Jakarta,EKOIN.CO- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI akan menyalurkan dana segar Rp55 triliun dari pemerintah untuk mendukung sektor produktif. Dana ini berasal dari bantuan likuiditas perbankan melalui kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Langkah ini diharapkan memperkuat peran BNI dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menegaskan bahwa penempatan dana pemerintah menjadi bukti kepercayaan terhadap BNI. Menurutnya, tambahan likuiditas tersebut memperluas kapasitas pembiayaan agar dapat diarahkan ke berbagai sektor produktif.
“Penempatan dana ini merupakan bentuk kepercayaan pemerintah kepada BNI. Dengan tambahan Rp55 triliun, kapasitas pembiayaan kami akan semakin besar untuk mendukung sektor-sektor produktif,” kata Okki dalam keterangan tertulis, Minggu, 14 September.
Sektor Produktif Jadi Fokus Utama
Okki menjelaskan, BNI akan menyalurkan dana ke sektor prioritas, meliputi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), infrastruktur, energi terbarukan, serta pembiayaan hijau. Sektor-sektor ini sejalan dengan program pemerintah yang menitikberatkan pertumbuhan berkelanjutan.
Ia menambahkan bahwa arah penyaluran dana diyakini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi inklusif. Dengan begitu, agenda pembangunan jangka panjang dapat berjalan lebih cepat.
BNI juga menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda pembangunan nasional. Perseroan akan berkoordinasi dengan pemerintah agar penyaluran dana berjalan efektif dan tepat sasaran.
“Dengan tambahan Rp55 triliun, BNI optimistis dapat meningkatkan kontribusi dalam mendanai proyek-proyek strategis nasional sekaligus memperkuat pemulihan ekonomi Indonesia,” lanjut Okki.
Dukungan pada Pembangunan Nasional
BNI memastikan bahwa prinsip kehati-hatian tetap menjadi pedoman utama dalam menyalurkan kredit produktif. Seluruh pembiayaan akan dilakukan secara selektif, dengan pengawasan berlapis dan pelaporan berkala kepada Kementerian Keuangan.
Okki menekankan, langkah ini bukan hanya tentang memperbesar kapasitas pendanaan, melainkan juga menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Dengan begitu, BNI dapat memperkuat posisinya sebagai mitra strategis pemerintah.
Melalui tambahan likuiditas, BNI menargetkan peningkatan peran aktif dalam mendukung proyek-proyek strategis, khususnya yang berdampak pada peningkatan daya saing Indonesia di tingkat global.
Selain itu, pembiayaan hijau dan energi terbarukan menjadi fokus penting. Hal ini sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan yang menekankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Dengan optimalisasi dana pemerintah, BNI berharap dapat memperkuat kontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Penyaluran kredit produktif diharapkan memberi dampak luas, terutama pada sektor UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
Langkah BNI ini sekaligus menunjukkan sinergi antara pemerintah dan lembaga keuangan nasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan modal tambahan Rp55 triliun, BNI semakin percaya diri menjalankan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










