New York EKOIN.CO – Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana menggelar pertemuan multilateral dengan sejumlah pemimpin negara Arab-Muslim, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto, guna membahas strategi mengakhiri perang Gaza. Agenda penting ini akan berlangsung di sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-80 di New York pekan ini. Ikuti berita terbaru di WA Channel EKOIN.
Pertemuan tersebut dijadwalkan menghadirkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, pemimpin Qatar, Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Yordania, Turki, Pakistan, hingga Indonesia. Trump disebut akan memaparkan visinya mengenai penarikan militer Israel dari Gaza, rencana penempatan pasukan penjaga perdamaian regional, serta program pembangunan kembali wilayah yang rusak parah akibat perang.
Menurut laporan Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, Trump ingin melibatkan negara-negara kawasan dalam mengirimkan pasukan penjaga ketertiban pasca perang, sekaligus mendukung pembiayaan rekonstruksi Gaza. Dukungan Arab-Muslim dipandang menjadi kunci legitimasi politik agar proses perdamaian dapat berjalan efektif.
Trump Dorong Konsensus Perdamaian Gaza
Sumber diplomatik Israel dan Arab yang dikutip Channel 12 Israel dan Axios menyebutkan, keterlibatan negara Arab-Muslim dianggap penting untuk memperkuat posisi politik sekaligus kapasitas operasional di lapangan. Washington menilai, tanpa dukungan penuh dari kawasan, rencana perdamaian sulit terealisasi.
Selain itu, krisis Gaza tidak hanya dianggap sebagai konflik antara Israel dan Palestina, tetapi juga menyangkut stabilitas Timur Tengah secara keseluruhan. Potensi meluasnya eskalasi, termasuk migrasi massal, serangan lintas batas, hingga ancaman radikalisasi, menjadi pertimbangan utama AS.
Trump disebut ingin memastikan bahwa Amerika Serikat tetap berperan sebagai mediator utama. Sejak perang Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023, lebih dari 65.000 warga sipil dilaporkan tewas. Angka korban yang tinggi ini mendorong Washington untuk menegaskan keseriusannya mencari jalan keluar diplomatik.
Kehadiran Prabowo Subianto dalam forum tersebut juga dinilai strategis. Sebagai pemimpin negara Muslim terbesar, Indonesia dipandang mampu memberi bobot moral dan politik dalam mendukung tercapainya konsensus perdamaian Gaza.
Trump berharap, dengan adanya dukungan negara-negara kunci seperti Arab Saudi, UEA, Mesir, dan Indonesia, rekonstruksi Gaza dapat segera dilaksanakan tanpa hambatan politik yang berlarut-larut.
Hamas Tidak Dilibatkan dalam Rekonstruksi Gaza
Meski mendorong perdamaian, Trump menegaskan tidak akan memberi ruang bagi Hamas dalam proses transisi maupun pembangunan Gaza. Washington bersama sekutu utamanya, Israel, tetap menempatkan Hamas sebagai organisasi teroris yang dianggap bertanggung jawab atas serangan roket, penculikan, serta aksi kekerasan terhadap warga sipil Israel.
Alasan ini membuat AS menekankan bahwa rekonstruksi Gaza harus dipimpin pihak-pihak moderat yang bisa bekerja sama dengan komunitas internasional, seperti Otoritas Palestina (PA). Menurut Gedung Putih, langkah tersebut perlu agar perdamaian memiliki fondasi yang lebih stabil tanpa memberi legitimasi pada Hamas.
Sikap AS juga mencerminkan strategi politik globalnya. Dengan mengesampingkan Hamas, Washington berupaya menampilkan diri sebagai penengah yang objektif, meskipun tetap berpihak pada sekutu tradisionalnya di kawasan.
Kebijakan ini diyakini akan memunculkan dinamika baru di meja perundingan. Sejumlah negara Arab kemungkinan menyoroti pengecualian Hamas, sementara pihak lain mungkin mendukung pendekatan itu demi mempercepat rekonstruksi.
Trump ingin agar inisiatifnya kali ini menjadi titik balik dalam proses perdamaian, setelah puluhan ribu korban berjatuhan dan sebagian besar wilayah Gaza hancur.
Para pengamat menilai, rencana pertemuan di New York ini berpotensi menjadi salah satu momentum diplomatik terbesar sejak konflik Hamas-Israel meletus. Jika berhasil, langkah ini bisa membuka jalan menuju stabilitas regional yang lebih permanen.
Bagi Amerika Serikat, keberhasilan forum ini tidak hanya berarti kemajuan diplomasi di Timur Tengah, tetapi juga mempertegas citra Washington sebagai pusat negosiasi internasional.
Namun, tantangan tetap besar. Perbedaan pandangan antarnegara peserta, posisi Israel yang tetap sensitif, serta kompleksitas konflik Gaza akan menentukan arah hasil pembahasan.
Dengan melibatkan Prabowo dan para pemimpin Arab, Trump menaruh harapan besar agar konsensus perdamaian Gaza segera terwujud.
Pertemuan yang digagas Trump menandai upaya serius Washington untuk mendorong perdamaian Gaza. Dukungan negara Arab-Muslim menjadi penentu utama arah perundingan.
Kehadiran Prabowo Subianto memberi bobot politik tambahan yang memperkuat posisi diplomasi Indonesia di forum internasional.
Pengesampingan Hamas menegaskan garis kebijakan AS yang konsisten, meski dapat menimbulkan perdebatan di antara negara peserta.
Rencana penempatan pasukan penjaga perdamaian regional menunjukkan orientasi AS pada stabilitas jangka panjang kawasan.
Jika forum berhasil mencapai kesepakatan, maka rekonstruksi Gaza dapat segera dimulai dan memberi harapan baru bagi masyarakat yang terdampak perang. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










