Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan pentingnya sains dan teknologi sebagai motor penggerak untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Ia menegaskan bahwa pencapaian tersebut sangat bergantung pada kemampuan Indonesia memanfaatkan potensi teknologi modern dan melakukan hilirisasi industri strategis.
Airlangga menguraikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia selalu dipengaruhi oleh perkembangan teknologi di setiap era. Mulai dari mesin uap dan tekstil yang hanya memberikan dorongan 0,5 persen, kemudian kereta api serta baja yang meningkatkan 1,9 persen, hingga industri kimia dan listrik yang mampu menambah 2,5 persen.
Menurutnya, saat ini dunia tengah menghadapi fase baru yang ditandai dengan munculnya Silicon Valley dan kecerdasan buatan (AI). Perkembangan itu membuka peluang pertumbuhan ekonomi global hingga lebih dari 20 persen jika dimanfaatkan secara tepat.
“Silicon Valley based tidak akan terjadi kalau universitas tidak ikut, kalau ITB tidak ikut. Makanya saya bicara dengan Pak Presiden, kita dorong science, technology, engineering, mathematics,” ujar Airlangga.
Sains dan Teknologi sebagai Penggerak Ekonomi
Airlangga menegaskan, penciptaan ekosistem riset dan inovasi yang kuat merupakan syarat utama agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, melainkan juga produsen teknologi. Universitas serta lembaga riset dalam negeri disebut harus memainkan peran penting untuk memastikan penguasaan teknologi berada di tangan bangsa sendiri.
Ia menekankan perlunya kolaborasi erat antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah. Kolaborasi tersebut akan menentukan keberhasilan Indonesia dalam bertransformasi menjadi pusat inovasi yang berdaya saing global.
Selain itu, keberhasilan dalam mendorong sains dan teknologi juga akan mendukung sektor industri lain. Misalnya, penerapan kecerdasan buatan bisa meningkatkan efisiensi produksi, memperluas peluang investasi, serta membuka lapangan kerja baru.
Peran generasi muda juga dinilai sangat penting. Airlangga berharap lulusan perguruan tinggi di bidang sains dan teknologi bisa membawa semangat baru dalam membangun ekosistem riset dan industri berbasis inovasi.
Hilirisasi Pasir Silika untuk Masa Depan
Airlangga juga menyoroti pentingnya hilirisasi pasir silika. Menurutnya, bahan tersebut memiliki potensi strategis dalam mendukung industri energi terbarukan dan semikonduktor. Dua sektor itu diperkirakan akan menjadi fondasi utama ekonomi global dalam beberapa dekade mendatang.
“Hilirisasi pasir silika menjadi penting agar Indonesia bisa mengambil bagian besar dalam rantai pasok global, terutama di sektor energi terbarukan dan industri semikonduktor,” tegasnya.
Ia menambahkan, kebijakan hilirisasi bukan hanya soal meningkatkan nilai tambah ekonomi dalam negeri, tetapi juga untuk memastikan kemandirian bangsa dalam menghadapi persaingan global. Dengan hilirisasi yang konsisten, Indonesia bisa menghasilkan produk bernilai tinggi, bukan sekadar mengekspor bahan mentah.
Pemerintah disebut telah menyiapkan sejumlah langkah, termasuk insentif fiskal, kemudahan perizinan, dan pembangunan infrastruktur pendukung. Semua itu bertujuan menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk sektor energi bersih dan teknologi semikonduktor.
Airlangga juga menekankan bahwa sektor swasta memiliki peran besar dalam mendorong keberhasilan hilirisasi. Ia mendorong dunia usaha untuk terlibat aktif dalam membangun rantai pasok industri berbasis teknologi yang berdaya saing tinggi.
Lebih jauh, ia menilai hilirisasi pasir silika akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam transisi energi bersih. Permintaan global terhadap panel surya dan semikonduktor terus meningkat, sehingga peluang ekonomi di sektor ini semakin besar.
Dengan strategi berbasis sains, teknologi, dan hilirisasi, Airlangga optimistis target pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa tercapai dalam waktu yang ditentukan.
Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada kemampuan memanfaatkan sains dan teknologi secara strategis.
Kedua, Airlangga menekankan bahwa kolaborasi antara universitas, industri, dan pemerintah menjadi kunci transformasi ekonomi nasional.
Ketiga, hilirisasi pasir silika dianggap langkah penting untuk memperkuat industri energi terbarukan dan semikonduktor.
Keempat, pemerintah sudah menyiapkan dukungan berupa kebijakan fiskal, infrastruktur, dan regulasi untuk mendukung transformasi ekonomi.
Kelima, target pertumbuhan 8 persen akan lebih realistis jika semua elemen bangsa bersinergi mengembangkan sains, teknologi, dan hilirisasi industri.
Pertama, pemerintah perlu meningkatkan investasi riset dan pengembangan agar ekosistem inovasi semakin kuat.
Kedua, perguruan tinggi harus diarahkan untuk fokus pada riset yang relevan dengan kebutuhan industri.
Ketiga, sektor swasta diharapkan lebih agresif dalam mengembangkan teknologi dan memperluas hilirisasi.
Keempat, regulasi hilirisasi harus konsisten untuk menjamin nilai tambah dalam negeri.
Kelima, strategi jangka panjang berbasis sains dan teknologi harus disusun agar pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










