Jakarta, EKOIN.CO – Xiaomi menghadapi gelombang protes dari ribuan pembeli mobil listrik terbarunya, SUV YU7, setelah terungkap waktu tunggu pengiriman bisa mencapai lebih dari satu tahun. Kendaraan yang diluncurkan 27 Juni lalu ini sempat mencetak rekor 240.000 pesanan dalam 18 jam pertama, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (2/7/2025).
Kekecewaan konsumen bermula ketika mengetahui estimasi pengiriman 38-60 minggu hanya setelah membayar uang muka 5.000 yuan (Rp11 juta) yang tidak bisa dikembalikan. Lebih dari 400 keluhan telah masuk ke platform Black Cat, menuding Xiaomi kurang transparan dan khawatir kehilangan insentif pajak kendaraan listrik yang berakhir tahun ini.
“Kami akan menanggapi keluhan ini secara langsung,” janji CEO Xiaomi Lei Jun melalui akun Weibo-nya yang diikuti 26 juta orang. Rencananya, klarifikasi akan diberikan melalui siaran langsung pada 3 Juli.
YU7 yang dipatok mulai 253.500 yuan (Rp570 juta) ini memang sengaja diposisikan sebagai pesaing Tesla Model Y. Namun, krisis ini mengancam reputasi Xiaomi yang baru saja pulih dari insiden kecelakaan fatal SU7 bulan Maret lalu. Kendati menjadi pendatang baru di industri otomotif, Xiaomi secara terbuka menyatakan ambisi menyaingi dominasi Tesla di pasar domestik.










