JAKARTA, EKOIN.CO – Indonesia mencatat sejarah baru dalam diplomasi perubahan iklim global. Sociopreneur muda Zagy Berian resmi terpilih sebagai satu-satunya wakil dari Asia Tenggara yang duduk di Dewan Penasihat Muda PBB untuk Perubahan Iklim. Penunjukan ini diumumkan bertepatan dengan Hari Internasional Pemuda, 12 Agustus, dan menempatkan Indonesia di panggung utama advokasi iklim internasional. (Baca Juga: Pentingnya Peran Pemuda dalam Perubahan Iklim)
Zagy akan bergabung dengan kelompok ketiga Youth Advisory Group on Climate Change (YAGCC) Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Keanggotaan ini menjadi bukti pengakuan dunia terhadap kiprah pemuda Indonesia dalam mendorong aksi iklim berkelanjutan.
Penunjukan Bersejarah Perubahan Iklim di PBB
Dalam keterangan tertulis PBB Indonesia, tercatat bahwa untuk pertama kalinya, jumlah anggota penasihat muda meningkat dari tujuh menjadi 14 orang. Perluasan ini dilakukan karena meningkatnya kekhawatiran akan penyempitan ruang gerak sipil dan keterbatasan pendanaan yang mengancam aktivisme muda di sektor iklim. (Baca Juga: Keterlibatan Masyarakat dalam Perubahan Iklim)
Antonio Guterres menyampaikan bahwa langkah ini memberikan “lebih banyak ruang bagi suara muda di meja perundingan, lebih banyak ruang bagi kepemimpinan pemuda, dan lebih banyak ruang untuk membentuk aksi iklim.” Pernyataan ini memperkuat komitmen PBB untuk melibatkan generasi muda secara aktif dalam mengatasi krisis iklim.
Kelompok ini bertugas memberikan masukan praktis, pandangan beragam dari anak muda di seluruh dunia, serta rekomendasi konkret untuk mempercepat aksi global. Kehadiran Zagy di dewan ini diharapkan memperkuat suara Asia Tenggara dalam forum internasional.
Kiprah Zagy Berian dan Jejaring Perubahan Iklim
Zagy dikenal sebagai pendiri Society of Renewable Energy (SRE), organisasi yang menggerakkan jaringan pemuda untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Ia juga menjabat sebagai Regional Facilitator untuk Youth Climate Justice Fund di Asia, mendukung gerakan keadilan iklim berbasis pemuda di tingkat akar rumput. (Baca Juga: Energi Terbarukan dan Masa Depan Berkelanjutan)
Selain itu, Zagy aktif dalam forum internasional, termasuk G20 Energy Transition Working Group bersama Kementerian ESDM RI, B20 Task Force on Energy, Sustainability, and Climate, serta menjadi ketua di Southeast Asia Youth Forum on Energy di bawah ASEAN.
“Bagi saya, ini berarti mendorong aksi iklim yang luar biasa melalui kolaborasi, sambil memastikan setiap suara didengar dalam membentuk masa depan global yang lebih adil dan berkelanjutan,” ujar Zagy.
Salah satu program nyata yang telah ia jalankan adalah edukasi energi terbarukan di Pati, Jawa Tengah. Inisiatif ini melibatkan petani lokal untuk mengintegrasikan solusi energi bersih dalam praktik pertanian berkelanjutan. (Baca Juga: Program Edukasi Energi Bersih)
Ke-13 anggota lain yang tergabung bersama Zagy berasal dari berbagai negara, seperti Makedonia Utara, Barbados, Swedia, Amerika Serikat, Bangladesh, Kenya, Bolivia, Jerman, Samoa, Afrika Selatan, Brasil, dan Polandia.
Dengan komposisi lintas benua ini, YAGCC menjadi wadah penting bagi pertukaran ide dan strategi untuk menghadapi tantangan iklim global. (Baca Juga: Aksi Global untuk Perubahan Iklim)
Kehadiran Zagy tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga simbol peran strategis generasi muda Asia Tenggara di ranah diplomasi iklim dunia.
Indonesia kini memiliki perwakilan penting di Dewan Penasihat Muda PBB untuk Perubahan Iklim, melalui Zagy Berian, yang membawa suara Asia Tenggara di forum internasional.
Langkah ini menegaskan bahwa pemuda Indonesia mampu mempengaruhi arah kebijakan global terkait krisis iklim.
Dengan rekam jejak dan dedikasi Zagy di sektor energi terbarukan, kontribusinya berpotensi memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama internasional.
Keberhasilan ini menjadi momentum untuk memperluas partisipasi generasi muda dalam agenda pembangunan berkelanjutan.
Dukungan pemerintah, masyarakat, dan jejaring internasional menjadi kunci keberlanjutan peran strategis ini.
Pemerintah perlu memberikan dukungan penuh terhadap peran Zagy di forum internasional.
Generasi muda Indonesia diharapkan dapat terinspirasi untuk terlibat aktif dalam isu perubahan iklim.
Kolaborasi lintas sektor penting dilakukan untuk memperkuat aksi mitigasi dan adaptasi iklim.
Peningkatan kapasitas pemuda di bidang energi terbarukan harus menjadi prioritas.
Partisipasi Indonesia di forum global harus dioptimalkan untuk kepentingan nasional dan regional.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










