Surabaya, Ekoin.co – PT Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan inovasi transportasi baru melalui pengembangan Kereta Petani-Pedagang yang saat ini tengah dimodifikasi di UPT Balai Yasa Surabaya Gubeng. Terobosan ini dirancang khusus untuk membantu mobilitas para petani dan pedagang, sekaligus mempermudah pengangkutan hasil panen maupun barang dagangan dengan lebih aman, luas, dan efisien.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa gagasan menghadirkan kereta ini sudah dibahas secara teknis sejak Mei 2024. Hasil pembahasan tersebut kemudian diwujudkan melalui proses modifikasi sarana yang kini telah memasuki tahap uji coba.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/8/2025), Anne menegaskan bahwa desain kereta ini mengutamakan akses mudah serta ruang angkut yang lebih lapang. “Konsep desainnya mengedepankan kemudahan akses dan ruang angkut yang lebih luas. Tempat duduk dipasang sejajar di sisi kiri dan kanan kereta, sehingga ruang tengah lapang untuk menempatkan hasil pertanian atau barang dagangan, sekaligus memudahkan pergerakan di dalam kereta,” ujar Anne.
BACA JUGA
ST.Burhanuddin Resmikan Program Nasional Jaksa Mandiri Pangan
Selain perubahan pada posisi kursi, sejumlah detail teknis lain juga dimodifikasi agar lebih sesuai dengan kebutuhan penumpang. Lebar pintu bordes ditingkatkan dari 800 mm menjadi 900 mm. Sekat partisi dan bordes dihilangkan demi memperlancar akses barang. Jumlah kursi disesuaikan menjadi 73 tempat duduk dari sebelumnya 106 kursi, dengan tetap menyediakan satu unit toilet serta rak bagasi untuk kenyamanan penumpang.
Kereta Petani-Pedagang ini merupakan hasil modifikasi dari kereta kelas bisnis dan ekonomi. Saat ini, rangkaian tengah melewati tahap uji statis dan uji dinamis. Uji statis dilaksanakan pada 14-15 Agustus 2025 di Balai Yasa Surabaya Gubeng, kemudian berlanjut dengan uji dinamis pada 15 Agustus 2025 melalui rute Surabaya Gubeng–Lamongan (pulang-pergi).
Uji Coba Kereta Petani-Pedagang
Pengujian tahap pertama dilakukan internal oleh jajaran KAI. Selanjutnya, tahap pengujian tambahan akan melibatkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan sertifikasi keselamatan. Proses ini wajib ditempuh sebelum kereta benar-benar bisa digunakan masyarakat.
Menurut penjelasan Anne, uji coba yang telah dilakukan menunjukkan hasil positif, meski masih ada sejumlah evaluasi teknis yang harus dilengkapi. Aspek keselamatan menjadi prioritas utama agar transportasi ini dapat melayani kebutuhan penumpang dengan standar keamanan yang tinggi.
KAI memastikan bahwa inovasi kereta ini bukan sekadar untuk transportasi manusia, melainkan juga untuk mendukung distribusi hasil pertanian dan barang dagangan. Dengan ruang tengah yang lapang, petani dapat mengangkut hasil panennya dengan lebih praktis tanpa harus menyewa kendaraan tambahan.
Uji dinamis yang dilakukan di jalur Surabaya Gubeng–Lamongan dipilih karena mewakili kondisi jalur padat penumpang dan barang. Hal ini memungkinkan evaluasi lebih detail terhadap performa kereta, baik dari segi kenyamanan, keamanan, maupun efisiensi.
Mendukung Indonesia Emas 2045
Inovasi Kereta Petani-Pedagang ini selaras dengan semangat Astacita menuju Indonesia Emas 2045. PT KAI menegaskan bahwa langkah ini juga mendukung delapan misi perusahaan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), salah satunya menjadikan kereta api sebagai motor penggerak pembangunan nasional.
Pihak KAI juga menyatakan bahwa moda transportasi ramah lingkungan seperti ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing global dan menjadi kebanggaan bangsa. Kehadiran kereta ini merupakan salah satu implementasi nyata dari visi tersebut.
Selain itu, KAI menilai bahwa transportasi inklusif dapat memperkuat konektivitas logistik dan penumpang. Dengan adanya moda transportasi yang dirancang khusus bagi petani dan pedagang, pertumbuhan ekonomi lokal dapat lebih terakselerasi.
Kereta ini diharapkan mampu menghadirkan pelayanan prima yang benar-benar berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Para pedagang tidak hanya mendapatkan sarana perjalanan, tetapi juga ruang angkut yang memadai.
Seiring dengan target penyelesaian pengujian dan sertifikasi, KAI berkomitmen segera mengoperasikan kereta ini dalam waktu dekat. Tahap awal akan difokuskan pada rute dengan potensi hasil pertanian tinggi, sehingga dampak positifnya dapat segera dirasakan.
Sarana transportasi ini juga diproyeksikan mampu menekan biaya logistik petani dan pedagang. Dengan begitu, harga komoditas di pasar dapat lebih stabil karena biaya distribusi berkurang signifikan.
KAI menekankan bahwa seluruh proses modifikasi sarana tetap memperhatikan kenyamanan penumpang. Dengan kursi yang lebih sedikit namun ruang barang lebih luas, keseimbangan antara fungsi transportasi manusia dan barang tetap terjaga.
Melalui kehadiran kereta ini, diharapkan masyarakat semakin tertarik menggunakan transportasi umum. Hal itu juga sejalan dengan misi pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada transportasi berbasis jalan raya.
Bagi KAI, inovasi ini menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk menghadirkan solusi transportasi terintegrasi, andal, dan sesuai kebutuhan masyarakat. Dukungan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan memperkuat realisasi pengoperasian kereta khusus ini.
Kereta Petani-Pedagang akan menjadi contoh nyata bagaimana transportasi dapat dirancang sesuai segmen tertentu masyarakat. Dengan demikian, aksesibilitas dan pemerataan layanan transportasi di seluruh wilayah Indonesia dapat lebih merata.
Jika proses uji coba berjalan lancar dan sertifikasi segera diraih, kereta ini diprediksi dapat beroperasi dalam waktu dekat. Target utama adalah melayani jalur dengan intensitas distribusi hasil pertanian tinggi di Jawa dan sekitarnya.
Pada akhirnya, inovasi ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, melainkan juga sebagai penopang pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan petani, serta penguatan rantai pasok nasional.










