Jakarta, EKOIN.CO – Enam penyandang disabilitas dari Indonesia berhasil memukau ribuan pengunjung di World Expo 2025 Osaka melalui penampilan seni tradisional. Aksi mereka berlangsung di Paviliun Indonesia pada 2 hingga 6 Juli 2025.
Mereka adalah anggota kelompok Sahabat Istimewa, binaan PT Pertamina Internasional EP (PIEP), bagian dari Subholding Upstream Pertamina. Dengan penuh semangat, para penari mempersembahkan tarian nusantara di panggung internasional.
Kelompok Sahabat Istimewa lahir dari kerja sama PIEP dengan Yayasan Belantara Budaya Indonesia pada 2023. Sekolah tari ini menyediakan pelatihan gratis bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Para peserta didik terdiri dari penyandang tuna rungu, tuna grahita, hingga down syndrome. Selama dua tahun, mereka dilatih untuk mengembangkan keterampilan seni serta kepercayaan diri.
Dina Puspita Yulistiawati (20), penyandang tuna grahita dan down syndrome, tampil dengan semangat membawakan Tari Mappadendang dari Sulawesi Selatan. “Aku senang banget bisa nari di Jepang!” ungkapnya sambil tersenyum cerah.
Kebudayaan Inklusif di Pentas Dunia
Dengan semangat “Thriving in Harmony: Nature, Culture, and Future,” kelompok ini juga membawakan Jaipong, Tor-Tor, Maumere, Ondel-Ondel, dan Wak-Wak Gung. Wajah lelah tak tampak meski menempuh ribuan kilometer dari Bogor.
Pertamina juga mempersembahkan keindahan karya batik dari Sri Sulastri, pembatik tuna wicara asal Boyolali, Jawa Tengah. Ia memamerkan langsung teknik membatik di area Paviliun Indonesia.
Sri adalah anggota Sriekandi Patra, kelompok batik difabel yang dibentuk Pertamina pada 2017 melalui program Difablepreneur. Ia kini menjadi pengajar membatik di SLB Boyolali dan sumber inspirasi banyak orang.
Sriekandi Patra beranggotakan tujuh penyandang disabilitas dan tiga relawan. Mereka tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga menciptakan makna dan kemandirian dari setiap lembar kain yang mereka hasilkan.
Motif batik Lembu Patra adalah karya unggulan kelompok ini, yang sudah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sejak 2019. Desainnya terinspirasi dari sapi khas Boyolali yang melambangkan kesejahteraan.
Prestasi Nasional dan Internasional
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan, kedua kelompok ini bukan sekadar hadir, tapi membawa prestasi luar biasa. “Kelompok Tari Sahabat Istimewa pernah meraih penghargaan Indonesia CSR Awards 2024 dan Indonesia SDGs Awards 2024,” jelasnya.
Sedangkan Sriekandi Patra, lanjut Fadjar, meraih Gold di The CSR Excellence Awards London 2024 untuk kategori Equal Opportunities dan penghargaan Best Community Program di The Global CSR Awards 2023.
Menurut Fadjar, partisipasi mereka adalah bentuk nyata komitmen Pertamina terhadap keberlanjutan inklusif. “Kami ingin menunjukkan bahwa budaya adalah milik semua. Melalui program ini, mereka tidak hanya tampil, tetapi juga tumbuh dan dihargai,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa inisiatif ini turut mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs), terutama tujuan ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas dan ke-10 tentang Mengurangi Ketimpangan.
Dari panggung budaya Osaka hingga sanggar batik di Boyolali, Pertamina menegaskan bahwa inklusi tidak cukup hanya diucapkan, tetapi diwujudkan melalui karya dan aksi nyata di tingkat global.
Kehadiran Sahabat Istimewa dan Sriekandi Patra dalam World Expo 2025 Osaka tidak hanya menjadi simbol keberhasilan individu, tetapi juga cerminan bagaimana ruang inklusi bisa dihadirkan secara konkret oleh korporasi nasional.
Pertamina, melalui pembinaan jangka panjang dan program pemberdayaan, menunjukkan bahwa keberagaman bukan beban, melainkan kekuatan. Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang dalam menciptakan karya seni dan menginspirasi dunia.
Dari tarian hingga lembar batik, pesan yang dibawa adalah tentang harapan, kesetaraan, dan keberanian. Di tengah dunia yang terus bergerak maju, setiap insan memiliki hak yang sama untuk berperan dan dihargai.(*)










