JAKARTA, EKOIN.CO – Membeli mobil bekas sering dianggap solusi cerdas bagi mereka yang memiliki budget terbatas. Namun, tanpa riset mendalam, pilihan tersebut justru bisa menjadi bumerang finansial. Beberapa model mobil bekas yang terlihat murah di awal nyatanya menyimpan potensi biaya perawatan yang sangat tinggi.
Gabung WA Channel EKOIN
Bagi pembeli pemula, terutama dengan dana pas-pasan, kesalahan memilih mobil bekas dapat menguras tabungan. Mobil yang awalnya tampak menarik, bisa saja menjadi sumber pengeluaran tak terduga karena suku cadang sulit ditemukan dan biaya servis yang mahal.
Para pakar otomotif mengingatkan agar calon pembeli memahami karakteristik model tertentu sebelum memutuskan transaksi. Riwayat perawatan, kondisi mesin, dan ketersediaan komponen menjadi faktor krusial untuk menghindari kerugian.
Berdasarkan data pasar, terdapat tujuh model mobil bekas yang sebaiknya dihindari jika ingin menjaga stabilitas keuangan. Mobil-mobil ini bukan hanya mahal dalam perawatan, tapi juga memiliki masalah bawaan yang kerap muncul.
Chevrolet Captiva Diesel hingga Peugeot 408
Chevrolet Captiva Diesel produksi 2012–2015 menjadi salah satu yang perlu diwaspadai. Harga bekasnya kini mulai Rp85 jutaan, namun injektor, turbo, hingga ECU memiliki biaya perbaikan yang bisa mencapai belasan juta rupiah. Banyak bengkel umum menolak menangani karena desainnya berbeda dari mobil Jepang.
Peugeot 408 juga masuk daftar. Sedan Eropa ini dibanderol Rp60–70 jutaan, namun ketersediaan suku cadang di Indonesia sangat terbatas. Banyak komponen harus diimpor, seperti coil ignition seharga Rp1,5 juta per unit, serta kaki-kaki dan sistem elektronik yang rentan rusak.
Ford Fiesta, baik varian 1.6 maupun Ecoboost, menjadi pilihan menarik dari sisi desain dan harga di bawah Rp100 juta. Tetapi transmisi dual-clutch yang sensitif terhadap kondisi macet membuat biaya perbaikan membengkak hingga belasan juta rupiah.
Chevrolet Orlando pun tak kalah rumit. MPV tujuh penumpang ini kerap mengalami masalah sensor throttle, alternator, dan sistem pendingin. Biaya servisnya tergolong tinggi, terutama jika menggunakan suku cadang asli.
Hyundai Sonata hingga VW Golf
Hyundai Sonata menawarkan kenyamanan sedan besar dengan harga Rp90–100 jutaan. Namun, banyak komponennya harus diimpor, membuat waktu tunggu lama dan biaya tinggi. Kerusakan pada suspensi atau transmisi otomatis dapat menguras belasan juta rupiah.
Nissan X-Trail generasi T30 dan T31, meskipun dikenal gagah, memiliki kelemahan pada gearbox CVT. Jika rusak, biayanya bisa melampaui Rp10 juta. Selain itu, kaki-kakinya tergolong lemah dan harga part asli tidak murah.
VW Golf Mk5 dan Mk6, meski dikenal dengan handling mantap, terkenal mahal dalam biaya perawatan. Sistem transmisi DSG dan kelistrikan yang kompleks membuat perbaikan gearbox saja memerlukan dana belasan juta rupiah.
Membeli mobil bekas memang berpotensi menghemat budget, tetapi hanya jika perhitungan dilakukan matang. Harga murah di awal tidak menjamin efisiensi biaya jangka panjang.
Pakar otomotif menyarankan calon pembeli memeriksa riwayat servis secara detail. Dokumen perawatan yang lengkap membantu menilai apakah mobil tersebut layak dipilih atau sebaiknya dihindari.
Selain itu, survei bengkel dan pemasok suku cadang sebelum membeli dapat meminimalkan risiko pengeluaran tak terduga. Faktor ketersediaan komponen sering kali lebih menentukan dibanding harga beli awal.
Perhitungan total biaya kepemilikan harus mencakup kemungkinan perbaikan besar. Mobil dengan harga sedikit lebih tinggi namun mudah dirawat bisa lebih ekonomis dalam jangka panjang.
Kesalahan umum pembeli pemula adalah hanya terpikat pada tampilan luar. Padahal, masalah mekanis dan elektrikal dapat muncul meski bodi mobil masih terlihat prima.
Memahami reputasi model di pasaran membantu menghindari kekecewaan. Informasi ini bisa diperoleh dari forum otomotif, komunitas pengguna, atau ulasan teknis.
Dealer mobil bekas terpercaya biasanya menyediakan garansi terbatas untuk menambah rasa aman. Namun, tetap penting bagi pembeli untuk melakukan pengecekan independen.
Bagi mereka yang benar-benar mengandalkan kendaraan untuk aktivitas sehari-hari, memilih model dengan biaya perawatan terjangkau akan menjaga budget tetap terkendali.
mobil bekas bisa menjadi investasi tepat jika dipilih dengan cermat. Sebaliknya, tanpa persiapan, harga murah di awal dapat berujung pada pengeluaran besar.
Membeli mobil bekas seharusnya menjadi langkah strategis, bukan perjudian finansial. Informasi yang tepat menjadi kunci agar keputusan tidak berakhir merugikan.
Mengetahui daftar mobil dengan risiko tinggi membantu calon pembeli terhindar dari masalah. Inilah pentingnya literasi otomotif sebelum melakukan pembelian.
Memastikan kondisi kendaraan melalui inspeksi menyeluruh adalah investasi kecil yang bisa menghemat pengeluaran besar di masa depan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










