JAKARTA, EKOIN.CO – Indonesia melangkah lebih jauh dalam pengembangan teknologi pertahanan dengan membangun kerja sama strategis bersama Turki untuk memproduksi rudal Atmaca. Rudal ini dikenal sebagai sistem antikapal modern berpemandu presisi dengan kemampuan setara rudal milik China dan Rusia. Langkah tersebut menegaskan transformasi Indonesia dari sekadar pembeli senjata menjadi negara yang turut aktif dalam manufaktur persenjataan canggih.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Kerja Sama Rudal Atmaca dengan Turki
Atmaca merupakan rudal antikapal yang dikembangkan oleh industri pertahanan Turki. Indonesia melalui kemitraan ini memperoleh peluang untuk menguasai teknologi produksi sekaligus memperkuat basis pertahanan nasional. Rudal tersebut dirancang untuk menghantam target permukaan dengan presisi tinggi, menjadi salah satu senjata strategis di medan laut modern.
Menurut pengamat militer, kerja sama ini menunjukkan arah baru pertahanan Indonesia. Negara dengan lebih dari 17.000 pulau dan jalur laut vital itu membutuhkan sistem senjata yang dapat diandalkan untuk mengamankan wilayah maritimnya dari ancaman eksternal.
Pakar pertahanan juga menilai penguasaan teknologi rudal Atmaca menjadi simbol peningkatan kemampuan Indonesia dalam industri pertahanan mandiri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi ketergantungan terhadap impor senjata dari negara lain.
Natuna dan Tantangan Laut Cina Selatan
Kepulauan Natuna di Laut Cina Selatan disebut sebagai salah satu kawasan rawan. Kapal-kapal Tiongkok tercatat berulang kali memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, sehingga menimbulkan ketegangan diplomatik maupun militer. Dalam konteks itu, rudal Atmaca dianggap relevan untuk memperkuat daya gentar Indonesia.
Selain memberikan perlindungan di jalur laut strategis, keberadaan rudal ini diharapkan dapat menjadi faktor pencegah agresi pihak luar. Dengan jangkauan dan akurasi tinggi, Atmaca dapat memperkuat posisi angkatan laut Indonesia dalam menjaga kedaulatan maritim.
Pemerintah Indonesia melihat kerja sama dengan Turki bukan hanya sebatas pembelian lisensi produksi, melainkan juga transfer teknologi. Melalui pendekatan ini, Indonesia berharap mampu mengembangkan industri pertahanan yang lebih mandiri dan kompetitif di kawasan Asia Tenggara.
Langkah ini melengkapi program sebelumnya yang menitikberatkan pada pengembangan rudal balistik Khan, yang juga melibatkan kemitraan internasional. Dengan kombinasi tersebut, Indonesia diyakini memiliki daya tangkal yang lebih kuat di kawasan.
Ke depan, implementasi produksi rudal Atmaca akan diuji melalui berbagai latihan militer. Hasilnya akan menjadi tolak ukur seberapa efektif sistem ini berfungsi dalam kondisi nyata di medan pertempuran laut.
Jika program ini berhasil, Indonesia dapat masuk ke jajaran negara yang tidak hanya membeli tetapi juga mampu memproduksi sistem rudal berteknologi tinggi. Hal tersebut diharapkan mendorong penguatan posisi strategis Indonesia dalam peta geopolitik kawasan.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










