Jakarta, EKOIN.CO – Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Luh Puspa, menyatakan bahwa kehadiran Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, menjadi simbol sinergi antara riset pertanian dan pengembangan pariwisata masa depan.
Pernyataan ini disampaikan Wamenpar usai mendampingi Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Panjaitan, dalam kunjungan kerja ke kawasan Balige, pada Jumat, 11 Juli 2025. Kunjungan tersebut juga mencakup peninjauan Alkap dan Tour Green House serta Data Center Institut Teknologi Del.
TSTH2 disebut-sebut sebagai pusat penelitian bibit unggul pertanian dan budidaya tanaman herbal berskala internasional. Kawasan ini telah dilengkapi berbagai fasilitas modern yang mendukung inovasi dan pengembangan riset berbasis teknologi.
“Senang sekali hari ini saya bisa mendampingi Pak Luhut Binsar Panjaitan, melihat dua hal yang luar biasa yang ada di Sumut yaitu TSTH2 dan Institut Teknologi Del,” ucap Wamenpar Ni Luh dalam keterangannya di lokasi.
Ia menambahkan bahwa Institut Teknologi Del telah mencetak sumber daya manusia unggul yang memiliki kemampuan tinggi di bidang teknologi. Hal itu sejalan dengan pengembangan potensi wisata berbasis ilmu pengetahuan di wilayah tersebut.
Destinasi Agrowisata Masa Depan
Sejalan dengan Program Unggulan Kementerian Pariwisata Tahun 2025 yakni “Pariwisata Naik Kelas”, Wamenpar mendorong agar kawasan TSTH2 bisa dijadikan destinasi wisata minat khusus. Potensi agrowisata, edukasi, gastronomi, hingga wisata petualangan sangat terbuka untuk dikembangkan.
“Jadi nantinya kita bisa menyusun paket-paket wisata yang lebih bermakna. Tidak hanya melihat keindahan alam, tapi juga mempelajari proses pertanian dan teknologi herbal di tempat ini,” kata Wamenpar.
Menurut Ni Luh, pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dalam sektor pertanian juga bisa diadaptasi untuk kebutuhan sektor pariwisata. Inovasi ini diyakini akan melahirkan berbagai peluang kolaboratif ke depan.
“Saya melihat bagaimana demo tentang AI, bagaimana AI ini bisa diperuntukan untuk pariwisata,” jelasnya. Ia berharap lebih banyak inovasi muncul dari kampus dan pusat riset seperti yang ada di Sumut ini.
Pada kegiatan tersebut, Wamenpar turut didampingi Direktur Poltekpar Medan, Ngatemin, serta Asisten Deputi Perancangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, M. Nurdin. Kunjungan ini menegaskan arah kebijakan pemerintah dalam menggabungkan potensi sektor primer dan pariwisata.
Peran Strategis untuk Ketahanan Pangan
Luhut Binsar Panjaitan selaku Ketua DEN mengatakan, TSTH2 menjadi proyek strategis yang sangat penting. Ia menyebut keberadaan taman sains ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat sektor pertanian nasional.
“Jadi nantinya kami berharap ini bisa menjadi pusat penelitian dan pengembangan tanaman herbal, serta hilirisasi produk herbal, termasuk minyak atsiri, pupuk, dan bioenergi,” ujar Luhut.
Ia menegaskan bahwa sektor pertanian tak hanya menyuplai kebutuhan pangan, namun juga berperan dalam pembangunan ekonomi masyarakat desa. Pengembangan berbasis teknologi dan wisata menjadi model masa depan yang lebih inklusif.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Keikutsertaan Menkes menandakan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi pendekatan utama dalam memperkuat ketahanan nasional, termasuk di bidang kesehatan dan pangan.
Kawasan Balige dan sekitarnya kini mulai diarahkan menjadi pusat ekonomi baru berbasis riset, edukasi, dan wisata. Pemerintah daerah turut menyambut inisiatif ini dengan pembenahan infrastruktur dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Kunjungan kerja Wamenpar Ni Luh dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan ke TSTH2 dan IT Del di Sumatera Utara menunjukkan sinyal kuat bahwa kawasan ini disiapkan sebagai pusat integrasi antara riset, teknologi, dan pariwisata. Langkah konkret tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam menciptakan destinasi berkualitas sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dengan memadukan teknologi, pendidikan, dan agrowisata, kawasan Humbang Hasundutan kini tengah dibentuk sebagai percontohan pengembangan wilayah berbasis inovasi. Pemanfaatan AI dan riset tanaman herbal menjadi pilar utama pembangunan sektor wisata minat khusus di wilayah ini.
Pemerintah berharap sinergi antara pertanian, teknologi, dan pariwisata ini dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia. Dengan dukungan lintas sektor, kawasan seperti TSTH2 akan memainkan peran sentral dalam mewujudkan kemandirian pangan dan pengembangan pariwisata masa depan.(*)










