SUMEDANG, EKOIN.CO – Perjalanan luar biasa dilakukan Hendy, pemuda asal Sumedang, Jawa Barat, yang berhasil tiba di Makkah hanya dengan berjalan kaki bermodal awal Rp50 ribu. Perjalanan ini memakan waktu sembilan bulan, menempuh ribuan kilometer melewati tujuh negara penuh tantangan.
Gabung WA Channel EKOIN untuk berita penting lainnya.
Hendy memulai langkahnya dari Cikarang, Bekasi, pada 12 November 2024, bersama sahabatnya Dani. Namun, Dani harus berhenti di Thailand karena masalah visa. Hendy pun melanjutkan perjalanan seorang diri hingga akhirnya tiba di Tanah Suci pada Minggu, 3 Agustus 2025.
“Semua ini demi kecintaan saya kepada Allah dan keinginan untuk beribadah di Baitullah,” ungkap Hendy melalui akun TikTok @hendycs17 yang rutin membagikan momen perjalanan menuju Makkah.
Menembus 7 Negara Menuju Makkah
Selama perjalanan daratnya, Hendy melintasi Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, India, Pakistan, hingga Arab Saudi. Tantangan ekstrem seperti cuaca panas menyengat, suhu dingin menusuk, hingga wilayah konflik harus dihadapinya.
Ia kerap tidur di pinggir jalan, bergantung pada bantuan masyarakat lokal, dan sesekali menerima donasi warganet termasuk gift dari siaran langsung TikTok. Dukungan tersebut memberinya kekuatan untuk terus melangkah menuju Makkah.
Di India dan Pakistan, Hendy sempat menghadapi ketegangan akibat situasi politik dan keamanan. Namun, komunitas muslim di beberapa kota menyambutnya dengan hangat, memberi makanan, tempat beristirahat, dan doa keselamatan.
Hendy mengaku setiap perbatasan negara memberinya pengalaman berbeda. Mulai dari proses imigrasi ketat hingga tantangan mencari rute aman agar bisa terus bergerak ke arah Makkah.
Meski berjalan sendirian, Hendy merasa selalu ditemani semangat doa orang tua dan ribuan pengikutnya di media sosial yang terus memberikan dukungan moral.
Tangisan Haru di Depan Ka’bah
Setibanya di Makkah, Hendy langsung melaksanakan ibadah umrah. Mengenakan pakaian ihram, ia menangis haru di depan Ka’bah, menyadari perjuangannya selama berbulan-bulan telah terbayar lunas.
Momen emosional semakin mengharukan ketika Hendy melakukan panggilan video dengan kedua orang tuanya di Sumedang. Sang ayah, sambil menahan tangis, mengucapkan takbir penuh kebanggaan.
“Allahu Akbar, kamu sekarang ada di rumah Allah, Hendy,” ujar sang ayah dengan suara bergetar, mengetahui anaknya berhasil sampai Makkah hanya bermodal Rp50 ribu.
Orang tua Hendy tak pernah menyangka keberaniannya berjalan kaki ke Tanah Suci akan berakhir manis. Mereka hanya tahu putranya pergi dengan semangat dan doa, tanpa bekal cukup.
Kisah Hendy viral di media sosial, menjadi inspirasi banyak orang bahwa tekad dan keyakinan mampu mengalahkan keterbatasan materi.
Tak hanya Hendy, kisah perjalanan ekstrem menuju Makkah juga dialami dua pemuda, Muhammad Basir dan Ulfi, yang menempuh perjalanan 7 bulan dengan sepeda.
Mereka memulai rute dari Jambi, Batam, lalu ke Singapura, Malaysia, Thailand, Turki, dan Arab Saudi. Tantangan cuaca panas hingga kerusakan ban menjadi bagian perjalanan mereka.
Ulfi bercerita setiap hari mereka mengayuh sepeda sejauh 50-100 km, dengan waktu istirahat terbatas. Di Turki, ban sepeda harus diganti di tengah terik 42 derajat Celcius.
Uniknya, Basir dan Ulfi baru saling mengenal di Kuala Lumpur. Meski berbeda titik keberangkatan, mereka punya tujuan sama: menggapai Makkah dengan modal seadanya.
Basir mengaku hanya membawa Rp300 ribu dari hasil menjual motor di Indonesia, sementara Ulfi mengandalkan tabungan pribadi. Semangat keduanya menjadi bukti bahwa impian menuju Tanah Suci bisa diwujudkan siapa saja.
Cerita Hendy, Basir, dan Ulfi membuktikan bahwa perjalanan ke Makkah bukan hanya soal jarak, tetapi soal keyakinan, kesabaran, dan doa yang tak pernah putus.
Perjalanan Hendy dapat menjadi motivasi untuk mempersiapkan fisik dan mental sebelum melakukan perjalanan spiritual.
Penting untuk mempelajari rute dan persyaratan visa jika ingin menempuh jalur darat ke Makkah.
Manfaatkan dukungan komunitas dan media sosial sebagai sumber semangat selama perjalanan.
Perlu membawa bekal dan perlengkapan secukupnya, termasuk obat-obatan pribadi.
Mengatur strategi waktu dan rute akan mengurangi risiko menghadapi tantangan ekstrem di perjalanan.
Kisah Hendy adalah bukti bahwa tekad bisa menembus keterbatasan finansial.
Modal kecil bukan penghalang bagi seseorang yang punya tujuan besar.
Perjalanan spiritual ke Makkah membawa makna mendalam bagi setiap pejalan.
Dukungan keluarga dan doa menjadi sumber kekuatan utama.
Kisah ini akan terus menginspirasi generasi muda untuk berani mengejar impian. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










