Brussels EKOIN.CO – Posisi Israel dalam program riset unggulan Uni Eropa, Horizon Eropa, terancam dicabut menyusul evaluasi yang dilakukan oleh Komisi Eropa terhadap keterlibatan negara tersebut dalam proyek penelitian terbesar di dunia. Komisi Eropa mempertimbangkan kemungkinan menangguhkan partisipasi Israel setelah muncul kekhawatiran terkait situasi keamanan dan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Dikutip dari Ynetnews pada Selasa, 30 Juli 2025, Komisi Eropa sempat membahas secara internal sebuah proposal untuk menunda sebagian keikutsertaan Israel dalam Horizon Eropa. Diskusi tersebut terjadi dalam konteks tekanan internasional terhadap Israel atas dugaan tidak terpenuhinya komitmen dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.
UE pertimbangkan sanksi terhadap Israel
Proposal yang diajukan sempat menuai perdebatan sengit, namun belum menghasilkan keputusan karena Jerman dan Italia menyatakan keberatan atas penangguhan. Kedua negara ini mendesak agar Uni Eropa menunda keputusan lebih lanjut untuk mencegah terjadinya krisis diplomatik di kawasan.
Menurut laporan Ynetnews, pembahasan tersebut muncul sebagai bagian dari desakan sejumlah negara anggota Uni Eropa yang menginginkan adanya tindakan konkret terhadap Israel. Salah satu opsi yang diusulkan adalah penerapan sanksi atau pembatasan keikutsertaan Israel dalam program Horizon Eropa, sebagai bentuk tekanan agar Israel meningkatkan akses bantuan ke Gaza.
Pejabat Uni Eropa menyatakan bahwa semua kemungkinan tindakan masih terbuka, termasuk langkah-langkah pembatasan resmi. Hingga kini belum ada tenggat waktu pasti untuk pengambilan keputusan, namun evaluasi sedang dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan dampak politik dan ekonomi.
Kerugian ratusan juta euro mengancam Israel
Jika Israel benar-benar dikeluarkan dari sebagian program Horizon Eropa, negara itu diperkirakan akan kehilangan dana riset senilai ratusan juta euro. Horizon Eropa sendiri merupakan program riset dan inovasi senilai lebih dari €95 miliar yang didanai Uni Eropa dan mencakup kolaborasi berbagai negara.
Sumber diplomatik Uni Eropa menyebut bahwa tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat sejak awal 2025, terutama terkait kondisi kemanusiaan di Gaza. Beberapa negara menganggap Israel belum cukup responsif terhadap tuntutan internasional, khususnya dalam membuka jalur bantuan kemanusiaan.
Penangguhan keikutsertaan Israel dalam Horizon Eropa diyakini dapat menjadi sinyal tekanan politik dari Uni Eropa tanpa harus menjatuhkan sanksi ekonomi langsung. Namun, langkah ini tetap memiliki konsekuensi signifikan bagi kerjasama ilmiah dan teknologi antara Israel dan negara-negara anggota Uni Eropa.
Juru bicara Komisi Eropa menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai pembahasan tersebut, namun menegaskan bahwa Uni Eropa terus memantau perkembangan situasi di Gaza dan keterlibatan Israel dalam proyek-proyek riset bersama.
Sementara itu, perwakilan Israel di Brussels belum memberikan komentar resmi terkait kemungkinan pembatasan partisipasi tersebut. Pemerintah Israel sebelumnya menyatakan komitmennya terhadap peningkatan pengiriman bantuan, namun belum memberikan rencana konkret yang memuaskan pihak Uni Eropa.
Pakar kebijakan luar negeri menilai bahwa situasi ini mencerminkan tekanan diplomatik yang kian meningkat terhadap Israel dari sekutu tradisionalnya di Eropa. Meski belum final, langkah peninjauan ini bisa menjadi preseden baru dalam hubungan Uni Eropa dan Israel.
Selain Horizon Eropa, Israel juga terlibat dalam sejumlah program kemitraan lain dengan Uni Eropa di bidang teknologi, energi, dan pertahanan. Potensi pembatasan dalam Horizon Eropa bisa berdampak pada kelanjutan kerjasama strategis lainnya.
Langkah Uni Eropa ini juga dinilai sebagai bagian dari respon politik terhadap opini publik di Eropa yang menuntut peningkatan perlindungan hak asasi manusia di Gaza. Beberapa kelompok masyarakat sipil dan LSM di Eropa telah mendesak pemotongan dana riset bagi Israel sebagai bentuk tekanan moral.
Menurut sumber Ynetnews, hingga saat ini pembaruan kebijakan terkait partisipasi Israel masih dalam tahap evaluasi oleh Komisi Eropa. Tidak menutup kemungkinan keputusan akan diambil setelah konsultasi lebih lanjut dengan negara anggota.
Dari sisi Israel, kerugian finansial dan reputasi dari pengurangan akses ke Horizon Eropa bisa menjadi signifikan. Selain kehilangan dana, Israel berpotensi kehilangan akses terhadap kolaborasi ilmiah lintas negara yang penting untuk pengembangan teknologi.
Komunitas riset Israel telah menyatakan kekhawatiran mereka terhadap ketidakpastian ini. Beberapa universitas dan lembaga penelitian telah meminta pemerintah Israel segera merespons isu tersebut agar partisipasi mereka tidak terdampak secara langsung.
Pihak Uni Eropa menegaskan bahwa tindakan apa pun akan mempertimbangkan dampak terhadap komunitas ilmiah secara luas, namun tekanan untuk mengambil langkah tegas terhadap Israel tetap tinggi.
dari seluruh dinamika ini adalah bahwa ketegangan diplomatik antara Uni Eropa dan Israel tengah memasuki babak baru. Partisipasi dalam program riset kini menjadi bagian dari diplomasi multilateral di tengah isu kemanusiaan.
Dalam konteks geopolitik yang lebih luas, sikap Uni Eropa terhadap Israel mencerminkan perubahan pendekatan terhadap konflik di Timur Tengah. Horizon Eropa menjadi instrumen politik dalam mendesak kepatuhan terhadap standar hak asasi manusia.
Situasi ini juga menunjukkan bahwa hubungan internasional kini tidak hanya terfokus pada sanksi ekonomi atau militer, tetapi juga melalui kerja sama ilmu pengetahuan dan inovasi. Keputusan apapun dari Uni Eropa akan berdampak luas terhadap stabilitas hubungan regional.
Langkah diplomatik ini juga bisa menjadi sinyal kepada negara-negara lain tentang pentingnya komitmen terhadap kewajiban kemanusiaan dalam konteks kerja sama internasional.
Diperlukan kebijakan transparan dari Israel untuk mempertahankan partisipasi mereka dalam Horizon Eropa. Uni Eropa kemungkinan akan meminta jaminan tertulis atas komitmen tersebut sebelum mengambil keputusan akhir.
yang dapat diberikan adalah perlunya dialog terbuka antara Israel dan Uni Eropa agar tidak terjadi gangguan terhadap kolaborasi riset yang telah berlangsung selama ini. Upaya komunikasi dua arah bisa membantu meredakan ketegangan yang muncul.
Selain itu, Israel diharapkan segera meningkatkan transparansi dalam distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Respons cepat terhadap desakan Uni Eropa dapat memperbaiki citra diplomatik dan menghindari sanksi tidak langsung melalui pembatasan program.
Uni Eropa juga sebaiknya mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap dunia riset jika mengambil keputusan pembatasan. Kolaborasi ilmiah lintas negara memerlukan kestabilan hubungan politik agar inovasi dapat berjalan optimal.
Negara-negara anggota Uni Eropa diharapkan dapat mencapai konsensus dalam mengambil langkah ke depan. Perbedaan sikap seperti yang terjadi antara Jerman dan Italia dengan negara lainnya bisa memperlambat penyelesaian masalah.
Akhirnya, isu ini menjadi pengingat pentingnya keterkaitan antara tanggung jawab kemanusiaan dan kerja sama internasional. Keputusan apapun yang diambil akan menjadi cerminan komitmen Uni Eropa terhadap nilai-nilai universal dalam diplomasi global. (*)










