Jakarta, EKOIN.CO – Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi dinobatkan sebagai Kampus Paling Berprestasi tahun 2025 versi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) dengan raihan 669 medali. Penghargaan ini mencerminkan dominasi UGM dalam berbagai ajang prestasi nasional, baik akademik maupun non-akademik.
Pengumuman ini disampaikan melalui laman resmi Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT) Puspresnas. Lima besar perguruan tinggi nasional berdasarkan total raihan medali diisi oleh UGM (669), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (665), Universitas Brawijaya (603), Universitas Negeri Yogyakarta (503), dan Universitas Indonesia (410).
Capaian tersebut berasal dari berbagai kompetisi resmi yang diselenggarakan Puspresnas, seperti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional (Pilmapres), dan Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas), serta ajang lainnya yang diakui secara nasional.
Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si., menyebut capaian ini adalah hasil kerja kolektif. “Tentu saja ini sebuah apresiasi bagi kolaborasi semua komponen dan elemen yang ada di UGM. Mahasiswa UGM punya potensi untuk mengembangkan prestasi dengan lebih baik,” ujarnya di Kampus UGM, Selasa (8/7).
Menurutnya, pencapaian ini adalah hasil sinergi berbagai fakultas dan unit di UGM. Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini juga didorong oleh sistem pembinaan dan dukungan kampus yang konsisten.
Strategi Pembinaan dan Insentif Mahasiswa
Hempri mengungkapkan bahwa UGM membentuk task force khusus dan melakukan inkubasi untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi kompetisi tingkat nasional, seperti PIMNAS. Setiap tim akan melalui seleksi internal dan pembinaan khusus sebelum berlaga secara nasional.
Selain pembinaan, UGM juga memberikan insentif kepada mahasiswa berprestasi. Skema ini tersedia di tingkat universitas dan fakultas, bertujuan mendorong partisipasi aktif mahasiswa di berbagai bidang.
Program Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB) juga menjadi strategi UGM dalam menjaring mahasiswa berbakat sejak awal masuk kuliah. Jalur ini ditujukan bagi siswa yang memiliki prestasi di bidang olahraga, seni, dan IPTEK.
Hempri menegaskan bahwa pengembangan minat dan bakat mahasiswa merupakan bagian dari ekosistem kampus yang inklusif. “Ya kami terus berupaya untuk menciptakan ekosistem yang ideal ya untuk pengembangan minat dan bakat,” ucapnya.
UGM memiliki lebih dari 60 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan organisasi mahasiswa lain di tingkat fakultas dan departemen yang menjadi wadah kreativitas dan pengembangan potensi.
Dampak Prestasi bagi Masyarakat
Lebih jauh, Hempri menekankan pentingnya hilirisasi dari karya-karya mahasiswa. Menurutnya, prestasi dan inovasi harus berdampak nyata bagi masyarakat sekitar, tidak sekadar menjadi kebanggaan internal kampus.
Ia mencontohkan, karya-karya hasil penelitian maupun kegiatan sosial mahasiswa perlu diarahkan agar memberi solusi terhadap berbagai permasalahan sosial. “Perlu diperhatikan juga penting karena kita ingin agar hilirisasi karya ini terus dilakukan,” jelas Hempri.
Melalui pendekatan tersebut, UGM berharap mahasiswa dapat memiliki jiwa kontributif terhadap lingkungan. Mereka tidak hanya belajar untuk meraih prestasi, tetapi juga memberi manfaat langsung melalui inovasi dan kreativitasnya.
Dengan model pembinaan yang terstruktur, insentif yang mendorong, dan penekanan pada kontribusi sosial, UGM berkomitmen mempertahankan posisi sebagai kampus unggulan nasional. Prestasi ini diharapkan menjadi pelecut semangat mahasiswa di seluruh Indonesia untuk bersaing secara sehat dan produktif.
Capaian Universitas Gadjah Mada sebagai Kampus Paling Berprestasi 2025 mencerminkan keseriusan institusi dalam mendukung pengembangan talenta mahasiswa. Strategi pembinaan melalui task force, jalur seleksi PBUB, serta sistem insentif menjadi motor utama yang mendorong mahasiswa untuk tampil optimal di berbagai kompetisi nasional.
Lebih dari sekadar prestasi, UGM juga menekankan pentingnya hilirisasi karya agar hasil kreativitas mahasiswa memberi dampak nyata pada masyarakat. Melalui pendekatan ini, kampus tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga tempat kontribusi sosial dan transformasi ide menjadi solusi.
UGM berharap pencapaian ini tidak berhenti pada angka medali, namun berlanjut sebagai inspirasi dan teladan dalam pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan menggabungkan prestasi dan pengabdian, kampus mampu mencetak generasi berdaya guna bagi bangsa dan negara.(*)










