai, tetapi juga ditunggu oleh publik. Ini momentum penting yang perlu dijaga konsistensinya oleh seluruh pelaku industri.(*)










