Jawa timur,EKOIN.CO- Harta karun migas kembali menjadi sorotan setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menetapkan TIS Petroleum (Asia) Pte Ltd sebagai pemenang lelang Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi Perkasa di lepas pantai Jawa Timur. Penetapan ini diumumkan melalui SK Menteri ESDM Nomor 87.K/MG.04/DJM/2025 pada 3 September 2025.
Gabung WA Channel EKOIN untuk update berita energi.
Direktur Jenderal Migas Laode Sulaeman menjelaskan, WK Perkasa memiliki cadangan besar sekitar 228 juta barel minyak (MMBO) atau 1,3 triliun kaki kubik gas (TCF). “SK ini juga memuat hasil lelang penawaran langsung WK Migas Tahap I 2025 untuk WK Perkasa, sekaligus menjadi dasar proses kontrak selanjutnya,” kata Laode, Minggu (14/9/2025).
Harta karun migas di WK Perkasa
Dalam penawaran, TIS Petroleum berkomitmen menyiapkan dana US$ 2,25 juta untuk tiga tahun pertama. Dana tersebut dialokasikan untuk dua studi Geologi dan Geofisika (G&G) serta akuisisi dan pengolahan data seismik 3D seluas 200 km². Selain itu, perusahaan juga menyetorkan bonus tanda tangan senilai US$ 300.000.
Komitmen ini menjadi pintu masuk penting untuk menggarap harta karun migas di perairan Jawa Timur. Dengan perkiraan cadangan mencapai ratusan juta barel, wilayah ini diharapkan mampu menambah ketahanan energi nasional.
Pemerintah menekankan, pengelolaan WK Perkasa akan menjadi bagian dari upaya meningkatkan produksi migas nasional yang belakangan cenderung stagnan. Ketersediaan data seismik modern juga diyakini akan mempercepat tahapan eksplorasi.
Laode menambahkan, model lelang langsung yang digunakan memberi kesempatan lebih luas bagi investor untuk terlibat, sekaligus memperkuat transparansi dalam pengelolaan hulu migas.
Harta karun migas juga di WK Gagah
Selain WK Perkasa, pemerintah mengumumkan satu wilayah kerja lain yang tersedia, yakni WK Gagah di Sumatera Selatan. Luasannya mencapai 1.595,48 km² dengan potensi cadangan 173 MMBO atau 1,1 TCF.
Skema kontrak yang digunakan untuk WK Gagah adalah bagi hasil Cost Recovery. Komitmen pasti tiga tahun pertama meliputi studi G&G dan akuisisi seismik 3D seluas 100 km², dengan minimum bonus tanda tangan US$ 300.000.
Badan usaha maupun bentuk usaha tetap (BUT) yang berminat dapat mengajukan penawaran langsung tanpa studi bersama dalam jangka waktu 30 hari. Periode pengusulan terbuka selama enam bulan ke depan.
“Pemerintah berkomitmen memperbaiki iklim investasi hulu migas melalui peningkatan porsi bagi hasil, fleksibilitas kontrak Cost Recovery atau Gross Split, pemberian 10% First Tranche Petroleum (FTP), harga Domestic Market Obligation 100%, penghapusan kewajiban relinquishment tiga tahun pertama, serta kemudahan akses data migas,” tegas Laode.
Langkah tersebut diharapkan menarik lebih banyak investor global agar mau menanamkan modalnya di sektor hulu migas Indonesia.
Harta karun migas yang tersebar di berbagai wilayah menjadi modal penting bagi pemerintah dalam mengejar target produksi satu juta barel minyak per hari. Namun, realisasi target itu membutuhkan dukungan penuh dari swasta maupun kerja sama internasional.
Jika eksplorasi berjalan sesuai rencana, cadangan baru di WK Perkasa maupun WK Gagah akan menjadi tambahan signifikan bagi produksi nasional di masa mendatang.
Dengan potensi besar yang tersimpan, pemerintah meyakini harta karun migas masih akan menjadi andalan utama dalam menopang energi dan ekonomi Indonesia. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










