EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda EKOBIS

Kinerja Manufaktur Indonesia Merosot Tajam, Tergerus Ketidakpastian Global

PMI Manufaktur Indonesia pada April 2025 turun drastis ke angka 46,7, mencerminkan kontraksi industri di tengah tekanan global dan banjir impor, dengan pelaku usaha mendesak pemerintah segera bertindak guna menjaga daya saing nasional.

Ibhent oleh Ibhent
6 Mei 2025
dalam EKOBIS, INDUSTRI
0
A A
0
Kinerja Manufaktur Indonesia Merosot Tajam, Tergerus Ketidakpastian Global

Foto CNN Indonesia

Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, EKOIN.CO — Industri manufaktur Indonesia mengalami penurunan signifikan pada April 2025. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur yang dirilis S&P Global menunjukkan angka 46,7, merosot dari 52,4 pada Maret 2025. Perubahan ini menandai pergeseran kondisi dari ekspansi ke kontraksi.

Laporan tersebut mencerminkan meningkatnya tekanan yang dialami pelaku usaha dalam negeri, yang kini menghadapi ketidakpastian baik dari faktor global maupun domestik. Kontraksi sebesar 5,7 poin ini sekaligus menjadi yang terdalam di antara negara-negara Asia Tenggara.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, menyampaikan bahwa penurunan ini turut dipengaruhi oleh faktor psikologis pelaku usaha yang merasa tertekan akibat situasi geopolitik dan ketidakseimbangan pasar. “Optimisme pelaku industri manufaktur menurun tajam karena kondisi yang serba tidak pasti saat ini,” ujarnya dalam pernyataan resmi yang diterbitkan pada Jumat (2/5).

Ia menjelaskan, banjir produk impor dan kebijakan tarif dari negara lain, terutama Amerika Serikat, telah memperburuk ekspektasi industri nasional. Febri menegaskan bahwa para pelaku usaha mulai resah atas potensi limpahan produk dari negara terdampak yang akan membanjiri pasar Indonesia.

“Pelaku industri khawatir Indonesia dijadikan pasar alternatif oleh negara-negara yang terdampak tarif, sehingga terjadi lonjakan impor yang mengancam daya saing industri lokal,” ucapnya.

Berita Menarik Pilihan

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) turut mengalami perlambatan, tercatat di level 51,90 pada April, menurun dibandingkan Maret sebesar 52,98 dan lebih rendah dari April tahun lalu yang mencapai 52,30. Hal ini memperkuat sinyal bahwa industri dalam negeri tengah menghadapi tantangan serius.

Febri mengungkapkan, banyak asosiasi industri telah menyampaikan keluhan kepada pihaknya. Mereka menuntut pemerintah mengambil langkah nyata guna melindungi pasar domestik dan meningkatkan daya saing nasional. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian agar regulasi yang dibuat benar-benar pro terhadap industri.

“Kami membutuhkan dukungan penuh dari kementerian dan lembaga lain agar kebijakan yang diterbitkan benar-benar pro terhadap industri dan investasi dalam negeri,” tegasnya.

Sebagai perbandingan, PMI negara-negara lain menunjukkan posisi yang lebih baik. Filipina masih mencatat ekspansi, sedangkan Thailand mencatat angka 49,5, Malaysia 48,6, Jepang 48,5, dan Korea Selatan 47,5. PMI China berada di angka 50,4, masih dalam zona ekspansi meski melambat.

Ekonom dari S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti, menjelaskan bahwa ini adalah kontraksi pertama sektor manufaktur Indonesia dalam lima bulan terakhir. Ia menyebut kondisi ini disebabkan oleh penurunan penjualan dan output yang signifikan, serta merupakan yang terdalam sejak Agustus 2021.

“Perusahaan mulai mengalihkan kapasitas untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan karena tidak ada penjualan. Tampaknya kondisi ini akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan,” ungkap Bhatti, seperti dikutip dari laporan resmi S&P Global.

Dalam keterangannya, ia juga menyebutkan bahwa banyak perusahaan telah mengurangi pembelian bahan baku, jumlah tenaga kerja, serta stok produksi. Menurutnya, prospek sektor manufaktur dalam waktu dekat masih akan dibayangi ketidakpastian.

Situasi yang dihadapi pelaku usaha manufaktur kini tak lagi sekadar soal produksi dan permintaan pasar, tetapi juga menyangkut ketahanan industri dalam negeri terhadap tekanan eksternal yang semakin kompleks. Kebijakan dagang global seperti tarif impor tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, menjadi salah satu sumber ketidakpastian yang memicu kekhawatiran kalangan industri.

Menurut Febri Hendri Antoni Arief, banyak pelaku industri yang masih menunggu hasil negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan pihak Amerika Serikat terkait tarif tersebut. Mereka berharap ada kejelasan agar bisa menyusun strategi usaha yang lebih terukur. Namun selama ketidakpastian itu masih berlangsung, sebagian besar pelaku usaha memilih menahan ekspansi dan efisiensi produksi.

“Sekitar 80 persen produksi industri dalam negeri diserap oleh pasar domestik. Maka melindungi pasar ini sangat krusial bagi keberlangsungan industri nasional,” ujar Febri.

Ia menyebut, jika lonjakan impor dari negara-negara terdampak kebijakan tarif terus dibiarkan masuk ke pasar lokal, maka produsen dalam negeri akan mengalami kesulitan bersaing dari sisi harga maupun volume. Kondisi ini dinilai akan berpengaruh besar pada tenaga kerja dan pertumbuhan sektor riil secara keseluruhan.

Lebih jauh, laporan dari S&P Global juga mengungkapkan bahwa pesanan baru dari pasar domestik maupun ekspor mengalami penurunan tajam. Hal ini berdampak pada aktivitas produksi yang ikut melambat. Banyak perusahaan yang memilih mengurangi volume pembelian bahan baku serta memangkas stok barang jadi demi menekan biaya operasional.

Ekonom S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti, menjelaskan bahwa kontraksi ini menandakan sektor manufaktur Indonesia sedang mengalami masa sulit di awal kuartal II-2025. Ia menilai, penurunan output yang tajam mencerminkan tekanan permintaan yang melemah, sementara perusahaan cenderung berhati-hati dalam mengambil langkah lanjutan.

“Perusahaan mulai mengalihkan kapasitas untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan karena tidak ada penjualan. Tampaknya kondisi ini akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan,” tuturnya.

Melemahnya performa manufaktur ini juga menimbulkan kekhawatiran terhadap ketahanan lapangan kerja. Industri manufaktur selama ini menjadi penyerap tenaga kerja yang signifikan di Indonesia. Bila tekanan terus berlanjut, bukan tidak mungkin terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah sektor.

Meskipun demikian, pelaku usaha masih menaruh harapan pada pemerintah agar segera mengambil langkah konkret. Di antaranya, melalui penguatan kebijakan perdagangan, pengetatan arus impor barang konsumsi, serta pemberian insentif bagi industri strategis agar tetap mampu berproduksi secara berkelanjutan. (*)

Tags: April 2025daya saingekonomi IndonesiaFebri Hendri Antoni Ariefimporkebijakan industriKementerian Perindustriankontraksi industripasar domestikpelaku usahapenurunan IKIPMI ManufakturS&P Globaltarif resiprokalUsamah Bhatti
Ibhent

Ibhent

Berita Terkait

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

oleh Agus DJ
14 Oktober 2025
0
71

Jakarta, EKOIN.CO - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menegaskan komitmen kuatnya dalam upaya membangun ekosistem Islam yang kokoh...

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

oleh Agus DJ
14 Desember 2025
0
59

Jakarta, EKOIN.CO - Tahun 2025 menjadi momen ketika emas seolah menjadi primadona investasi bagi masyarakat luas di Indonesia. Kenaikan signifikan...

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

oleh Akmal Solihannoer
14 Desember 2025
0
26

Jakarta,  EKOIN.CO — Pemerintah akhirnya memutuskan percepatan pencairan kompensasi BBM dan listrik yang selama ini menjadi polemik antara Kementerian Keuangan...

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

oleh Akmal Solihannoer
11 Oktober 2025
0
44

Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah memastikan utang pusat sebesar Rp 9.138,05 triliun per Juni 2025 masih dalam batas aman. Menteri Keuangan...

Rekomendasi Untuk Anda

Menag Siapkan Strategi Penanganan Intoleransi Nasional

Menag Siapkan Strategi Penanganan Intoleransi Nasional

13 Agustus 2025
10
Penyakit Keturunan, Bisa Sembuh atau Tidak?  Peluang Sembuh dari Penyakit Keturunan

Penyakit Keturunan, Bisa Sembuh atau Tidak? Peluang Sembuh dari Penyakit Keturunan

13 Juli 2025
8
Patriot Bond Tembus Target, Danantara Kumpulkan Rp 50 Triliun dari Konglomerat

Patriot Bond Tembus Target, Danantara Kumpulkan Rp 50 Triliun dari Konglomerat

17 September 2025
11
Inovasi Laut Dalam PHKT Perkuat Ketahanan Energi Nasional

Inovasi Laut Dalam PHKT Perkuat Ketahanan Energi Nasional

27 Juli 2025
8
Dituntut Jaksa KPK, Hasto Kristiyanto Diduga Terlibat Suap PAW dan Halangi Penyidikan

Dituntut Jaksa KPK, Hasto Kristiyanto Diduga Terlibat Suap PAW dan Halangi Penyidikan

3 Juli 2025
7

Berita Terpopuler

  • Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • “Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Gedung Bundar Baru Jampidsus, Perkuat Citra Tegas dan Modern

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ucapan Idul Adha Buat WA, Atas Nama Keluarga Tercinta

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
EKOIN.CO

EKOIN.CO - Media Ekonomi Nomor 1 di Indonesia

  • REDAKSI
  • IKLAN
  • MEDIA CYBER
  • PETA SITUS
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • PERSYARATAN LAYANAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.