JAKARTA EKOIN.CO – Isu tentang mobil listrik yang dikabarkan tidak mampu melewati tanjakan curam kembali mencuat seiring meningkatnya popularitas kendaraan ramah lingkungan ini sepanjang tahun 2025. Di tengah dorongan global menuju energi bersih, mitos seperti ini menyebar luas, terutama di media sosial dan diskusi publik. Namun, fakta teknis menunjukkan sebaliknya: mobil listrik justru memiliki keunggulan tersendiri dalam menghadapi medan menanjak.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Sebagian besar produsen mobil listrik membekali kendaraannya dengan sistem motor listrik yang menghasilkan torsi instan. Artinya, dorongan maksimum dapat langsung diberikan sejak pedal gas ditekan, tanpa perlu menunggu putaran mesin naik seperti pada mobil bermesin bensin atau diesel.
Fitur torsi instan ini membuat mobil listrik sangat efisien untuk menanjak, bahkan di medan curam sekalipun. Sebagai contoh, beberapa model Tesla dan Hyundai Ioniq terbukti dapat melibas tanjakan ekstrem di berbagai pengujian independen maupun kompetisi off-road.
Torsi Instan dan Teknologi Penggerak Modern
Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, menjelaskan bahwa kemampuan menanjak mobil listrik sangat tergantung pada sistem penggerak dan distribusi tenaga. “Jika menggunakan motor listrik yang efisien dan sistem penggerak empat roda, kemampuan menanjak bisa sangat baik,” ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, sebagian besar mobil listrik modern juga dilengkapi sistem pengontrol traksi (traction control) dan regenerative braking. Sistem ini tidak hanya membantu pengemudi saat menanjak, tetapi juga memaksimalkan kestabilan saat menurun.
Kemampuan ini menjadikan mobil listrik pilihan menarik bagi pengguna yang tinggal di daerah berbukit atau memiliki rute harian yang penuh tanjakan. Dengan dukungan perangkat lunak yang cerdas, performa mobil listrik dalam menaklukkan medan vertikal semakin tidak bisa dipandang sebelah mata.
Pengujian dan Bukti Lapangan
Beberapa pengujian oleh lembaga otomotif internasional menunjukkan bahwa mobil listrik seperti Tesla Model Y dan Kia EV6 berhasil melewati tanjakan dengan sudut kemiringan lebih dari 30 derajat tanpa masalah berarti. Bahkan, dalam banyak kasus, mobil listrik dapat lebih stabil dibandingkan mobil bensin konvensional.
Menurut laporan TopGear, salah satu uji ekstrem dilakukan di wilayah pegunungan Alpen, Swiss, dengan kondisi jalan bersalju dan licin. Mobil listrik menunjukkan performa impresif dalam menjaga daya cengkeram dan distribusi torsi yang tepat.
Selain torsi, faktor berat baterai yang biasanya terletak di bagian bawah mobil listrik juga berperan besar. Distribusi berat yang rendah dan merata membuat mobil memiliki pusat gravitasi yang stabil, meminimalkan risiko tergelincir saat menanjak.
Namun demikian, ada catatan penting. Tidak semua mobil listrik dirancang untuk medan ekstrem. Kendaraan jenis LCGC (Low Cost Green Car) listrik dengan sistem penggerak roda depan saja, bisa saja menghadapi kesulitan jika tanjakan sangat curam dan licin.
Meskipun begitu, kesulitan tersebut tidak bisa digeneralisasi sebagai kelemahan seluruh mobil listrik. Seperti halnya mobil bensin, performa tiap model tetap bergantung pada spesifikasi teknis dan kualitas konstruksi kendaraan tersebut.
Kepala Divisi R&D Wuling Motors Indonesia, David Chen, mengatakan bahwa produknya telah diuji di kawasan pegunungan Jawa Barat untuk menjamin performa menanjak. “Kami melakukan simulasi dengan berbagai sudut tanjakan, dan hasilnya positif,” katanya.
Masyarakat diimbau agar tidak serta merta mempercayai klaim atau mitos yang tidak berdasar teknis. Edukasi dari produsen dan pihak terkait perlu ditingkatkan agar konsumen bisa memahami kinerja kendaraan listrik secara objektif.
Hingga saat ini, belum ada bukti teknis kuat yang membuktikan bahwa mobil listrik tidak dapat menanjak. Justru, data lapangan dan hasil pengujian menunjukkan kemampuan yang menjanjikan di berbagai kondisi jalan.
Seiring berkembangnya teknologi baterai dan sistem manajemen daya, mobil listrik masa depan diprediksi akan lebih unggul dalam menangani tantangan medan berat. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik.
Kementerian Perhubungan RI mencatat bahwa infrastruktur penunjang seperti charging station dan pusat servis khusus kendaraan listrik akan diperluas hingga ke wilayah pegunungan dan pelosok, sebagai bagian dari strategi nasional transportasi rendah emisi.
Dengan fakta-fakta tersebut, narasi bahwa mobil listrik tidak bisa menanjak patut dipertanyakan. Justru, dengan teknologi yang tepat, mobil listrik dapat menjadi solusi kendaraan masa depan yang handal di berbagai medan.
Edukasi publik dan uji performa terbuka menjadi kunci untuk menghapus mitos yang selama ini berkembang. Kolaborasi antara akademisi, industri, dan media dapat mempercepat proses ini secara berkelanjutan.
Pemilik mobil listrik juga disarankan untuk memahami spesifikasi kendaraannya masing-masing, serta mengetahui batas kemampuan mobil agar tidak salah kaprah saat digunakan di jalan berbukit atau tanjakan.
Penggunaan fitur seperti mode berkendara khusus untuk tanjakan (hill assist) dan pemahaman terhadap torsi akan sangat membantu pengemudi baru yang belum terbiasa menggunakan kendaraan listrik.
dari berbagai penelitian dan pengalaman pengguna menunjukkan bahwa mobil listrik tidak hanya mampu menanjak, tetapi bisa menjadi kendaraan ideal untuk rute-rute menantang. Mitos yang menyebut sebaliknya perlu diluruskan demi percepatan transisi energi.
Pemerintah dan pabrikan dapat lebih proaktif dalam menggelar demonstrasi terbuka untuk menunjukkan kapabilitas mobil listrik. Transparansi dan keterlibatan publik akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kendaraan masa depan ini.
Penting bagi konsumen untuk memilih model mobil listrik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi geografis masing-masing. Dengan begitu, potensi maksimal kendaraan dapat dimanfaatkan secara optimal.
performa menanjak bukanlah kelemahan mobil listrik secara umum. Justru, dalam banyak kasus, teknologi listrik menawarkan respons dan stabilitas yang lebih baik dibandingkan mobil berbahan bakar fosil.
Dukungan kebijakan, kemajuan teknologi, dan pemahaman publik yang lebih luas akan menjadi kombinasi yang penting dalam membentuk masa depan transportasi yang efisien dan berkelanjutan.(*)










