Jakarta, EKOIN.CO – Peresmian layanan Bank Emas Pegadaian berlangsung di The Gade Tower, Jakarta, pada 26 Februari 2025. Acara ini menandai tonggak baru Pegadaian sebagai institusi pertama yang menyediakan layanan bank emas di Indonesia.
Dalam peresmian tersebut, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan dukungan penuh terhadap kehadiran bank emas. Ia menyebut bank emas sebagai upaya strategis dalam memperkuat struktur ekonomi nasional secara berkelanjutan.
“Bank emas ini bukan hanya inovasi, tapi langkah konkret. Potensinya bisa meningkatkan Produk Domestik Bruto hingga Rp245 triliun dan menciptakan 1,8 juta lapangan kerja baru,” ujar Presiden Prabowo.
Pegadaian juga menyatakan optimisme terhadap peran baru ini. Dengan target peningkatan laba sebesar 13% dan Gold Deposit Balance mencapai 12 ton pada 2025, perusahaan yakin sektor emas akan menjadi pilar pertumbuhan ekonomi baru.
Kepala Departemen Komunikasi PT Pegadaian, Dewi Gita, menyebut bahwa masyarakat dapat langsung mengakses layanan bank emas melalui outlet Pegadaian dan aplikasi digital. “Kami terus berinovasi agar emas lebih dekat dengan masyarakat,” ucapnya.
Pencapaian Bisnis Emas di Tahun 2024
Pada tahun 2024, bisnis emas Pegadaian menunjukkan capaian signifikan. Total pengelolaan emas tercatat sebanyak 90 ton, dengan penjualan emas mencapai 9 ton yang didominasi produk Cicil Emas dan Tabungan Emas.
Dibandingkan dengan 2023, penjualan emas Pegadaian naik sebesar 35%. Total omset bisnis emas tahun lalu mencapai Rp16,01 triliun, melonjak dari Rp7,81 triliun pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh strategi inklusi dan literasi keuangan yang dijalankan Pegadaian. Program Gerakan Emas dan kerja sama co-branding dengan Galeri 24 menjadi penggerak utama ekspansi pasar.
Sebagai bank emas, Pegadaian menyediakan layanan seperti Deposito Emas, Jasa Titipan Emas Korporasi, Perdagangan Emas, dan Pinjaman Modal Kerja Emas. Semua layanan ini mengacu pada POJK Nomor 17 Tahun 2024.
Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto, mengatakan, “Kami percaya bisnis emas memiliki masa depan cerah. Transformasi menjadi bank emas memperluas peran Pegadaian dalam mendorong stabilitas ekonomi nasional.”
Prospek dan Akses Layanan di Tahun 2025
Permintaan emas sebagai instrumen investasi tetap tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Inflasi, geopolitik, dan volatilitas pasar membuat emas semakin relevan sebagai penyimpan nilai.
Pegadaian menargetkan perluasan literasi dan inklusi keuangan melalui edukasi dan kolaborasi dengan Galeri 24. Informasi layanan disosialisasikan secara aktif di berbagai platform.
Layanan Bank Emas kini dapat diakses lewat outlet Pegadaian dan aplikasi Pegadaian Digital. Fitur digital mempermudah nasabah melakukan transaksi jual beli maupun penyimpanan emas.
Mobilisasi dan monetisasi emas melalui sistem keuangan bertujuan untuk memperkuat likuiditas nasional, menstabilkan perekonomian, serta menyeimbangkan supply dan demand emas dalam negeri.
Direktur Pemasaran dan Produk Pegadaian, Eka Setiawan, menjelaskan, “Kami terus mengembangkan layanan dan teknologi agar nasabah dapat bertransaksi emas dengan aman, mudah, dan efisien.”
Peresmian Bank Emas Pegadaian menjadi momentum penting bagi perkembangan industri keuangan nasional. Dengan dukungan pemerintah dan potensi pasar emas yang besar, layanan ini diharapkan dapat membawa dampak ekonomi signifikan.
Transformasi Pegadaian dari lembaga pembiayaan menjadi institusi perbankan emas menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan masyarakat modern. Melalui strategi edukatif dan teknologi digital, layanan ini dapat menjangkau lebih luas.
Dengan demikian, peran Pegadaian sebagai bank emas bukan hanya inovasi finansial, tapi juga bagian dari upaya membangun ketahanan ekonomi berbasis kekayaan nasional yang berkelanjutan.(*)










