Jakarta EKOIN.CO – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) bersama otoritas Rabithah ‘Alam Islami memutuskan menunda penyelenggaraan MHQ Internasional Disabilitas Netra yang sedianya berlangsung pada 1–3 September 2025 di Jakarta.
Penundaan itu diumumkan setelah mempertimbangkan situasi keamanan yang belum kondusif akibat gelombang demonstrasi di Jakarta dan sejumlah daerah. Keputusan diambil sebagai langkah prioritas demi keselamatan peserta, pendamping, serta seluruh panitia penyelenggara.
Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, menegaskan keputusan ini bukan tanpa pertimbangan mendalam. “Dengan penuh pertimbangan, kami harus menunda pelaksanaan MHQ internasional ini. Kondisi Jakarta dan beberapa wilayah lain yang masih dipenuhi aksi demonstrasi tidak memungkinkan terselenggaranya kegiatan secara aman dan lancar,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (30/8/2025).
Ajang Internasional Ditunda
MHQ internasional bagi penyandang disabilitas netra tersebut awalnya dirancang menjadi momen bersejarah. Kolaborasi Ditjen Bimas Islam dengan Rabithah ‘Alam Islami ini melibatkan 15 peserta dari 12 negara yang berhasil lolos seleksi ketat hingga babak final di Jakarta.
Ajang ini diharapkan menjadi wadah inklusif yang menampilkan semangat para penghafal Al-Qur’an penyandang disabilitas netra dari berbagai belahan dunia. Namun, situasi sosial dan politik yang memanas membuat keputusan penundaan tak terhindarkan.
“Keamanan adalah hal paling penting. Kami memahami banyak pihak yang kecewa, terutama peserta dan pendamping yang sudah mempersiapkan diri. Tapi kami percaya keputusan ini terbaik demi keselamatan bersama,” tambah Zayadi.
Rencana Penjadwalan Ulang
Kemenag kini masih berkoordinasi dengan Rabithah ‘Alam Islami dan otoritas terkait lainnya untuk menentukan waktu dan lokasi baru. Penyelenggara berharap penjadwalan ulang tetap menjaga kualitas serta semangat kebersamaan dalam ajang bergengsi tersebut.
Zayadi menuturkan pihaknya ingin memastikan acara tetap berlangsung dalam kondisi aman. “Kami ingin menjaga semangat para penghafal Al-Qur’an penyandang disabilitas netra. Inklusivitas dan penghargaan terhadap ketekunan mereka tetap menjadi komitmen utama Kementerian Agama. Semoga dalam waktu dekat, kita bisa menggelar MHQ ini dalam kondisi lebih aman dan penuh keberkahan,” katanya.
Selain itu, komunikasi intensif dengan perwakilan negara peserta juga dilakukan. Panitia ingin memastikan informasi penundaan ini tersampaikan dengan jelas agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Sejumlah negara peserta telah menyampaikan dukungan terhadap keputusan panitia. Mereka memahami bahwa faktor keamanan menjadi dasar utama yang tidak bisa diabaikan. Dukungan ini memperkuat harapan agar pelaksanaan di masa mendatang berjalan lebih lancar.
Para peserta yang sebagian besar sudah berada dalam tahap persiapan akhir di negaranya masing-masing tetap diminta menjaga motivasi. Panitia berharap antusiasme yang tinggi tetap terjaga meski agenda harus diundur.
Harapan Penyelenggara dan Peserta
Kemenag juga menegaskan bahwa nilai-nilai inklusif tetap menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ajang MHQ Internasional Disabilitas Netra diharapkan tidak hanya menumbuhkan semangat keagamaan, tetapi juga memperkuat solidaritas global dalam menghargai keberagaman kemampuan.
Penundaan ini dipandang sebagai langkah realistis agar pelaksanaan tidak terganggu oleh kondisi eksternal. Panitia berharap keputusan tersebut dipahami sebagai bentuk tanggung jawab, bukan hambatan dalam perjalanan acara internasional.
Beberapa tokoh masyarakat memberikan apresiasi terhadap langkah Kemenag. Menurut mereka, penundaan ini membuktikan pemerintah tidak mengabaikan keselamatan publik. Selain itu, keputusan ini menegaskan bahwa acara berskala internasional perlu dijalankan dengan penuh kehati-hatian.
Dalam catatan panitia, persiapan teknis sebenarnya sudah mencapai tahap akhir. Fasilitas untuk mendukung peserta disabilitas netra telah dipersiapkan secara khusus, termasuk akomodasi dan aksesibilitas lokasi. Namun, semua harus tertunda demi keselamatan bersama.
Meski demikian, optimisme tetap terjaga. Penyelenggara berharap momentum penundaan dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan persiapan, sehingga acara mendatang lebih maksimal.
Penundaan MHQ internasional ini juga menjadi pengingat bahwa penyelenggaraan kegiatan berskala besar selalu berkaitan erat dengan kondisi sosial politik. Oleh karena itu, kesiapan panitia dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan patut diapresiasi.
Ke depan, pemerintah bersama mitra internasional diharapkan mampu menemukan solusi terbaik untuk melanjutkan agenda. Hal ini penting agar visi menghadirkan ajang berkelas dunia bagi penyandang disabilitas netra tetap terwujud.
Akhirnya, Kemenag mengajak semua pihak mendukung penuh agar pelaksanaan MHQ bisa digelar kembali dengan lebih aman. Dukungan masyarakat luas sangat dibutuhkan agar pesan persatuan dan penghargaan terhadap penghafal Al-Qur’an dapat terus bergema.
Keputusan penundaan ini bukan akhir, melainkan awal untuk menghadirkan acara yang lebih berkualitas. Dengan koordinasi matang dan semangat bersama, MHQ Internasional Disabilitas Netra tetap akan menjadi catatan penting dalam sejarah penyelenggaraan keagamaan di Indonesia.
Penyelenggara berharap seluruh peserta tetap bersemangat menunggu jadwal baru. Mereka meyakini ajang ini akan menjadi ajang persaudaraan yang membawa berkah, meskipun tertunda untuk sementara waktu.
Sebagai penutup, keputusan menunda pelaksanaan MHQ internasional bagi penyandang disabilitas netra di Jakarta pada awal September 2025 menunjukkan keseriusan pemerintah menjaga keselamatan bersama. Meski menimbulkan kekecewaan, langkah ini menegaskan bahwa aspek keamanan tidak bisa ditawar.
Diharapkan, penjadwalan ulang dapat segera diumumkan agar peserta dan pendamping dapat menyesuaikan persiapan. Dengan begitu, semangat mereka tidak luntur dan justru semakin kuat saat agenda akhirnya digelar.
Momen ini juga bisa menjadi kesempatan untuk memperluas jangkauan dukungan publik, sekaligus memperkenalkan Indonesia sebagai tuan rumah yang peduli pada keselamatan dan keberagaman.
Keberlanjutan acara MHQ internasional sangat penting untuk menjaga semangat inklusif. Oleh sebab itu, koordinasi intensif antarnegara peserta perlu dijaga agar kepercayaan tetap terbangun.
Dengan segala keterbatasan, keputusan penundaan ini justru diharapkan membawa hikmah. Panitia optimis ajang internasional itu dapat terlaksana dengan lebih baik dalam suasana aman, tenang, dan penuh keberkahan.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










