Jakarta EKOIN.CO – Presiden Prabowo Subianto menyinggung kasus korupsi yang menjerat mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer atau Noel, saat membuka APKASI Otonomi Expo 2025 pada Kamis (28/8). Dalam pidatonya, Prabowo mengaku malu atas penangkapan Noel oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menyebut kemungkinan Noel khilaf. Kata korupsi menjadi sorotan utama dalam pernyataan Prabowo tersebut.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Prabowo mengingatkan jajarannya untuk menjauhi praktik korupsi dengan menekankan pentingnya menjaga keluarga. “Saudara-saudara apa enggak ingat istri anaknya? Kalau tangannya diborgol pakai baju oranye apa tidak ingat anak istrinya?” ucapnya di hadapan peserta expo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyinggung ucapannya di Sidang Tahunan DPR/MPR, 15 Agustus lalu. Ia mengingatkan bahwa tidak ada anggota Gerindra yang akan dilindungi bila terjerat korupsi. “Saya katakan kalau ada anggota Gerindra melanggar, saya tidak akan lindungi, eh beberapa hari kemudian ada anggota Gerindra (ditangkap),” kata Prabowo.
Prabowo Tegaskan Sikap Antikorupsi
Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan komitmennya dalam membersihkan birokrasi dari praktik korupsi. Ia meminta semua pejabat kementerian dan lembaga untuk berbenah. “Bersihkan dirimu sebelum kau akan dibersihkan, dan kau akan dibersihkan, pasti,” tegasnya.
Prabowo mengaku sering ngeri dengan pernyataannya sendiri. Namun, ia tetap menekankan konsistensi sikap agar lembaga negara terbebas dari praktik korupsi. Baginya, ketegasan itu adalah peringatan sekaligus janji politik yang harus dijalankan.
Pernyataan itu menyusul ditetapkannya Noel sebagai tersangka kasus korupsi. Presiden juga langsung memberhentikan Noel dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan.
Kasus Korupsi Noel dan Jaringan KPK
KPK sebelumnya menetapkan 11 tersangka dalam kasus pemerasan yang berlangsung sejak 2019 hingga 2024. Total dana yang terkumpul diperkirakan mencapai Rp 81 miliar.
Dari jumlah tersebut, seorang ASN Kementerian Ketenagakerjaan, Irvian Bobby Mahendro, diduga menjadi penerima terbanyak dengan Rp 69 miliar. Dana itu dipakai untuk hiburan, pembelian mobil mewah, hingga setoran tunai.
Sementara Noel diduga menerima Rp 3 miliar serta motor Ducati Scrambler pada Desember 2024, dua bulan setelah dilantik sebagai Wamenaker. Meski begitu, Noel membantah dirinya terjerat kasus pemerasan.
Ia menegaskan tidak pernah terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK dan menyebut kasusnya bukan pemerasan. Dalam pernyataannya, Noel meminta maaf kepada sejumlah pihak dan berharap mendapat amnesti dari Presiden Prabowo.
Pernyataan Noel itu tidak mengurangi sorotan publik terhadap keterlibatannya. Dengan status tersangka yang telah disandangnya, posisinya di kabinet pun tidak dapat dipertahankan.
Kasus ini mempertegas sikap Prabowo dalam memberantas korupsi di jajaran pemerintahan. Ia mengingatkan pejabat negara agar tidak tergoda dengan praktik-praktik penyalahgunaan jabatan.
Komitmen itu sekaligus menjadi sinyal kepada seluruh kementerian dan lembaga bahwa era toleransi terhadap praktik korupsi sudah berakhir.
Kasus Noel menjadi momentum bagi Presiden Prabowo untuk menegaskan komitmen antikorupsi di pemerintahannya. Sikap tegasnya memperkuat pesan bahwa tidak ada ruang perlindungan bagi pejabat yang terjerat kasus.
Pesan moral kepada pejabat agar mengingat keluarga saat tergoda melakukan korupsi menjadi pengingat penting bagi birokrasi.
Kasus ini juga membuka mata publik bahwa praktik korupsi bisa melibatkan pejabat tinggi sekaligus ASN teknis di kementerian.
Penegasan Prabowo menjadi peringatan bahwa setiap pejabat harus membersihkan diri sebelum dibersihkan oleh hukum.
Dengan begitu, pemberantasan korupsi diharapkan tidak hanya berhenti pada penindakan, tetapi juga menjadi gerakan pembenahan di seluruh tubuh birokrasi negara. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










