JAKARTA, EKOIN.CO – Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Elements kini menjadi perhatian utama karena perannya yang vital dalam teknologi modern, mulai dari pembuatan rudal hingga satelit. Meskipun disebut “jarang”, mineral strategis ini sebenarnya melimpah di kerak bumi, namun sulit ditambang dalam kadar tinggi yang menguntungkan.
Ikuti berita terbaru di WA Channel EKOIN
Pentingnya Logam Tanah Jarang dalam Teknologi Modern
Logam Tanah Jarang terdiri atas 17 unsur kimia, termasuk Lanthanum, Cerium, Praseodymium, Neodymium, hingga itrium dan skandium. Sifat fisik dan kimianya yang unik membuat LTJ sangat dicari di berbagai industri.
Material ini digunakan untuk magnet permanen, katalis, komponen optik, serta perangkat elektronik. Selain itu, LTJ menjadi elemen strategis dalam teknologi pertahanan modern, terutama dalam produksi rudal dan satelit. Karena sifat magnetis dan konduktifnya, LTJ tidak tergantikan dalam industri energi bersih maupun sistem militer canggih.
Permintaan global akan LTJ terus meningkat seiring transisi menuju energi ramah lingkungan. Mobil listrik, turbin angin, hingga peralatan komunikasi semuanya bergantung pada keberadaan mineral strategis ini.
Logam Tanah Jarang sebagai Harta Karun Indonesia
Indonesia menyimpan potensi LTJ yang sangat besar. Data menunjukkan cadangan nasional mencapai sekitar 300 ribu ton, sementara estimasi potensi total bisa menyentuh 1,5 miliar ton. Mineral ini banyak ditemukan di Bangka Belitung, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Sebagian besar LTJ di Indonesia berasal dari sisa pengolahan timah dan mineral seperti monasit serta zirkon. Beberapa daerah dengan potensi tinggi mencakup Mamuju, Kepulauan Riau, dan Papua Barat.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya mineral ini. “Kita memiliki mineral-mineral yang disebut tanah jarang. Rare earth kita punya semua rare earth di dunia, kita miliki,” ujarnya.
Wakil Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Yoseph C.A. Swamidharma, turut menambahkan, “Kegiatan eksplorasi yang dilakukan di Indonesia belum terlalu mendetail, sehingga potensi LTJ bisa lebih besar dari yang diperkirakan.”
Pemerintah kini berkomitmen mengelola LTJ sebagai harta karun bangsa. Beberapa langkah konkret dilakukan, seperti kerja sama antara MIND ID dan PT Timah untuk mengembangkan fasilitas pengolahan LTJ.
Namun, tantangan yang dihadapi tidak kecil. Teknologi pengolahan LTJ di dalam negeri masih terbatas. Proses ekstraksi membutuhkan biaya tinggi dan pengelolaan limbah radioaktif yang sangat hati-hati.
Meski demikian, peluang besar tetap terbuka. Dengan menguasai teknologi pengolahan, Indonesia dapat menjadi pemain utama di pasar global. Roadmap nasional pun diperlukan agar industri LTJ dapat berkembang berkelanjutan, sekaligus mendukung kemandirian energi dan pertahanan.
Jika dikelola dengan baik, LTJ bisa menjadi aset strategis bagi Indonesia, bukan hanya sebagai bahan mentah ekspor, melainkan juga pendorong pembangunan industri dalam negeri. Dengan cadangan yang melimpah, posisi Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara kunci dalam rantai pasok dunia.
Kesimpulannya, LTJ bukan sekadar mineral biasa, melainkan harta karun strategis yang menentukan masa depan teknologi dan pertahanan Indonesia.
Logam Tanah Jarang adalah elemen strategis yang dibutuhkan dunia modern.
Indonesia memiliki potensi cadangan sangat besar dan melimpah.
Eksplorasi yang lebih detail masih dibutuhkan untuk mengungkap potensi sesungguhnya.
Penguasaan teknologi pengolahan menjadi kunci utama pengembangan LTJ.
Jika dikelola tepat, LTJ akan menjadi senjata ekonomi sekaligus pertahanan bangsa.
:
Pemerintah perlu mempercepat roadmap pengelolaan LTJ secara nasional.
Kolaborasi riset antara perguruan tinggi dan industri harus ditingkatkan.
Investasi dalam teknologi pengolahan perlu segera diprioritaskan.
Pengawasan lingkungan harus diperketat agar aman bagi masyarakat.
Industri hilir LTJ harus dibangun di dalam negeri untuk nilai tambah maksimal.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










