EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
Beranda PERISTIWA INTERNASIONAL

Afghanistan Stop Proyek China, Evaluasi Kerja Sama Lama

Pemerintah Afghanistan mencabut sejumlah proyek China per Juni 2025. Langkah ini sebagai penegasan kedaulatan ekonomi nasional.

Akmal Solihannoer oleh Akmal Solihannoer
26 Juni 2025
dalam INTERNASIONAL, PERISTIWA
0
A A
0
Afghanistan Stop Proyek China, Evaluasi Kerja Sama Lama
Share on FacebookShare on Twitter

Kabul,, EKOIN.CO – Pemerintah Afghanistan mengumumkan langkah tegas dengan menghentikan sejumlah kontrak kerja sama strategis yang selama ini dijalankan bersama China, termasuk proyek-proyek besar di sektor pertambangan dan infrastruktur. Keputusan ini diumumkan pada akhir Juni 2025 dan menjadi bagian dari evaluasi nasional terhadap arah investasi asing di negara tersebut.

Langkah ini menunjukkan perubahan sikap Afghanistan terhadap kerja sama luar negeri, khususnya skema investasi yang selama ini dikenal minim persyaratan, namun memiliki konsekuensi besar bagi kedaulatan ekonomi. Pemerintah Taliban melakukan peninjauan ulang terhadap kontrak-kontrak lama, baik yang dibuat sebelum mereka berkuasa maupun setelahnya.

Sebagaimana diberitakan VIVA.co.id, kerja sama yang dihentikan berkaitan dengan proyek-proyek yang didanai melalui Belt and Road Initiative (BRI) – program pembangunan global yang diprakarsai oleh China. Beberapa proyek yang terdampak antara lain berada di sektor pertambangan dan jalur transportasi lintas negara.

Keputusan itu diambil setelah pemerintah menemukan sejumlah masalah dalam pelaksanaan proyek-proyek tersebut, seperti keterlambatan pengerjaan, kurangnya transparansi, dan dampak sosial negatif terhadap masyarakat lokal. Beberapa proyek bahkan dilaporkan mangkrak tanpa kejelasan tindak lanjut.

Afghanistan kini menjadi bagian dari deretan negara yang mengambil langkah serupa, seperti Pakistan, Sri Lanka, dan Zambia. Negara-negara tersebut sebelumnya juga melakukan pembatalan atau renegosiasi terhadap proyek-proyek yang dibiayai China, karena beban utang yang membengkak dan kekhawatiran akan ketergantungan ekonomi.

Berita Menarik Pilihan

Jangan Biarkan Indonesia Jatuh di Kaki Mafia, atau Memilih Berdiri Mempertahankannya

Kejagung Kaji Laporan Masyarakat Terkait Dugaan Korupsi di Kabupaten Pangandaran 

Dalam pernyataannya, pemerintah Afghanistan menyatakan ingin memastikan bahwa semua kerja sama internasional selaras dengan kepentingan nasional, serta membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Kontrak-kontrak baru, bila ada, akan mengedepankan prinsip keadilan dan kemandirian ekonomi.

Meski hubungan ekonomi Afghanistan dan China telah berlangsung lama, dinamika politik dan perubahan kepemimpinan membuat kerja sama tersebut terus dievaluasi. China tetap menjadi mitra dagang penting, namun Kabul kini menekankan perlunya relasi yang saling menghormati dan tidak timpang.

“Afghanistan memiliki hak penuh untuk menentukan siapa mitra kerja sama yang memberikan dampak positif bagi negara dan rakyatnya,” ujar juru bicara Taliban, seperti dikutip dari VIVA.co.id. Ia menambahkan bahwa evaluasi terhadap kontrak adalah langkah krusial dalam menjaga integritas nasional.

China sebelumnya dikenal sebagai penyandang dana utama proyek-proyek infrastruktur di berbagai negara berkembang, termasuk di Asia Selatan dan Afrika. Namun, sejumlah proyek tersebut dikritik karena menciptakan beban utang jangka panjang dan mengancam aset strategis negara penerima.

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan pada 2021 membawa arah baru dalam kebijakan luar negeri Afghanistan. Pemerintahannya kini menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam menerima tawaran investasi luar, terutama dari negara-negara besar seperti China.

Dalam beberapa kasus, kontrak-kontrak yang dibuat sebelumnya dianggap merugikan karena tidak melibatkan proses yang transparan dan kurang memperhatikan dampak sosial terhadap warga setempat. Ini menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan pemerintah saat ini.

Pemerintah mengungkapkan bahwa proyek-proyek yang dibatalkan akan ditawarkan kembali kepada investor lain yang bersedia memenuhi syarat yang lebih ketat dan sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan. Tidak tertutup kemungkinan kerja sama dilakukan dengan negara-negara selain China.

Beberapa proyek yang terdampak pembatalan berada di daerah perbatasan dan memiliki nilai strategis tinggi. Jalur logistik dan tambang yang sebelumnya dikembangkan dengan dana China kini dikaji kembali guna memastikan manfaat ekonominya bagi Afghanistan.

Langkah ini sekaligus memperlihatkan keinginan Afghanistan untuk membangun struktur ekonomi nasional yang tidak hanya bergantung pada satu negara mitra. Diversifikasi sumber investasi menjadi fokus utama agar tidak terjebak dalam pola ketergantungan ekonomi eksternal.

Kementerian Ekonomi Afghanistan menyatakan sedang merancang sistem baru dalam pengelolaan kerja sama luar negeri. Sistem tersebut akan memastikan seluruh kontrak melalui proses audit dan keterlibatan masyarakat sebelum ditandatangani.

Tidak hanya itu, kementerian juga menegaskan bahwa pendekatan baru ini akan memperhatikan isu lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal sebagai indikator penting dalam setiap kerja sama pembangunan ke depan.

Sementara itu, pihak China belum memberikan pernyataan resmi mengenai pembatalan proyek-proyek tersebut. Namun sebelumnya, perwakilan pemerintah China menekankan bahwa skema Belt and Road harus dijalankan atas dasar keuntungan bersama dan rasa saling percaya.

Di dalam negeri, reaksi terhadap keputusan ini beragam. Sebagian pihak menyambut baik kebijakan tersebut karena dianggap sebagai bentuk perlindungan terhadap sumber daya alam dan kepentingan jangka panjang negara.

Namun ada pula yang khawatir bahwa penghentian proyek besar akan memicu pengangguran, terutama di wilayah yang selama ini menjadi lokasi pembangunan. Pemerintah diminta segera mencari alternatif agar dampak sosial bisa diminimalkan.

Afghanistan dikenal memiliki kekayaan tambang yang belum terkelola secara optimal, termasuk tembaga, emas, dan litium. Potensi ini menjadi daya tarik besar bagi banyak negara, termasuk China. Namun, pemerintah ingin memastikan eksploitasi dilakukan secara bertanggung jawab.

Beberapa negara seperti Turki, Iran, dan Rusia disebut-sebut sebagai calon mitra baru dalam proyek-proyek infrastruktur dan pertambangan. Pemerintah Afghanistan menyatakan siap menjalin kerja sama dengan mitra yang menghargai kedaulatan nasional.

Sebagai bagian dari strategi baru, Kementerian Luar Negeri Afghanistan tengah menyusun pedoman kerja sama internasional yang berisi syarat-syarat transparansi, keterbukaan informasi, serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Afghanistan kini menekankan perlunya pengawasan independen terhadap proyek-proyek pembangunan, dan memastikan bahwa dampak proyek tidak hanya dinilai dari sisi ekonomi tetapi juga dari stabilitas sosial dan pelestarian alam.

Beberapa lembaga masyarakat sipil mendorong pemerintah membentuk komisi nasional yang bertugas mengawasi proyek investasi asing. Tujuannya adalah untuk menjamin agar tidak terjadi praktik korupsi dan eksploitasi sumber daya.

Keputusan Kabul ini juga menjadi bagian dari tren global di mana negara-negara berkembang mulai berani menolak skema investasi yang merugikan. Pemerintah ingin membangun preseden bahwa kerja sama luar negeri harus berdasarkan prinsip saling menguntungkan.

Langkah Afghanistan bisa menjadi rujukan bagi negara-negara lain yang ingin memperkuat posisi tawar mereka dalam negosiasi kontrak investasi. Kebijakan ini dinilai penting dalam era baru pembangunan global yang lebih adil.

Dengan dikeluarkannya keputusan ini, Afghanistan mengisyaratkan kepada dunia bahwa meski menghadapi tantangan ekonomi besar, mereka tetap berkomitmen untuk membangun negeri secara mandiri dan berkelanjutan.

Pemerintah mengatakan bahwa mereka akan mengundang lembaga internasional untuk membantu merumuskan kebijakan investasi yang berorientasi pada pembangunan jangka panjang dan keberlanjutan sosial.

Afghanistan saat ini berada di persimpangan jalan antara kebutuhan investasi asing dan keinginan menjaga kendali atas pembangunan nasional. Kebijakan ini diambil sebagai jalan tengah untuk mencapai keseimbangan tersebut.

Langkah ini menandai fase baru dalam hubungan Afghanistan dengan mitra internasional. Pemerintah menyampaikan bahwa kerja sama tetap terbuka, namun harus berdasarkan kepentingan bersama dan tidak memberatkan salah satu pihak.

Ke depan, pemerintah akan lebih selektif dalam menerima tawaran proyek, terutama dari negara-negara besar yang selama ini memiliki posisi dominan dalam hubungan bilateral. Hal ini demi menjaga keadilan dalam pengelolaan aset negara.

Pemerintah Afghanistan sebaiknya menyusun kebijakan investasi berbasis prinsip transparansi dan akuntabilitas. Semua kontrak kerja sama harus melalui proses evaluasi menyeluruh dengan melibatkan pakar independen dan komunitas lokal.

Sebagai negara yang ingin mengurangi ketergantungan pada investor tunggal, Afghanistan perlu menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki track record kerja sama yang adil dan konstruktif.

Langkah selektif dalam memilih mitra kerja sama harus diiringi dengan pembangunan kapasitas dalam negeri. Pemerintah perlu memberdayakan tenaga kerja lokal agar dapat mengambil peran lebih besar dalam proyek pembangunan.

Selain itu, penguatan lembaga pengawas menjadi sangat penting untuk menjamin pelaksanaan proyek berjalan sesuai rencana dan tidak merugikan masyarakat. Tanpa sistem pengawasan yang kuat, potensi penyimpangan akan tetap tinggi.

Pada akhirnya, keberhasilan langkah ini bergantung pada konsistensi pemerintah dalam menjaga arah kebijakan ekonomi nasional yang pro rakyat dan berlandaskan prinsip kedaulatan penuh atas sumber daya dan kebijakan publik.

(*)

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

 

Tags: AfghanistanBelt and Road InitiativeChinaevaluasi kontrakinvestasi asingkedaulatan ekonomiKemitraan strategiskeputusan pemerintah.kerja sama bilateralpembatalan proyekproyek infrastrukturproyek tambangreformasi ekonomiTalibantransparansi pembangunan
Akmal Solihannoer

Akmal Solihannoer

Berita Terkait

Jangan Biarkan Indonesia Jatuh di Kaki Mafia, atau Memilih Berdiri Mempertahankannya

Jangan Biarkan Indonesia Jatuh di Kaki Mafia, atau Memilih Berdiri Mempertahankannya

oleh Yudi Permana
25 November 2025
0
226

Ekoin.co - Delapan puluh tahun sejak Proklamasi, republik ini terus bergerak di antara idealisme para pendiri bangsa dan realitas politik-ekonomi...

Kejagung Sebut Tidak Ada Upaya Penggeledahan Rumah Jampidsus, Isu Dihembuskan Koruptor

Kejagung Kaji Laporan Masyarakat Terkait Dugaan Korupsi di Kabupaten Pangandaran 

oleh Yudi Permana
19 November 2025
0
39

Jakarta, ekoin.co - Lembaga masyarakat Saung Aspirasi Sararea (SARASA) Institute melaporkan dugaan tindak pidana korupsi lintas sektor yang terjadi di...

Kejagung dan Polri Didesak Tindak Tegas Game Online Terafiliasi Judol, Ancam Generasi Muda 

Kejagung dan Polri Didesak Tindak Tegas Game Online Terafiliasi Judol, Ancam Generasi Muda 

oleh Yudi Permana
17 November 2025
0
39

Jakarta, ekoin.co — Eksponen Pemuda Indonesia (EPI) menyampaikan orasi di depan gedung Jampidum, Kejaksaan Agung terkait maraknya praktik judi online...

Pengusaha Minyak Riza Chalid Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Minyak Pertamina

Waspadai Serangan Balik Mafia Migas dan Tambang Terhadap Jampidsus Kejagung

oleh Yudi Permana
17 November 2025
0
29

Jakarta, ekoin.co - Gelombang pemberantasan korupsi yang tengah digencarkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam hal ini Jaksa Agung Muda Tindak Pidana...

Rekomendasi Untuk Anda

Kejagung Sita Rp11,8 Triliun dari Wilmar Group

Kejagung Sita Rp11,8 Triliun dari Wilmar Group

17 Juni 2025
153
Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025: Presiden Prabowo Pimpin Upacara, Menbud Fadli Zon Tegaskan Pancasila sebagai Perekat Bangsa

Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025: Presiden Prabowo Pimpin Upacara, Menbud Fadli Zon Tegaskan Pancasila sebagai Perekat Bangsa

1 Oktober 2025
13
Fadli Didakwa Bunuh Sopir Taksi Online

Fadli Didakwa Bunuh Sopir Taksi Online

17 Juli 2025
10
Deretan Lagu Indonesia Paling Laris di Billboard 2022–2025

Deretan Lagu Indonesia Paling Laris di Billboard 2022–2025

13 Juni 2025
11
Alasan Ekspor Batu Bara RI ke China-India Turun

Alasan Ekspor Batu Bara RI ke China-India Turun

26 Juni 2025
10

Berita Terpopuler

  • Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • “Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Gedung Bundar Baru Jampidsus, Perkuat Citra Tegas dan Modern

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ucapan Idul Adha Buat WA, Atas Nama Keluarga Tercinta

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
EKOIN.CO

EKOIN.CO - Media Ekonomi Nomor 1 di Indonesia

  • REDAKSI
  • IKLAN
  • MEDIA CYBER
  • PETA SITUS
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • PERSYARATAN LAYANAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.

Go to mobile version