EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda EKOBIS

Produksi Padi Naik, Harga Beras Tetap Tinggi

Produksi padi melonjak tajam tahun ini, Namun harga beras masih terus naik.

Akmal Solihannoer oleh Akmal Solihannoer
14 Juli 2025
dalam EKOBIS, EKONOMI
0
A A
0
Produksi Padi Naik, Harga Beras Tetap Tinggi
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta EKOIN.CO – Kenaikan produksi padi nasional hingga 50 persen pada tahun 2025 ternyata tidak berdampak signifikan terhadap harga beras yang terus melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan keterangan resmi pemerintah menunjukkan bahwa lonjakan harga beras tetap terjadi meski stok cadangan beras Perum Bulog mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 4 juta ton.

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar mengenai efektivitas sistem distribusi pangan di Indonesia. Pemerintah menyatakan bahwa peningkatan produksi tidak selalu berkorelasi langsung dengan kestabilan harga di pasar. Distribusi yang tidak merata, baik dari segi waktu maupun wilayah, dinilai menjadi faktor utama yang memicu kenaikan harga.

Kondisi ini diperparah oleh dugaan kuat mengenai keterlibatan middle man atau mafia beras. Para pelaku ini diduga memainkan peran besar dalam pengaturan rantai distribusi, yang akhirnya berdampak pada harga jual di tingkat konsumen. Industri beras yang dikuasai oleh swasta dari hulu hingga hilir membuat intervensi pemerintah menjadi sangat terbatas.

Meski telah ada kewajiban pelaporan stok dan pengelolaan gudang, lemahnya pengawasan di lapangan menjadikan praktik manipulasi stok dan distribusi sulit dideteksi. Kombinasi antara lemahnya kontrol pemerintah dan dominasi middle man menjadi penyebab utama harga beras sulit dikendalikan.

Berita Menarik Pilihan

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Kementerian Perdagangan mencatat bahwa rata-rata harga beras medium selama April hingga Juni 2025 berkisar antara Rp13.663 hingga Rp14.066 per kilogram. Rata-rata nasional tercatat di angka Rp13.943 per kilogram. Sementara itu, beras premium berada pada kisaran Rp15.533 hingga Rp15.847 per kilogram, dengan rata-rata Rp15.748.

Selisih harga antara beras medium dan premium tetap konsisten sebesar 13 persen. Kesenjangan harga ini memperlihatkan ketidakmerataan akses masyarakat terhadap pangan pokok dengan harga terjangkau. Hal ini juga menunjukkan bahwa masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah lebih terdampak.

Harga Terus Naik Meski Ada HPP

Kementerian Pertanian menjelaskan bahwa lonjakan harga beras di Indonesia bersifat siklikal dan sistemik. Data BPS dari 2020 hingga 2024 mengonfirmasi bahwa harga beras medium terus meningkat meskipun telah ditetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP). Fenomena ini umumnya terjadi saat musim kering atau pada masa puncak tanam.

Pemerintah mengakui bahwa tantangan utama terletak pada ketahanan sistem pasca-panen. Kehilangan hasil panen (losses) masih berkisar antara 5 hingga 8 persen. Angka ini dianggap cukup tinggi dan menjadi salah satu penyebab naiknya biaya distribusi serta penyimpanan.

Sebagai respons, pemerintah tengah mengembangkan berbagai solusi jangka menengah dan panjang. Salah satunya adalah pembangunan 150 silo modern di berbagai daerah, dengan total kapasitas penyimpanan mencapai 1,5 juta ton. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas penyimpanan dan memperpanjang masa simpan gabah.

Selain itu, sistem cold-chain juga akan diperkuat untuk menjaga kualitas beras selama proses distribusi. Infrastruktur ini dinilai vital untuk mengurangi kerusakan produk serta mempercepat pengiriman dari produsen ke konsumen.

Solusi Digital dan Big Data Diperkuat

Upaya digitalisasi juga menjadi fokus utama. Pemerintah meluncurkan sistem informasi harga berbasis waktu nyata yang dapat diakses oleh semua pihak. Dengan adanya platform ini, fluktuasi harga di berbagai daerah dapat dipantau secara transparan dan akurat.

Pengembangan marketplace B2B untuk pelaku industri pangan juga menjadi salah satu strategi utama. Platform ini akan menghubungkan petani, pedagang, dan pelaku usaha lainnya secara langsung, memotong peran middle man yang selama ini dianggap sebagai pengganggu stabilitas harga.

Di sisi lain, big data analytics akan dimanfaatkan untuk memprediksi produksi, pola konsumsi, serta potensi kelangkaan. Dengan data yang lebih akurat, intervensi bisa dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa solusi digital ini juga bertujuan menciptakan ekosistem pangan nasional yang lebih efisien dan adil. Pelaku usaha diwajibkan melaporkan data produksi, distribusi, dan stok secara berkala melalui sistem yang terintegrasi.

Namun, keberhasilan semua strategi ini sangat bergantung pada implementasi di lapangan. Pemerintah menekankan pentingnya kerja sama antara pusat dan daerah untuk memastikan seluruh program berjalan efektif. Tanpa pengawasan yang ketat, risiko permainan harga tetap akan mengancam pasar.

lonjakan harga beras di tengah lonjakan produksi menandakan adanya masalah struktural yang harus segera diselesaikan. Tidak cukup hanya meningkatkan hasil panen, distribusi dan pengawasan stok menjadi kunci dalam menjaga harga tetap stabil. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan.

Saran utama yang dapat diberikan adalah memperkuat pengawasan distribusi pangan secara menyeluruh di seluruh lini, termasuk peningkatan transparansi rantai pasok. Pemerintah juga perlu menindak tegas pihak-pihak yang terbukti memainkan harga demi keuntungan pribadi. Di samping itu, insentif bagi petani dan pelaku usaha yang jujur perlu diperluas agar sistem yang sehat bisa tercipta.

Digitalisasi harus terus didorong dan disempurnakan agar prediksi serta pengambilan kebijakan lebih cepat dan tepat. Pemerintah juga perlu mengedukasi masyarakat mengenai pola konsumsi dan harga pasar agar mereka tidak menjadi korban permainan harga.

Peningkatan kapasitas penyimpanan, baik melalui pembangunan silo maupun cold storage, harus menjadi prioritas jangka panjang. Ini akan menekan kehilangan hasil panen dan membantu stabilisasi harga. Semua langkah tersebut akan lebih efektif jika didukung dengan regulasi tegas yang mampu mengatasi dominasi pihak swasta yang tidak sehat.

Upaya-upaya yang telah dirancang pemerintah membutuhkan keberlanjutan dan keseriusan semua pihak. Tanpa komitmen bersama, siklus kenaikan harga beras akan terus berulang dan menyulitkan masyarakat secara luas.(*)


Tags: distribusi panganharga berasmafia berasproduksi padisolusi pemerintahstok Bulog
Akmal Solihannoer

Akmal Solihannoer

Berita Terkait

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

oleh Agus DJ
14 Oktober 2025
0
71

Jakarta, EKOIN.CO - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menegaskan komitmen kuatnya dalam upaya membangun ekosistem Islam yang kokoh...

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

oleh Agus DJ
14 Desember 2025
0
57

Jakarta, EKOIN.CO - Tahun 2025 menjadi momen ketika emas seolah menjadi primadona investasi bagi masyarakat luas di Indonesia. Kenaikan signifikan...

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

oleh Akmal Solihannoer
14 Desember 2025
0
26

Jakarta,  EKOIN.CO — Pemerintah akhirnya memutuskan percepatan pencairan kompensasi BBM dan listrik yang selama ini menjadi polemik antara Kementerian Keuangan...

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

oleh Akmal Solihannoer
11 Oktober 2025
0
44

Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah memastikan utang pusat sebesar Rp 9.138,05 triliun per Juni 2025 masih dalam batas aman. Menteri Keuangan...

Rekomendasi Untuk Anda

Sinergi Kementan dan Daerah Bangkitkan Swasembada Pangan

Sinergi Kementan dan Daerah Bangkitkan Swasembada Pangan

24 Juni 2025
9

Dakwah Sebagai Tugas Ilahiyah dan Agen Perubahan Sosial

20 Juli 2025
14
PERADIN Kukuhkan Master Advokat Angkatan III dan Gelar RAKERNAS 2025: Komitmen Menjaga Keadilan hingga ke Pelosok Desa

PERADIN Kukuhkan Master Advokat Angkatan III dan Gelar RAKERNAS 2025: Komitmen Menjaga Keadilan hingga ke Pelosok Desa

17 April 2025
62
Kemenkes Bahas Strategi Imunisasi Nasional 2025–2029

Kemenkes Bahas Strategi Imunisasi Nasional 2025–2029

19 Juli 2025
14
Pertanian Masa Depan: Bakteri Jadi Solusi Ramah Lingkungan

Pertanian Masa Depan: Bakteri Jadi Solusi Ramah Lingkungan

4 Juli 2025
11

Berita Terpopuler

  • Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • “Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Gedung Bundar Baru Jampidsus, Perkuat Citra Tegas dan Modern

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ucapan Idul Adha Buat WA, Atas Nama Keluarga Tercinta

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
EKOIN.CO

EKOIN.CO - Media Ekonomi Nomor 1 di Indonesia

  • REDAKSI
  • IKLAN
  • MEDIA CYBER
  • PETA SITUS
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • PERSYARATAN LAYANAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.