EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
Beranda EKOBIS

Dana Rp 200 Triliun dan Risiko Likuiditas Bank

Kebijakan penempatan Rp 200 triliun menambah likuiditas, tetapi berisiko menekan profitabilitas bank jika kredit tidak tumbuh. Tanpa perbaikan permintaan, likuiditas baru berpotensi mengalir ke instrumen aman, bukan ke investasi produktif.

Akmal Solihannoer oleh Akmal Solihannoer
14 September 2025
dalam EKOBIS, KEUANGAN
0
A A
0
Dana Rp 200 Triliun dan Risiko Likuiditas Bank
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta EKOIN.CO – Penempatan dana Rp 200 triliun oleh pemerintah ke bank-bank Himbara memicu kekhawatiran bahwa langkah itu justru membebani profitabilitas perbankan, meski niatnya untuk menambah likuiditas.

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

Penempatan dana tersebut diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025 dan bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL). Pemerintah menempatkan sebagian SAL dalam bentuk deposito on call kepada bank-bank Himbara dengan bunga yang diumumkan setara 80,476 persen dari BI rate atau 4,02 persen.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai kondisi perbankan saat ini bukan kekurangan likuiditas namun kelebihan pasokan dana. Menurutnya, memasukkan dana berbunga tinggi pada situasi permintaan kredit yang lemah dapat menjadi beban bagi bank, bukan stimulus.

“Ini dana mahal. Bandingkan dengan giro on call yang berbunga nol persen, atau deposito berjangka yang hanya 2,5 persen sampai 3,5 persen. Alih-alih mendorong kredit, justru bisa menekan profitabilitas bank,” kata Wijayanto yang merupakan bagian dari Aliansi Ekonom Indonesia, Minggu (14/9/2025).

Berita Menarik Pilihan

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Wijayanto memperingatkan bahwa bila dunia usaha belum siap ekspansi, tambahan dana akan sulit terserap ke kredit produktif. Ia memperkirakan sebagian dana berisiko dipakai untuk refinancing kredit yang sudah ada atau diparkir ke instrumen aman seperti SRBI atau Surat Berharga Negara (SBN).

Penggunaan SAL untuk penempatan sebesar itu juga menimbulkan pertanyaan fiskal. Wijayanto mengingatkan bahwa SAL selama ini menjadi penyangga belanja APBN pada awal tahun; bila SAL tersisa relatif kecil, risiko shortfall penerimaan negara pada 2025–2026 dapat meningkat.

Risiko Likuiditas pada Profitabilitas Bank

Perbandingan bunga menjadi sorotan: bunga penempatan 4,02 persen relatif tinggi dibandingkan alternatif pasar seperti giro on call yang hampir nol persen atau deposito ritel 2,5–3,5 persen. Dalam praktiknya, bank yang menerima dana harus membayar bunga ke pemilik dana — pemerintah — sehingga margin bunga bersih dapat tertekan jika penyaluran kredit tidak menguat.

Di sisi operasional, jika bank memilih memakai dana itu untuk refinancing portofolio lama, efeknya bukan ekspansi kredit baru. Dana jadi berputar di dalam neraca tanpa mendorong kredit sektor riil, sementara beban bunga baru menekan laba bank ke depan.

Sinkronisasi Likuiditas dan Permintaan Kredit

Para ekonom menekankan bahwa solusi efektif bukan sekadar menambah likuiditas, melainkan memperbaiki permintaan — lewat kebijakan yang mengerek konsumsi dan iklim investasi. Bila permintaan riil tidak pulih, setiap tambahan likuiditas akan menghadapi kendala penyerapan dan akhirnya hanya mengubah struktur aset bank tanpa memberi banyak manfaat ekonomi.

Penempatan dana oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melalui KMK No. 276/2025 dipandang sebagai langkah administratif untuk memanfaatkan SAL. Namun para pengamat meminta agar pemerintah juga mengkaji mekanisme distribusi, besaran yang benar-benar dibutuhkan sektor perbankan, serta skema pengawasan untuk memastikan dana mendorong kredit produktif.

Untuk saat ini, risiko utama yang disorot adalah mismatch antara keberadaan dana dan rendahnya permintaan kredit. Jika bank lebih memilih instrumen aman ketimbang menyalurkan pinjaman baru, tujuan kebijakan fiskal itu untuk mendorong ekonomi riil akan sulit tercapai.

Secara ringkas, kebijakan penempatan Rp 200 triliun ke Himbara mengandung potensi menekan profitabilitas bank dan tidak otomatis memperbaiki kondisi sektor riil tanpa kebijakan pendukung yang menggenjot permintaan.

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

( * )


 

Tags: HimbaraKMK 276/2025kredit sektor riillikuiditasprofitabilitas bankSAL
Akmal Solihannoer

Akmal Solihannoer

Berita Terkait

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

oleh Agus DJ
14 Oktober 2025
0
72

Jakarta, EKOIN.CO - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menegaskan komitmen kuatnya dalam upaya membangun ekosistem Islam yang kokoh...

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

oleh Agus DJ
14 Desember 2025
0
59

Jakarta, EKOIN.CO - Tahun 2025 menjadi momen ketika emas seolah menjadi primadona investasi bagi masyarakat luas di Indonesia. Kenaikan signifikan...

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

oleh Akmal Solihannoer
14 Desember 2025
0
26

Jakarta,  EKOIN.CO — Pemerintah akhirnya memutuskan percepatan pencairan kompensasi BBM dan listrik yang selama ini menjadi polemik antara Kementerian Keuangan...

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

oleh Akmal Solihannoer
11 Oktober 2025
0
47

Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah memastikan utang pusat sebesar Rp 9.138,05 triliun per Juni 2025 masih dalam batas aman. Menteri Keuangan...

Rekomendasi Untuk Anda

Menuju WBK dan WBBM, Disdukcapil Bekasi Teken Komitmen Bersama

Menuju WBK dan WBBM, Disdukcapil Bekasi Teken Komitmen Bersama

26 Juni 2025
8
Ini Cara PT Freeport Rayakan HU ke-80 Indonesia

Ini Cara PT Freeport Rayakan HU ke-80 Indonesia

17 Agustus 2025
9
Haru Kepulangan Jemaah Nenek 107 Tahun: “Alhamdulillah Semua Bisa Dijalankan”

Haru Kepulangan Jemaah Nenek 107 Tahun: “Alhamdulillah Semua Bisa Dijalankan”

18 Juni 2025
6
Penajam Dorong Dana Desa untuk Perpustakaan

Penajam Dorong Dana Desa untuk Perpustakaan

8 Juni 2025
33
Ibrahimovic Unggah Foto Melukat di Gianyar Bali Buat Heboh Fansnya

Ibrahimovic Unggah Foto Melukat di Gianyar Bali Buat Heboh Fansnya

2 Agustus 2025
6

Berita Terpopuler

  • Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • “Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Gedung Bundar Baru Jampidsus, Perkuat Citra Tegas dan Modern

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ucapan Idul Adha Buat WA, Atas Nama Keluarga Tercinta

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
EKOIN.CO

EKOIN.CO - Media Ekonomi Nomor 1 di Indonesia

  • REDAKSI
  • IKLAN
  • MEDIA CYBER
  • PETA SITUS
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • PERSYARATAN LAYANAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi No. 1 di Indonesia
Developed by logeeka.id.

Go to mobile version