Jakarta EKOIN.CO-Meski kawasan Timur Tengah dikenal sebagai pusat kelahiran agama-agama Abrahamik seperti Islam, Kristen, dan Yahudi, wilayah ini juga menjadi rumah bagi sejumlah agama dan kepercayaan minoritas yang telah bertahan selama berabad-abad. Beberapa di antaranya bahkan lebih tua dari tiga agama besar tersebut. Keberadaan mereka mencerminkan keragaman spiritual dan budaya Timur Tengah yang sering kali terabaikan.
1. Agama Druze: Kepercayaan Esoterik dari Pegunungan Lebanon dan Suriah
Asal Usul dan Sejarah:
Druze merupakan sebuah kepercayaan monoteistik yang muncul pada abad ke-11 di Mesir Fatimiyah, yang kemudian menyebar ke wilayah Levant seperti Lebanon, Suriah, dan Israel. Pendiri spiritualnya adalah Hamza ibn Ali dan murid-muridnya yang menafsirkan ajaran khalifah Fatimiyah al-Hakim secara mistik. Kepercayaan ini kemudian berkembang secara mandiri, tertutup bagi pertobatan baru, dan hanya diwariskan secara turun-temurun.
Kitab Suci dan Ajaran:
Kitab utama mereka disebut “Rasa’il al-Hikmah” (Risalah-risalah Kebijaksanaan), yang berisi 111 surat bersifat metafisik dan filosofi yang mendalam. Inti ajaran Druze mencakup tauhid absolut, reinkarnasi jiwa, serta pentingnya akal dan pengetahuan untuk memahami kebenaran ilahi.
Struktur Keagamaan:
Komunitas Druze dibagi menjadi dua kelompok: ‘uqqal (kaum bijak/pemuka agama) dan juhhal (umat awam). Hanya kaum ‘uqqal yang boleh mengakses ajaran esoterik, mengenakan pakaian khas dan menjalani gaya hidup yang sangat disiplin. Struktur keagamaan ini tertutup dan sangat dijaga dari pengaruh luar.
2. Zoroastrianisme: Warisan Persia Kuno yang Bertahan di Iran dan Irak
Asal Usul dan Sejarah:
Zoroastrianisme adalah agama monoteistik kuno yang berasal dari Persia (Iran) pada abad ke-6 SM, diajarkan oleh nabi Zoroaster (Zarathustra). Agama ini pernah menjadi agama resmi Kekaisaran Persia (Achaemenid dan Sasanid), sebelum dikalahkan oleh penyebaran Islam pada abad ke-7.
Kitab Suci dan Ajaran:
Kitab suci Zoroastrian adalah Avesta, yang mencakup Gatha (puisi Zoroaster) dan Yasna (doa serta ritual). Ajaran pokoknya dikenal dengan prinsip “Pikiran Baik, Perkataan Baik, Perbuatan Baik”, dan konsep dualisme moral antara kebaikan (Ahura Mazda) dan kejahatan (Angra Mainyu).
Struktur Keagamaan:
Zoroastrianisme memiliki pendeta yang disebut Mobed, dan tokoh spiritual utama yang dikenal sebagai Dastur. Ritual penting seperti pemujaan api suci dilakukan di kuil api (Atashkadeh). Meski jumlah penganutnya kini menurun drastis, komunitas Zoroastrian tetap aktif di Iran, Irak, dan diaspora Parsis di India.
3. Yezidi: Kepercayaan Sinkretik Kurdi dari Wilayah Irak Utara
Asal Usul dan Sejarah:
Yezidi adalah komunitas etno-religius Kurdi yang utamanya berada di wilayah Sinjar, Irak Utara. Ajaran Yezidi merupakan campuran dari unsur Zoroastrianisme, Islam Sufi, Kristen Timur, dan kepercayaan lokal. Tokoh spiritual utamanya adalah Sheikh Adi ibn Musafir, seorang sufi abad ke-12 yang didewakan dalam tradisi mereka.
Kitab Suci dan Ajaran:
Kitab suci utama adalah “Kitab al-Jilwah” dan “Mashaf Resh” (Kitab Hitam), meskipun banyak ajaran mereka diwariskan secara lisan. Yezidi percaya kepada satu Tuhan yang menciptakan dunia dan menyerahkannya kepada Melek Taus (Malaikat Merak), sosok malaikat utama yang sangat dihormati.
Struktur Keagamaan:
Komunitas Yezidi memiliki struktur kasta: Mir (pemimpin sekuler/spiritual), Sheikh, Pîr, dan umat biasa. Tempat suci terpenting mereka adalah Makam Sheikh Adi di Lalish, Irak. Kepercayaan mereka sering disalahpahami, dan mereka menghadapi penganiayaan berat, termasuk oleh kelompok ekstremis ISIS pada 2014.
4. Mandaeanisme: Pewaris Tradisi Pembaptisan dari Mesopotamia
Asal Usul dan Sejarah:
Mandaeanisme adalah agama gnostik yang berasal dari Mesopotamia dan masih bertahan di Irak selatan serta Iran barat daya. Penganutnya dikenal sebagai Mandea, dan mereka mengklaim sebagai pengikut asli Nabi Yahya (Yohanes Pembaptis), tetapi menolak Yesus dan ajaran Kristen.
Kitab Suci dan Ajaran:
Kitab suci utama mereka adalah “Ginza Rabba” (Harta Agung), yang berisi ajaran metafisika, kosmologi gnostik, serta ritual pemurnian jiwa. Air dianggap suci dan digunakan dalam ritus pembaptisan rutin yang merupakan bagian dari kehidupan keagamaan sehari-hari.
Struktur Keagamaan:
Komunitas Mandea dipimpin oleh imam yang disebut Tarmida dan Ganzibra (kepala imam). Struktur keagamaan bersifat hierarkis dan semua ritual bersifat eksklusif dalam bahasa Aram Mandaik. Karena tekanan politik dan diskriminasi, banyak Mandea telah bermigrasi ke Barat.
5. Samaritanisme: Sisa-Sisa Kepercayaan Israel Kuno
Asal Usul dan Sejarah:
Samaritanisme adalah agama yang berakar dari agama Israel kuno, yang hanya menerima Taurat versi mereka sebagai kitab suci. Samaritan percaya bahwa Gunung Gerizim, bukan Yerusalem, adalah tempat suci utama. Mereka memandang diri mereka sebagai pewaris sejati tradisi Nabi Musa.
Kitab Suci dan Ajaran:
Kitab suci mereka adalah Samaritan Pentateuch, yang memiliki beberapa perbedaan penting dari Taurat Ibrani. Ajaran mereka sangat mirip dengan Yudaisme awal, tetapi mereka tidak menerima kitab-kitab para nabi dan tulisan lain di Tanakh.
Struktur Keagamaan:
Jumlah penganut hanya sekitar 800 jiwa, tersebar antara Nablus (Tepi Barat) dan Holon (Israel). Mereka dipimpin oleh imam besar (Kohen Gadol), dan tetap menjalankan korban Paskah di Gunung Gerizim, suatu praktik yang sudah tidak dilakukan dalam Yudaisme modern.
Meskipun Timur Tengah identik dengan Islam, Kristen, dan Yahudi, kepercayaan seperti Druze, Zoroastrianisme, Yezidi, Mandaeanisme, dan Samaritanisme merupakan bukti nyata akan keberagaman spiritual yang telah lama mengakar di wilayah ini. Agama-agama ini bertahan melewati pergolakan politik dan tekanan budaya yang kuat.(*).
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v”










