Jakarta EKOIN.CO – Toyota Kijang Innova kembali menegaskan dominasinya sebagai mobil paling laris di Indonesia pada Maret 2025. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), total penjualan wholesales Kijang Innova mencapai 5.353 unit di pasar domestik.
Jumlah tersebut terdiri dari 3.062 unit Innova Zenix dan 2.291 unit Innova Reborn. Meski angka itu cukup tinggi, penjualannya menurun 10 persen dibandingkan Februari 2025 yang mencapai 6.008 unit. Kondisi ini menunjukkan penjualan Kijang Innova tetap mendominasi meskipun ada perlambatan pasar secara keseluruhan.
Baca juga : Chery Masuk Fortune 500 dan Pecahkan Rekor Ekspor
Data GAIKINDO juga mencatat penjualan mobil nasional pada periode yang sama mengalami penurunan 2 persen month-to-month (mtm) menjadi 70.892 unit. Secara tahunan (year on year, yoy), angka tersebut melemah 5,1 persen. Kontribusi Kijang Innova yang besar membuat perlambatan nasional semakin terlihat signifikan.
Peringkat kedua ditempati Toyota Avanza yang mencatat lonjakan penjualan dari 2.775 unit menjadi 5.069 unit. Model low multi purpose vehicle (LMPV) ini berhasil naik dari posisi ketujuh ke urutan kedua mobil terlaris pada Maret 2025.
Sementara itu, Daihatsu Sigra menempati urutan ketiga dengan penjualan 4.309 unit, tumbuh 30 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Honda Brio berada di posisi keempat dengan 4.000 unit, meskipun penjualannya turun 27 persen. Toyota Calya menutup lima besar dengan 2.639 unit, mengalami penurunan 27,5 persen.

Kijang Innova Masih Tak Tergoyahkan
Keberhasilan Toyota Kijang Innova menjadi mobil terlaris menunjukkan bahwa segmen MPV masih sangat diminati masyarakat Indonesia. Kendaraan serbaguna ini dinilai cocok untuk kebutuhan keluarga maupun aktivitas bisnis.
Menurut data GAIKINDO, dominasi Kijang Innova memberikan kontribusi besar terhadap total penjualan Toyota di Indonesia. Selain itu, model ini menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas penjualan mobil nasional.
Toyota Avanza sebagai model LMPV juga menunjukkan performa luar biasa dengan pertumbuhan signifikan. Pencapaiannya mengindikasikan segmen mobil keluarga tetap menjadi pilihan utama konsumen.
Di sisi lain, Daihatsu Sigra berhasil mempertahankan daya tarik dengan harga terjangkau, sementara Honda Brio masih populer di kalangan anak muda meskipun mengalami penurunan. Toyota Calya juga tetap berada dalam lima besar meski menghadapi persaingan ketat.
Mitsubishi Xpander, yang selama ini menjadi salah satu pesaing kuat, mencatat penjualan 2.289 unit. Angka ini menempatkannya di posisi ketujuh, sedikit di bawah Daihatsu Gran Max Pick-Up dengan 2.581 unit.

Persaingan Ketat di Bawah Lima Besar
Daihatsu Terios dan Toyota Rush masih masuk daftar 10 besar dengan masing-masing 2.027 unit dan 2.127 unit. Suzuki XL7 juga mencatatkan angka 1.600 unit, menempati posisi ke-10.
Namun, persaingan semakin menarik dengan hadirnya Denza D9 dari BYD. Mobil mewah asal China ini berhasil menembus peringkat ke-11 dengan penjualan 1.587 unit. Angka tersebut hanya terpaut 13 unit dari Suzuki XL7, menunjukkan upaya serius produsen mobil listrik asal China menembus pasar Indonesia.
Selain Denza D9, BYD M6 juga masuk ke daftar 20 besar dengan penjualan 1.293 unit, menempati urutan ke-14. Model ini bahkan menjadi mobil listrik terlaris pada bulan sebelumnya, menandakan perubahan preferensi konsumen mulai terjadi.
GAIKINDO menegaskan bahwa pasar mobil Indonesia masih dikuasai merek Jepang. Sepuluh besar mobil terlaris pada Maret 2025 seluruhnya berasal dari pabrikan Jepang, meski tanda-tanda persaingan dari produsen China mulai tampak.
Pergeseran tren penjualan ini memberikan gambaran bahwa pasar otomotif Indonesia semakin kompetitif. Produsen mobil listrik asal China diperkirakan akan terus meningkatkan penetrasi pasar melalui model-model terbaru.
Dalam laporan GAIKINDO, mobil serbaguna dan mobil keluarga tetap mendominasi pilihan masyarakat. Hal ini sejalan dengan kebutuhan transportasi keluarga besar dan fleksibilitas kendaraan untuk berbagai aktivitas.
Toyota dan Daihatsu masih menjadi pemimpin pasar yang kuat, sementara produsen lain berusaha mencari celah melalui inovasi teknologi maupun strategi harga.
Jika tren ini berlanjut, kompetisi di segmen menengah ke atas akan semakin ketat. Kehadiran merek baru seperti BYD menunjukkan bahwa konsumen Indonesia mulai terbuka terhadap pilihan yang lebih beragam.
Dengan pertumbuhan penjualan Avanza dan stabilnya posisi Kijang Innova, Toyota semakin mengukuhkan dominasinya di pasar domestik. Pabrikan Jepang lain seperti Daihatsu dan Honda juga masih menjaga posisi strategisnya di tengah tekanan persaingan.
Penurunan penjualan Honda Brio dan Toyota Calya mengindikasikan bahwa segmen city car dan LCGC menghadapi tantangan baru. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh pergeseran minat konsumen ke segmen mobil lebih besar.
Kehadiran kendaraan listrik seperti BYD M6 turut memberi warna baru dalam lanskap otomotif nasional. Meskipun angka penjualannya masih terbatas, tren ini diyakini akan semakin kuat ke depan.
Secara keseluruhan, penjualan Kijang Innova tetap menjadi tolok ukur dalam menilai performa pasar otomotif Indonesia. Keberhasilan model ini menegaskan bahwa kebutuhan konsumen masih sangat erat dengan kendaraan berkapasitas besar.
Sebagai kesimpulan, meskipun menghadapi penurunan, Toyota Kijang Innova tetap bertahan sebagai mobil paling laris di Indonesia. Kinerja ini memberikan sinyal bahwa kepercayaan konsumen terhadap model legendaris tersebut masih sangat kuat.
Dalam jangka panjang, tantangan terbesar datang dari produsen mobil listrik yang semakin agresif masuk ke pasar domestik. Jika tren ini berkembang pesat, peta persaingan mobil terlaris di Indonesia akan berubah signifikan.
Industri otomotif Indonesia masih akan didominasi merek Jepang dalam beberapa tahun ke depan. Namun, produsen China diperkirakan terus memperluas pengaruhnya dengan menawarkan teknologi baru dan harga yang lebih kompetitif.
Konsumen di Indonesia akan diuntungkan dengan semakin banyaknya pilihan kendaraan. Persaingan antarprodusen diprediksi menghadirkan inovasi yang lebih baik dan harga yang lebih terjangkau.
Tren ini sekaligus membuka peluang bagi pemerintah untuk memperkuat regulasi kendaraan ramah lingkungan. Dengan demikian, pasar otomotif nasional bisa tumbuh lebih sehat dan berkelanjutan.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










