WASHINGTON EKOIN.CO – Pemerintah Jepang mengungkap bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyadari dan menyesali kesalahan dalam perintah kebijakan tarif terhadap produk asal Jepang yang sempat memicu ketegangan dagang. Hal ini disampaikan usai pertemuan bilateral di Washington, Kamis (7/8).
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Kepala Negosiator Perdagangan Jepang, Ryosei Akazawa, mengatakan bahwa pemerintahan Trump berkomitmen memperbaiki kekeliruan administratif yang memicu kenaikan tarif mendadak. Akazawa menegaskan, Amerika Serikat berjanji tidak melanjutkan skema tarif ganda.
Menurutnya, kesepakatan itu juga mencakup pengembalian kelebihan pungutan tarif yang sudah terlanjur dibayarkan eksportir Jepang. “Pemerintah AS mengakui bahwa terjadi kesalahan yang sangat disesalkan dalam penerbitan perintah eksekutif terkait tarif,” ujar Akazawa dikutip dari Forbes, Jumat (8/8).
Kesalahan dimulai dari perintah eksekutif yang dikeluarkan 31 Juli, yang menetapkan tarif baru tanpa merujuk pada kesepakatan dagang awal. Kebijakan ini membuat bea impor sejumlah produk Jepang melonjak signifikan.
Produk seperti daging sapi Jepang yang sebelumnya dikenakan tarif 26,4 persen, naik menjadi 41,4 persen. Kondisi ini memicu protes keras dari pihak Tokyo karena dinilai melanggar perjanjian dagang yang sudah dicapai.
Komitmen untuk Mengembalikan Keseimbangan Dagang
Dalam negosiasi sebelumnya, Jepang dan AS sepakat menetapkan tarif tetap 15 persen untuk semua produk ekspor Jepang. Sebagai gantinya, Jepang berjanji akan menanamkan investasi ratusan miliar dolar AS di Amerika.
Selain itu, Jepang juga sepakat memperluas akses pasar bagi produk-produk Amerika, mulai dari pertanian hingga manufaktur. Kesepakatan ini dianggap penting untuk menjaga keseimbangan dagang kedua negara.
Namun, perintah eksekutif akhir Juli lalu dianggap mengabaikan isi kesepakatan tersebut. Tokyo menilai kebijakan itu dapat merusak hubungan dagang yang telah dibangun dengan sulit selama bertahun-tahun.
Akazawa memastikan bahwa melalui pertemuan terakhir, Washington menyatakan kesiapannya untuk mengoreksi kesalahan tarif tersebut. Hal ini, menurutnya, menjadi langkah positif dalam meredakan ketegangan.
Penyesuaian Tarif Mobil Jepang
Selain membahas produk pangan, kedua negara juga meninjau ulang tarif kendaraan. AS setuju menurunkan bea masuk mobil Jepang dari 27,5 persen menjadi 15 persen, sesuai dengan kesepakatan awal.
Penyesuaian tarif ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing mobil Jepang di pasar Amerika. Langkah tersebut juga dipandang sebagai sinyal positif bagi produsen otomotif kedua negara.
Akazawa menyebut bahwa pembicaraan berjalan konstruktif dan penuh semangat kerja sama. Ia menilai perbaikan kebijakan ini menjadi bukti bahwa kedua pihak ingin menjaga hubungan dagang yang sehat.
Selain sektor otomotif, negosiasi turut membahas potensi penghapusan hambatan non-tarif pada produk-produk teknologi tinggi Jepang. Meski belum ada kesepakatan final, pembicaraan akan dilanjutkan dalam waktu dekat.
Akazawa optimis bahwa pemulihan kebijakan tarif ini akan berdampak positif bagi ekspor Jepang. “Kami ingin memastikan semua komitmen yang telah disepakati benar-benar dijalankan,” tegasnya.
Pemerintah Jepang berencana mengirim tim teknis untuk memastikan perubahan tarif dilakukan secara akurat. Tim ini akan bekerja sama langsung dengan pejabat Departemen Perdagangan AS.
Langkah ini diharapkan dapat mencegah terulangnya kesalahan administratif yang merugikan eksportir. Tokyo menegaskan, stabilitas kebijakan tarif adalah kunci kelancaran perdagangan internasional.
Beberapa pengamat menilai, penyesuaian tarif ini menjadi ujian komitmen AS dalam mematuhi kesepakatan internasional. Bagi Jepang, hal ini juga menyangkut kredibilitas sebagai mitra dagang strategis.
Kedua negara dijadwalkan kembali bertemu bulan depan untuk memantau perkembangan implementasi kebijakan baru. Agenda utama akan fokus pada evaluasi dampak penurunan tarif terhadap arus perdagangan.
Pemantauan tersebut akan menentukan apakah kebijakan perbaikan tarif dapat berjalan lancar atau memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Tokyo berharap tidak ada lagi kejutan kebijakan yang memicu ketegangan.
Jepang menilai, keberhasilan pembaruan tarif akan menjadi modal penting untuk membahas isu perdagangan lainnya. Hubungan yang stabil dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Dalam jangka panjang, kedua pihak ingin menghindari perang dagang yang hanya akan merugikan kedua belah pihak. Kerja sama yang saling menguntungkan diyakini dapat memperkuat kemitraan strategis.
Bagi pelaku usaha Jepang, stabilitas tarif memberi kepastian dalam perencanaan bisnis. Hal ini penting mengingat tingginya persaingan di pasar internasional.
Menjaga komunikasi intensif antarnegara akan menghindarkan kesalahpahaman kebijakan.
Kedua pihak perlu membentuk tim bersama untuk memantau pelaksanaan kebijakan tarif.
Pelaku usaha harus aktif menyampaikan masukan terkait dampak kebijakan.
Pemerintah diharapkan transparan dalam setiap perubahan kebijakan tarif.
Media berperan penting dalam menyebarkan informasi kebijakan perdagangan secara akurat.
Perbaikan kebijakan tarif antara AS dan Jepang menandai komitmen menjaga hubungan dagang.
Langkah ini diharapkan mengurangi potensi ketegangan perdagangan di masa depan.
Pelaku usaha dapat merencanakan ekspor dengan lebih percaya diri.
Kepastian tarif menjadi faktor penting dalam keberlanjutan kemitraan dagang.
Hubungan dagang yang sehat akan menguntungkan kedua negara dalam jangka panjang. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










