Jakarta, EKOIN.CO – Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono melakukan pertemuan strategis dengan Nicholas Moore, Utusan Khusus Perdana Menteri Australia untuk Asia Tenggara, di kantor pusat Macquarie Bank, Sydney, pada Senin (28/7).
Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama bilateral di sektor ekonomi dan keuangan. Fokus utamanya adalah rencana penerbitan Kangaroo Bond, surat utang Indonesia dalam mata uang Dolar Australia (AUD).
Langkah ini bertujuan mendiversifikasi sumber pembiayaan APBN dan memperluas akses pasar keuangan internasional. Skema ini juga dianggap sebagai penanda eratnya relasi ekonomi Indonesia–Australia.
“Penerbitan Kangaroo Bond merupakan salah satu instrumen untuk menarik investor institusional Australia dan regional,” ujar Thomas Djiwandono dalam keterangan tertulis resmi yang diterima EKOIN.CO, Selasa (29/7).
Menurutnya, pembiayaan internasional yang terkelola dengan baik akan mendorong kestabilan fiskal dan memperkuat fundamental ekonomi nasional.
Penguatan Hubungan dan Pembangunan Talenta
Pertemuan juga menyoroti pengembangan kawasan ekonomi khusus sektor keuangan (financial SEZ) di Indonesia. Fokus diarahkan pada penciptaan ekosistem keuangan yang kompetitif dan inklusif.
Thomas menegaskan bahwa pembangunan talenta di sektor jasa keuangan menjadi prioritas utama. “Sumber daya manusia unggul di sektor keuangan akan menjadi fondasi penting bagi arus masuk investasi,” tegasnya.
Ia mengajak Australia untuk turut serta dalam pengembangan kapasitas dan transfer pengetahuan di sektor ini. Kolaborasi di bidang pelatihan dan sertifikasi profesional juga menjadi salah satu agenda pembahasan.
Nicholas Moore menyambut baik inisiatif tersebut dan menyampaikan dukungan penuh Australia terhadap agenda reformasi keuangan Indonesia. “Kami melihat potensi besar dalam kemitraan ini,” ucap Moore.
Visi Menuju Pusat Keuangan Global
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menjadikan sektor keuangan sebagai penggerak utama pertumbuhan nasional. Upaya ini dilakukan melalui instrumen yang efektif dan berbasis pada prinsip keberlanjutan.
Dengan adanya Kangaroo Bond, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat posisi fiskal sekaligus membangun kepercayaan pasar internasional terhadap perekonomian nasional.
“Kolaborasi seperti ini mempertegas posisi Indonesia sebagai mitra strategis kawasan,” tambah Thomas. Ia juga menilai, strategi ini sejalan dengan visi Indonesia menjadi pusat keuangan regional.
Selain pembiayaan, agenda kerja sama juga mencakup penguatan sistem regulasi, inovasi keuangan digital, dan tata kelola yang transparan. Semua elemen ini mendukung ekosistem keuangan yang sehat dan kompetitif.
Pertemuan strategis antara Thomas Djiwandono dan Nicholas Moore menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan ekonomi Indonesia–Australia. Langkah konkret seperti penerbitan Kangaroo Bond menjadi simbol kepercayaan kedua negara.
Selain aspek fiskal, agenda pembangunan sumber daya manusia di sektor keuangan menjadi perhatian utama. Indonesia menyadari bahwa talenta lokal adalah penentu daya saing global yang berkelanjutan.
Dengan strategi menyeluruh dan kolaborasi yang terbuka, Indonesia terus melangkah untuk mewujudkan cita-cita menjadi financial hub di kawasan Asia Pasifik dan global. Kemitraan ini diharapkan memberi dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.(*)










