Jakarta EKOIN.CO – BPI Danantara akan segera merampungkan proses restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh melalui langkah-langkah menyeluruh. CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa penyelesaian utang ini akan dilakukan secara tuntas tanpa menyisakan persoalan baru.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Dalam pernyataannya di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian pada Selasa (5/8/2025), Rosan mengungkapkan bahwa pihaknya segera mengumumkan tahapan dalam restrukturisasi keuangan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Rosan menekankan, pendekatan yang diambil bersifat menyeluruh dan bertujuan menyelesaikan permasalahan secara komprehensif.
“Kita akan umumkan langkah-langkah kita dalam langkah merestrukturasi (utang) dari KCIC atau Whoosh ini,” ujar Rosan kepada media.
Proyek Whoosh dan Beban Keuangan
PT KCIC yang menjadi operator Kereta Cepat Whoosh merupakan hasil kerja sama antara konsorsium BUMN Indonesia yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan Tiongkok melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Hingga kini, utang KCIC masih menjadi sorotan karena belum sebanding dengan pendapatan yang dihasilkan dari operasional kereta cepat tersebut.
Dalam struktur PSBI tercatat beberapa BUMN besar sebagai pemegang saham, antara lain PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan porsi 58,53%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 33,36%, PT Perkebunan Nusantara I sebesar 1,03%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebanyak 7,08%. Komposisi ini sebagaimana diinformasikan dalam situs resmi KCIC.
Masalah beban utang semakin krusial seiring munculnya wacana pemerintah untuk memperpanjang jalur kereta cepat hingga Surabaya, yang diperkirakan akan kembali memerlukan pembiayaan besar. Kondisi ini menjadi perhatian khusus, mengingat kemampuan keuangan KCIC masih belum optimal.
Rosan menegaskan bahwa upaya penyelesaian utang ini bukan sekadar penundaan tanggung jawab. Ia menyatakan, “Kalau kita melakukan suatu corporate action, itu tuntas. Jadi bukan hanya sifatnya menunda masalah,” katanya menegaskan.
Restrukturisasi dan Langkah Selanjutnya
Sebagai perusahaan induk baru yang akan menaungi pengelolaan aset infrastruktur strategis, Danantara berencana segera merinci skema penyelesaian utang KCIC. Langkah restrukturisasi ini tidak hanya penting untuk memperbaiki kondisi finansial KCIC, tetapi juga menjadi acuan dalam pembangunan jalur kereta cepat tahap lanjutan.
Menurut informasi dari berbagai sumber, pemerintah berharap bahwa proyek kereta cepat ini, meski memiliki tantangan keuangan, dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan konektivitas antarwilayah. Oleh karena itu, restrukturisasi diharapkan menjadi jalan keluar dari tekanan keuangan KCIC yang selama ini menghambat perkembangan proyek.
Hingga kini, belum ada rincian angka atau nilai total utang KCIC yang akan direstrukturisasi. Namun, Rosan memastikan bahwa seluruh proses akan dilakukan secara transparan dan dalam koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk BUMN yang tergabung dalam PSBI.
Selain itu, langkah-langkah restrukturisasi yang tengah dipersiapkan juga bertujuan menciptakan stabilitas jangka panjang dalam pengelolaan proyek Whoosh dan menghindari ketergantungan terhadap dukungan dana negara.
Sebagai catatan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mulai dioperasikan sejak akhir tahun 2023 dan sempat menjadi sorotan karena pembengkakan biaya pembangunan dan minimnya pendapatan operasional dalam tahun-tahun awal. Kini, fokus pemerintah dan Danantara adalah mencari solusi finansial jangka panjang yang berkelanjutan.
Rosan menyebut bahwa keterlibatan Danantara dalam proyek ini bukan hanya untuk menyelesaikan permasalahan KCIC saat ini, tetapi juga menjadi bagian dari strategi nasional dalam mengelola infrastruktur besar secara efisien.
Dalam waktu dekat, Danantara berencana mengumumkan secara resmi langkah restrukturisasi tersebut, termasuk skema restrukturisasi utang yang akan melibatkan lembaga keuangan dan pemegang saham utama.
Pemerintah berharap agar restrukturisasi ini dapat menghindari risiko beban utang yang terus membengkak dan mengganggu program pembangunan infrastruktur lain yang sedang berlangsung di berbagai daerah.
Sebagai tindak lanjut, koordinasi dengan pemegang saham dan pemerintah akan terus dilakukan agar proses restrukturisasi tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja keuangan BUMN yang terlibat.
Dengan restrukturisasi ini, diharapkan KCIC dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional dan mendongkrak pendapatan dari sektor transportasi cepat di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
Proses restrukturisasi utang KCIC menunjukkan langkah serius dari pemerintah untuk menuntaskan masalah keuangan proyek Whoosh. Selain itu, langkah ini menjadi penting untuk memastikan keberlanjutan proyek strategis yang berdampak pada transportasi dan perekonomian nasional. Peran Danantara sangat krusial untuk mengonsolidasikan pembiayaan proyek secara tepat dan efektif.
Restrukturisasi ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang yang dapat menyeimbangkan antara beban keuangan dan manfaat ekonomi yang ditawarkan oleh kereta cepat. Proses ini juga menjadi pembelajaran dalam mengelola proyek besar dengan risiko tinggi secara lebih hati-hati dan terencana.
Rencana perpanjangan jalur hingga Surabaya menjadi tantangan tersendiri yang memerlukan perhitungan keuangan matang. Oleh karena itu, penyelesaian utang KCIC harus dilakukan sebelum tahap ekspansi dilaksanakan.
Ke depan, koordinasi antar-BUMN dan pemegang saham akan terus ditingkatkan agar proyek kereta cepat tidak lagi membebani APBN maupun BUMN yang terlibat secara keuangan. Hal ini untuk menciptakan keberlanjutan proyek yang dapat mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan wilayah.
Pemerintah dan Danantara diharapkan mampu menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahap restrukturisasi utang, sehingga proyek strategis ini bisa menjadi model pengelolaan infrastruktur nasional yang efektif dan bertanggung jawab. (*)










