LONDON EKOIN.CO – Inggris mengumumkan perombakan militer terbesar dalam beberapa dekade sebagai respons atas meningkatnya ancaman dari Rusia. Langkah ini menjadi sorotan dunia internasional karena Inggris secara terbuka mengakui bahwa kekuatan militernya saat ini belum siap menghadapi perang besar, terutama jika konflik melibatkan kekuatan seperti Rusia.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Pemerintah Inggris merilis dokumen strategi pertahanan terbaru yang menyoroti Rusia sebanyak lebih dari 30 kali. Dokumen ini menjadi dasar reformasi besar yang mencakup penguatan armada, peningkatan anggaran, dan restrukturisasi komando militer. Langkah tersebut menunjukkan betapa seriusnya Inggris menanggapi potensi konfrontasi global yang dipicu oleh kebijakan militer Rusia.
Ancaman Rusia yang Semakin Nyata
Rusia dalam dua tahun terakhir meningkatkan anggaran militernya hingga 55 persen. Peningkatan ini ditujukan untuk memperkuat kapabilitas militer konvensional dan non-konvensional, termasuk kemampuan siber yang dilaporkan semakin sering digunakan untuk menyerang negara-negara Barat.
Dalam dokumen strategi Inggris, Rusia disebut secara eksplisit sebanyak 33 kali, yang menegaskan fokus utama pertahanan negara tersebut. Sumber dari Channel Youtube Geografyi menjelaskan bahwa peningkatan ini merupakan sinyal bahwa Inggris bersiap menghadapi ancaman dalam skala besar, bukan hanya pertahanan internal.
Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa ancaman dunia modern tidak hanya datang dari kekuatan militer langsung, tetapi juga dari serangan non-konvensional seperti spionase siber, sabotase digital, dan perang ekonomi. Rusia dianggap sebagai negara yang aktif dalam ketiga bidang tersebut, memaksa Inggris untuk beradaptasi.
Langkah strategis Inggris melibatkan alokasi anggaran baru, termasuk peningkatan dalam pengadaan senjata canggih dan sistem pertahanan siber. Kementerian Pertahanan Inggris mengungkapkan bahwa latihan militer bersama dengan negara-negara NATO juga akan ditingkatkan.
Kanada Dihukum Tarif oleh Trump, Tanggapan Tegas Diberikan
Sementara itu, di kawasan Amerika Utara, Kanada menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menaikkan tarif impor atas produk Kanada. Kenaikan tarif dari 10 persen menjadi 35 persen diberlakukan sejak Jumat, 1 Agustus 2025.
Perdana Menteri Kanada Mark Carney dalam pernyataan resminya menyebut bahwa tindakan Trump sebagai hukuman atas rencana Kanada untuk mengakui negara Palestina. Meski demikian, Carney menegaskan komitmen negaranya terhadap perjanjian perdagangan CUSMA yang mengikat Kanada, AS, dan Meksiko.
“Presiden Trump telah mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menaikkan tarifnya menjadi 35 persen untuk ekspor Kanada yang tidak tercakup dalam Perjanjian Kanada-Amerika Serikat-Meksiko, atau CUSMA,” kata Carney seperti dikutip dari Sputnik.
Carney menyebut bahwa berbagai sektor penting di Kanada seperti industri kayu, baja, aluminium, dan otomotif akan terkena dampak langsung dari tarif baru ini. Namun pemerintah Kanada akan mengupayakan langkah perlindungan terhadap industri dan tenaga kerja dalam negeri.
Ia menambahkan, selain mempertahankan dialog perdagangan dengan Amerika Serikat, Kanada juga akan memperluas ekspor ke negara lain untuk mengurangi ketergantungan ekonomi. Langkah ini diyakini akan membantu menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang.
Meskipun hubungan Kanada dan AS sedang mengalami ketegangan, Carney menyatakan bahwa Kanada tetap mengutamakan pendekatan diplomatik. Dia menyebut bahwa kesepakatan perdagangan bebas tetap penting demi kelangsungan ekonomi kedua negara.
Pengamat perdagangan menilai bahwa kebijakan tarif Trump merupakan bagian dari strategi tekanan agar Kanada membatalkan pengakuan terhadap negara Palestina. Namun belum ada pernyataan resmi dari Trump terkait motif tarif tersebut selain alasan proteksi industri AS.
Sementara itu, Inggris dengan reformasi militernya menghadapi tantangan yang berbeda. Analis keamanan global memperkirakan bahwa perombakan ini akan memerlukan waktu beberapa tahun sebelum Inggris benar-benar siap menghadapi kemungkinan perang konvensional.
Langkah Inggris tersebut mendapat dukungan dari beberapa negara Eropa yang khawatir terhadap perluasan pengaruh Rusia, terutama di wilayah timur Eropa. Negara-negara Baltik dan Polandia menyambut baik langkah Inggris tersebut sebagai sinyal solidaritas NATO.
Di sisi lain, Rusia belum memberikan tanggapan resmi terhadap isi dokumen strategi Inggris yang menyebut mereka puluhan kali. Namun media pemerintah Rusia menyebut langkah Inggris sebagai bentuk provokasi militer yang bisa memperburuk situasi keamanan global.
Selain itu, reformasi militer Inggris juga mencakup peningkatan jumlah personel, investasi dalam drone tempur, dan sistem radar canggih. Inggris menargetkan kesiapan penuh pada tahun 2030, sebagai bagian dari strategi jangka panjang menghadapi ketidakpastian global.
Pengamat pertahanan menekankan bahwa keberhasilan perombakan ini sangat tergantung pada dukungan politik dalam negeri dan aliansi internasional. Inggris sendiri berkomitmen pada NATO dan aliansi Five Eyes untuk memperkuat pertahanan bersama.
dari rangkaian kebijakan Inggris dan Kanada menunjukkan bahwa geopolitik global semakin kompleks dengan berbagai ancaman dan tekanan ekonomi. Negara-negara Barat kini mengambil langkah berbeda untuk mengamankan kepentingan nasional mereka.
Langkah reformasi militer Inggris mencerminkan keseriusan negara tersebut dalam menghadapi era ancaman baru. Dengan fokus pada kesiapan perang, Inggris berupaya mengantisipasi konflik besar yang mungkin timbul dari agresi Rusia.
Sementara itu, Kanada dihadapkan pada tantangan perdagangan yang berat akibat keputusan politik internasionalnya. Tanggapan keras AS melalui tarif menjadi ujian diplomatik dan ekonomi yang harus dihadapi secara strategis.
Upaya Kanada untuk memperluas pasar ekspor dan menguatkan industri dalam negeri menunjukkan arah kebijakan ekonomi yang berorientasi jangka panjang. Dukungan publik dan stabilitas politik menjadi faktor kunci keberhasilan respons Kanada.
Secara keseluruhan, dua peristiwa ini menunjukkan bahwa dinamika global tengah memasuki fase ketegangan baru, baik dalam bentuk militer maupun ekonomi. Negara-negara harus adaptif dan cermat dalam merespons demi menjaga stabilitas dan kedaulatan nasional.
( * )










