JAKARTA, EKOIN.CO – Pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level 8.000 pada 15 Agustus, yang menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Meski akhirnya melemah tipis 0,91% pada akhir pekan, pergerakan ini menunjukkan geliat kuat di pasar keuangan. Fenomena ini tidak hanya terjadi di saham Indonesia, melainkan juga pada berbagai aset lain yang kini mencatatkan all time high atau rekor baru. Berlangganan WA Channel EKOIN di sini.
Arus modal asing mulai kembali masuk ke pasar saham domestik, menandai optimisme investor global. Namun, kondisi pasar saat ini justru membuat banyak investor ragu. Pertanyaan besar muncul: setelah semua aset naik ke puncak tertingginya, pilihan investasi terbaik ada di mana?
Investor dan Dilema Aset Rekor
Head of Multi Asset Eastspring Investments, Erick Susanto, menilai fenomena semua aset mencapai rekor perlu disikapi dengan hati-hati. Ia menyebut, “Kondisi pasar saat ini menuntut investor untuk lebih cermat dalam menentukan strategi investasi. Tidak semua aset yang naik berarti layak dikejar.”
IHSG, misalnya, sudah menunjukkan kenaikan signifikan sepanjang tahun, didorong aliran dana asing dan sentimen positif ekonomi domestik. Namun, saham bukan satu-satunya aset yang mencatat rekor. Harga emas dunia juga menembus level baru, dipicu ketidakpastian geopolitik dan pelemahan dolar AS. Obligasi pemerintah global ikut mencatat yield terendah dalam beberapa tahun terakhir, menandakan investor mencari aset aman.
Di sisi lain, aset kripto juga kembali mencatatkan kenaikan besar. Bitcoin dan Ethereum menembus level tertinggi dalam sejarahnya. Kondisi ini membuat pilihan investasi semakin beragam, namun juga membingungkan, terutama bagi investor ritel yang tidak memiliki analisis mendalam.
Strategi Investasi Saat Semua Aset Mahal
Menurut Erick Susanto, strategi terbaik di tengah semua aset mencetak rekor adalah melakukan diversifikasi portofolio. “Investor sebaiknya tidak menaruh semua dana di satu instrumen, melainkan membaginya pada aset yang memiliki potensi berbeda. Diversifikasi menjadi kunci untuk meminimalkan risiko,” jelasnya.
Ia menambahkan, investor harus memahami profil risiko masing-masing. Mereka yang konservatif bisa tetap mempertahankan porsi obligasi atau deposito meski imbal hasilnya rendah. Sementara itu, investor dengan profil agresif masih bisa melirik saham unggulan yang fundamentalnya kuat atau aset alternatif seperti reksa dana berbasis komoditas.
Selain itu, momentum all time high seharusnya tidak dijadikan alasan untuk ikut-ikutan membeli aset tanpa analisis. Erick mengingatkan, “Kenaikan harga tidak selalu berbanding lurus dengan prospek jangka panjang. Investor harus bisa membedakan antara tren jangka pendek dan nilai fundamental.”
Pakar menilai, langkah paling realistis bagi investor saat ini adalah melakukan rebalancing portofolio. Aset yang sudah naik terlalu tinggi bisa dipangkas sebagian untuk dialihkan ke instrumen yang lebih defensif. Hal ini penting agar investor tetap terlindungi jika terjadi koreksi pasar mendadak.
Dalam jangka menengah, prospek investasi masih ditopang pertumbuhan ekonomi global yang berangsur pulih dan kebijakan moneter yang lebih longgar. Namun, potensi gejolak tidak bisa diabaikan, terutama dari faktor geopolitik dan kebijakan suku bunga bank sentral.
Pada akhirnya, meski semua aset mencetak rekor, keputusan investasi tetap harus berpijak pada strategi jangka panjang, disiplin, dan kehati-hatian. Investor disarankan fokus pada tujuan keuangan, bukan sekadar mengejar euforia pasar.
Fenomena semua aset menyentuh rekor tertinggi menunjukkan gairah kuat di pasar keuangan global. Namun, kondisi ini menimbulkan dilema baru bagi investor dalam menentukan instrumen yang layak dipilih.
Strategi utama yang direkomendasikan adalah diversifikasi, menjaga keseimbangan antara risiko dan peluang. Tidak semua kenaikan aset menjamin keuntungan jangka panjang.
Rebalancing portofolio menjadi langkah bijak untuk melindungi diri dari potensi koreksi mendadak. Investor perlu waspada pada sentimen global yang mudah berubah.
Fokus jangka panjang lebih penting dibanding ikut-ikutan mengejar tren sesaat. Disiplin investasi menjadi kunci keberhasilan di tengah ketidakpastian pasar.
Dengan pendekatan rasional, fenomena rekor ini bisa menjadi peluang, bukan jebakan bagi investor. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










